Virus Corona
Waspada saat Isolasi Mandiri, Studi: 1 dari 5 Orang Pasien Covid-19 Bisa Alami Masalah Mental
Studi yang dipublikasi November lalu di jurnal The Lancet mengungkap jika sekitar 20 persen pasien Covid-19 mengalami masalah mental.
Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Atri Wahyu Mukti
“Mengingat kebaruan dan ruang lingkup pandemi, hanya ada sedikit atau tidak ada kerangka kerja, terutama selama masa hidup sebagian besar populasi, untuk bagaimana mengelola ancaman terhadap kesehatan, gaya hidup, dan perubahan sosial,” kata Jessica Stern. , PhD, seorang psikolog dan asisten profesor klinis di Departemen Psikiatri di NYU Langone Health.
Mereka yang dites positif juga harus mengisolasi, yang dapat berkontribusi pada kecemasan dan depresi.
Biasanya, pasien bisa mulai pulih ketika kembali berinteraksi dengan normal bersama kerabat dekatnya.
Namun, untuk sedikit orang yang menjadi sakit parah akibat Covid-19, itu mungkin akan menjadi faktor pemicu masalah mental yang lebih tinggi.
Selain infeksi Covid-19 itu sendiri, gejala berkepanjangan juga menjadi pemicu stres bagi sejumlah pasien.
Terutama mereka yang mengalami gejala presisten.
“Dalam kasus Covid, sebagian besar pasien tahu bahwa mereka harus menghindari penularan penyakit kepada orang lain dan karena itu tidak memiliki kenyamanan dan dukungan semacam itu.”
“Diagnosis dan perawatan Covid-19 lebih cenderung traumatis daripada kondisi medis lainnya karena potensi keparahan penyakit, kebaruan penyakit dan ketidakpastian terkait dalam perawatannya, dan isolasi yang terlibat.”
Baca juga: PN Jakarta Pusat Minta Jokowi Memperketat Regulasi soal Buruknya Kualitas Udara di Ibu Kota
Virus Bisa Mempengaruhi Otak
Kini, telah dikonfirmasi banyak studi jika infeksi Covid-19 bisa menyerang otak dengan berbagai cara.
Sejumlah laporan menunjukkan pasien Covid-19 sering mengalami komplikasi neurologis, seperti kebingungan, pusing, delirium, dan gangguan kognitif lainnya.
“Jika virus berdampak langsung pada sistem saraf pusat, ini dapat menyebabkan penyakit neurologis dan psikiatri yang signifikan,” ujarnya.
Ditambah lagi, gangguan sistem pernapasan dapat mengurangi suplai oksigen ke otak.
Selain itu, dikatakan jika ada korelasi kuat antara fungsi imunologis dan kesehatan mental.
Covid-19 dapat mengganggu ritme sirkadian seseorang, yang dapat mengganggu tidur mereka, menyebabkan insomnia, dan secara perlahan itu bisa berubah menjadi depresi, kecemasan, atau perubahan kognitif lainnya.