Virus Corona
Benarkah Covid-19 Varian Delta Sebabkan Sakit Lebih Parah? Simak Hasil Studi Penelitian
Covid-19 varian Delta dikenal karena kemampuannya yang sangat menular dan kecepatannya menginfeksi banyak orang.
Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Covid-19 varian Delta dikenal karena kemampuannya yang sangat menular dan kecepatannya menginfeksi banyak orang.
Sebuah penelitian di Inggris yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet, mencoba mengungkap apakah varian tersebut juga menyebabkan sakit yang lebih parah.
Studi tersebut membandingkan varian Delta dengan varian Alpha yang keduanya menjadi dominan di Inggris.
Baca juga: Nutrisi Penting saat Isolasi Mandiri Covid-19, Kenali Bahaya Kekurangan Protein bagi Tubuh
Baca juga: Bantu Lawan Badai Sitokin, Konsumsi Omega-3 saat Isolasi Mandiri Covid-19 Juga Banyak Manfaat
Melansir dari Medical News Today pada Senin (6/9/2021), studi tersebut didasarkan pada keterangan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) tentang varian Delta.
CDC menyebut varian Delta lebih menular dan juga mengutip dua penelitian yang menunjukkan varian Delta dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah pada individu yang tidak divaksinasi.
Perbandingan kedua varian tersebut dinilai dari tingkat masuk rumah sakit pada varian Delta dan Alpha.
Para peneliti mengkonfirmasi varian menggunakan sekuensing seluruh genom.
Ini termasuk 8.682 individu dengan varian Delta dan 34.656 individu dengan varian Alpha.
Hasilnya, varian Delta memiliki risiko lebih besar sekitar 1,45 kali lebih tinggi untuk dirawat di rumah sakit dibanding varian Alpha.
Spesialis Epidemiologi dari Universitas Johns Hopkins, Dr. David W. Dowdy optimis ikut mengulas hasil penelitian tersebut.
Baca juga: Selain Vitamin, Protein juga Penting saat Isolasi Mandiri, Kenali Perannya untuk Pemulihan Covid-19
Dia mengatakan jika rawat inap pasien Covid-19 di Inggris sudah turun cukup drastis meski kasus Covid-19 masih tinggi.
Diyakini jika itu adalah hasil dari efektivitas vaksin yang terus berjalan di Inggris.
“Meskipun penelitian ini telah dilakukan dengan baik, penting juga untuk mengenali bahwa orang yang berisiko lebih tinggi dirawat di rumah sakit, sekarang lebih mungkin untuk divaksinasi," jelasnya.
"Sebagai hasilnya, meskipun varian Delta sekarang menyumbang sebagian besar kasus di Inggris dan banyak negara lain, pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit telah menurun secara substansial di Inggris."
“Jadi, efek apa pun dari varian Delta yang menyebabkan penyakit yang lebih serius, perlu dilawan oleh efek vaksinasi, pada tingkat populasi."
"Di Inggris, tingkat keparahan penyakit Covid-19 secara keseluruhan turun, bukan naik."
Dalam penelitian tersebut, kebanyakan peserta memang belum mendapatkan vaksinasi.
Tetapi mereka juga mencatat risiko masuk rumah sakit lebih rendah pada orang yang telah divaksin.
Mereka juga mencatat jika penelitian ini memiliki keterbatasan terutama pada pengelompokan pasien yang tidak terdata dengan baik.
Juga, para peneliti tidak memiliki data tentang komorbiditas dari peserta penelitian, dan ini cenderung berkontribusi pada risiko rawat inap.
Namun, mereka mencatat bahwa mereka secara tidak langsung memperhitungkan komorbiditas menggunakan kovariat terkait, termasuk usia, jenis kelamin, etnis, dan kekurangan lain pada pasien.
“Ini adalah studi penting dari Inggris, menetapkan bahwa varian Delta lebih cenderung mengarah ke rawat inap," kata Pakar Penyakit Menular Dr. Arturo Casadevall.
"Penting untuk mengetahui apakah kematian dengan varian Delta juga lebih tinggi dan apakah terapi yang ada sama efektifnya dengan varian ini.”
"Sepengetahuan kami, penelitian ini adalah penilaian risiko rawat inap terbesar untuk varian Delta menggunakan kasus yang dikonfirmasi oleh sekuensing seluruh genom, memberikan bukti dasar penting tentang peningkatan risiko dibandingkan dengan varian Alpha," ujarnya. (Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)
Baca Artikel Terkait Covid-19 Lainnya