Virus Corona
Nutrisi Penting saat Isolasi Mandiri Covid-19, Kenali Bahaya Kekurangan Protein bagi Tubuh
Protein merupakan nutrisi penting yang perlu dicukupi saat isolasi mandiri karena berkaitan dengan pemulihan pasien Covid-19.
Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Protein merupakan nutrisi penting yang perlu dicukupi saat isolasi mandiri karena berkaitan dengan pemulihan pasien Covid-19.
Itu karena protein adalah bahan pembangun otot, kulit, enzim dan hormon, dan memainkan peran penting dalam semua jaringan tubuh.
Kekurangan asupan protein menyebabkan berbagai masalah kesehatan, terutama jika sedang dalam masa pemulihan yang membutuhkan zat pembangun tubuh.
Baca juga: Bantu Lawan Badai Sitokin, Konsumsi Omega-3 saat Isolasi Mandiri Covid-19 Juga Banyak Manfaat
Baca juga: Waspada saat Isolasi Mandiri, Kenali Beberapa Tanda Covid-19 Mulai Menyerang Jantung
Sebagian besar makanan mengandung beberapa protein.
Akibatnya, kekurangan protein yang parah sebenarnya jarang terjadi, meski beberapa orang mungkin masih berisiko.
Kemudian, yang menjadi perhatian adalah asupan protein yang rendah, karena dapat menyebabkan beberapa masalah pada tubuh terutama bagi orang yang sedang sakit atau pemulihan.
Dilansir dari Healthline, itu karena kekurangan protein juga dapat berdampak pada sistem kekebalan tubuh.
Gangguan fungsi kekebalan tubuh dapat meningkatkan risiko atau keparahan infeksi.
Bahkan gangguan fungsi kekebalan tidak hanya terjadi pada orang yang kekurangan protein, tetapi juga pada orang yang memiliki asupan protein yang rendah.
Baca juga: Bisa Jadi Masalah Kesehatan Serius Covid-19, Pahami Gejala Nyeri Dada saat Isolasi Mandisi
Berikut beberapa gejala kekurangan protein di dalam tubuh:
1. Masalah Kulit, Rambut dan Kuku
Kekurangan protein bisa membuat tanda pada kulit, rambut dan kuku.
Karena ketiga hal tersebut terbentuk dariprotein.
Misalnya, kekurangan protein pada anak-anak dibedakan dengan kulit terkelupas atau terbelah, kemerahan dan bercak kulit yang mengalami depigmentasi.
Penipisan rambut, warna rambut pudar, rambut rontok (alopecia) dan kuku rapuh juga merupakan gejala umum.
Namun, gejala-gejala ini tidak mungkin muncul kecuali dalam kondisi kekurangan protein yang parah.
2. Kehilangan Massa Otot
Otot adalah penampung protein terbesar di dalam tubuh.
Ketika asupan protein rendah, tubuh cenderung mengambil protein dari otot rangka untuk membangun jaringan yang lebih penting dan fungsi tubuh.
Akibatnya, kekurangan protein menyebabkan pengecilan otot dari waktu ke waktu.
Terlebih ketika mereka sedang sakit dan membutuhkan protein lebih untuk proses metabolisme.
Bahkan asupan protein sedang dapat menyebabkan pengecilan otot, terutama pada orang tua.
3. Risiko Patah Tulang Lebih Besar
Tulang memiliki risiko terpengaruh ketika tubuh kekurangan protein.
Tidak mengonsumsi cukup protein dapat melemahkan tulang dan meningkatkan risiko patah tulang.
Satu studi pada wanita pascamenopause menemukan bahwa asupan protein yang lebih tinggi dikaitkan dengan risiko patah tulang pinggul yang lebih rendah.
Asupan tertinggi dikaitkan dengan penurunan risiko sebesar 69 persen.
Dalam kajian ini yang disebut memberi manfaat adalah sumber protein hewani.
4. Pertumbuhan Anak Terhambat
Protein tidak hanya membantu menjaga massa otot dan tulang, tetapi juga penting untuk pertumbuhan tubuh.
Jadi, ketidakcukupan sangat berbahaya bagi anak-anak yang pertumbuhan tubuhnya membutuhkan pasokan yang stabil.
Studi observasional menunjukkan hubungan yang kuat antara asupan protein rendah dan gangguan pertumbuhan
5. Nafsu Makan dan Asupan Kalori Lebih Besar
Meskipun nafsu makan yang buruk adalah salah satu gejala dari kekurangan protein.
Ketika asupan protein tidak mencukupi, tubuh berusaha mengembalikan status protein dengan meningkatkan nafsu makan.
Ini memang kadang tidak terjadi, tetapi kebanyakan orang akan meningkatkan nafsu makannya terlebih untuk makanan gurih, yang cenderung tinggi protein. (Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)