Terkini Internasional
Junta Myanmar Tahan 100 Kerabat Aktivis sebagai Sandera, Ada Anak-anak
Junta militer Myanmar dilaporkan menahan lebih dari 100 warga sipil anggota keluarga aktivis anti-junta termasuk anak-anak sebagai sandera.
Penulis: Alma Dyani Putri
Editor: Atri Wahyu Mukti
Begitu pula dengan kelompok etnis bersenjata yang diharapkan segera menyerang militer.
Sejak pemerintahan Myanmar diambil alih oleh militer yang dipimpin Min Aung Hlaing, negara itu menjadi kacau.
Baca juga: Myanmar Didesak Beberapa Negara Hentikan Kekerasan, Mulai dari Indonesia hingga Inggris
Baca juga: Junta Myanmar Setujui Usulan Gencatan Senjata ASEAN hingga Akhir Tahun
Pemerintahan Aung San Suu Kyi digulingkan pada 1 Februari lalu dan kudeta memicu protes yang ditanggapi militer dengan kekerasan.
AAPP mengungkapkan ada 1.049 kematian dan 7.904 orang ditangkap saat itu.
Kecaman atas kekerasan yang terjadi di Myanmar sudah dilontarkan oleh beberapa negara di dunia, termasuk Indonesia dan Inggris.
Indonesia menyatakan keamanan diperlukan agar pemberian bantuan kemanusiaan yang telah direncanakan ASEAN dapat berjalan, dikutip dari Reuters.
Sementara itu, Pete Vowles sebagai Duta Besar Inggris untuk Myanmar mengutuk kudeta militer penggulingan pemerintahan Aung San Suu Kyi sebagai tindakan brutal.
Pete Vowles mendesak semua pihak untuk bisa terlibat dalam dialog.
Upaya pendamaian dan penyelesaian konflik di Myanmar telah dilakukan oleh ASEAN melalui dialog dan juga pejatuhan sanksi oleh Inggris.
Perwakilan ASEAN untuk Myanmar, Erywan Yusof sempat menyatakan masih bernegosiasi dengan militer terkait syarat kunjungannya untuk bisa bertemu dengan Aung San Suu Kyi pada Oktober mendatang.
Baru-baru ini, junta juga telah bersedia melakukan gencatan senjata hingga akhir tahun agar bantuan kemanusiaan dapat didistribusikan dengan aman. (TribunWow.com/Alma Dyani P)
Berita terkait Myanmar lain