Breaking News:

Virus Corona

Gejala Berkepanjangan setelah Isolasi Mandiri, Long Covid Diduga karena Masalah Autoantibodi

Diperkirakan sepertiga pasien Covid-19 dewasa akan mengalami long Covid dengan gejala yang bertahan lebih dari empat minggu. 

Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Zoe COVID Study Symtom
Ilustrasi kelelahan. Zoe COVID Study Symtom mencatat jika kelelahan menjadi gejala umum pada pasien Covid-19 bahkan bisa terjadi pada long Covid. 

TRIBUNWOW.COM - Diperkirakan sepertiga pasien Covid-19 dewasa akan mengalami Long Covid dengan gejala yang bertahan lebih dari empat minggu. 

Hingga kini tidak ada yang secara pasti menjelaskan siapa yang paling berpotensi mengalami long Covid.

Para peneliti menduga berbagai gejala, mulai dari kelelahan hingga sesak napas hingga masalah jantung, bisa jadi akibat faktor genetik, pembekuan darah, atau bahkan partikel virus yang tertinggal di dalam tubuh.

Baca juga: Setelah Isolasi Mandiri, CDC Laporkan 1 dari 3 Orang Dewasa Alami Long Covid, Paling Banyak Wanita

Baca juga: Selain Aman Dikonsumsi saat Isolasi Mandiri, Kopi Disebut Berpotensi Cegah Covid-19 oleh Pakar UGM

Karena itu dianggap orang yang mengalami sakit parah lebih berpotensi mengalami long Covid. 

Melansir Quartz, sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal akses terbuka PLOS One menemukan penjelasan yang mungkin.

Mereka mengatakan jika antibodi yang bertahan setelah infeksi dibersihkan dapat menyebabkan sistem kekebalan menyerang tubuh secara keliru.

Hal itu berari jika long Covid dikatakan serupa dengan penyakit autoimun.

Penelitian yang dipimpin oleh John Arthur, seorang profesor nefrologi di Universitas Arkansas untuk Ilmu Kedokteran, bersama timnya menguji plasma darah dari 67 pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19, dan 13 pasien yang tidak pernah terinfeksi.

Di antara 67 pasien tersebut sebagian merupakan pasien yang dirawat di rumah sakit dan lainnya adalah pasien isolasi mandiri.

Sekitar 93% pasien rawat inap dan 81% pasien pemulihan dalam sampel mereka memiliki antibodi tertentu yang berkembang sekitar seminggu setelah infeksi awal, setelah antibodi lain telah bekerja untuk melawan penyakit.

Baca juga: Gejala Covid-19 Datang Bertahap saat Isolasi Mandiri, Ini Urutan yang Sering Terjadi Menurut Studi

Antibodi ini dikatakan melakukan sesuatu yang istimewa.

Mereka menghambat protein, enzim ACE2, yang mengatur reaksi sistem kekebalan terhadap infeksi.

Itu secara efektif membuat sistem kekebalan tubuh longgar dengan sendirinya, menimbulkan reaksi inflamasi seperti yang biasa terjadi pada penyakit autoimun.

Proses ini dapat menjelaskan jenis gejala yang dilaporkan oleh pasien yang menderita long Covid, dan khususnya kelelahan, yang paling umum.

Seperti diketahui jika gejala umum long Covid adalah kelelahan, batuk, insomnia, merasa sesak napas, dan kabut otak.

Kohort yang dites positif Covid tetapi tidak dirawat di rumah sakit, sebaliknya, tidak memiliki antibodi.

Ini menunjukkan bahwa antibodi mungkin bukan hasil dari kasus Covid-19 yang lebih ringan, yang akan konsisten dengan penelitian sebelumnya yang menghubungkan keberadaan antibodi serupa dengan infeksi parah.

Namun, para peneliti mencatat, kelompok pasien ini mungkin tidak memiliki antibodi karena peneliti mengambil sampel sebelum antibodi berkembang.

Penelitian mengidentifikasi hipotesis yang menjanjikan tentang bagaimana antibodi dapat menyebabkan Covid yang lama.

Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami mengapa beberapa pasien mengembangkan gejala Covid yang lama.

Arthur menduga beberapa pasien memiliki konsentrasi autoantibodi yang lebih tinggi, baik berdasarkan cara biologis mereka bereaksi terhadap infeksi atau karena mereka memiliki kasus Covid-19 yang lebih parah.

Semakin tinggi konsentrasinya, semakin lama kehadiran autoantibodi dalam sistem, semakin lama gejalanya.

Untuk menguji teori ini, Arthur dan timnya berencana untuk mengirimkan survei kepada orang-orang yang memiliki Covid-19 dan mengalami gejala jangka panjang.

Orang-orang yang terinfeksi tetapi tidak mengalami long Covid, dan ke kelompok kontrol.

Para peneliti kemudian akan menganalisis plasma responden untuk memeriksa apakah konsentrasi antibodi ACE2 yang lebih tinggi sejalan dengan laporan gejala long Covid dengan fokus khusus pada kelelahan.

Arthur mengatakan bahwa jika hubungan antara autoantibodi dan long Covid dikonfirmasi, itu akan menunjukkan bahwa gejalanya pada akhirnya akan hilang, karena antibodi tidak bertahan di tubuh kita.

Jika hipotesis timnya terbukti benar, langkah selanjutnya adalah mengembangkan perawatan yang mungkin menghentikan aksi kunci antibodi, yang akan mengurangi gejala melemahkan yang terkait dengan long Covid. (Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)

Baca Artikel Terkait Isolasi Mandiri Lainnya

Sumber: TribunWow.com
Tags:
isolasi mandiriLong CovidAutoantibodiCovid-19Sesak Napas
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved