Breaking News:

Terkini Nasional

Pegawai KPI Korban Pelecehan Titip Pesan ke Netizen: Istri, Anak, dan Keluarga Pelaku Tak Bersalah

Sikap netizen saat menanggapi kasus dugaan pelecehan seksual terhadap pegawai KPI akhirnya membuat korban memutuskan untuk buka suara.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
Facebook/KPI
Logo Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Terbaru, viral di media sosial curhatan seorang pria yang mengaku sebagai pegawai KPI Pusat menerima perundungan dan pelecehan dari rekan kerja sesama pria. 

TRIBUNWOW.COM - Seusai curhat di media sosial, kasus dugaan pelecehan seksual yang menimpa MS selaku pegawai Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) pusat, akhirnya mendapat atensi khusus dari instansi tempatnya bekerja hingga pihak kepolisian.

Tak ketinggalan netizen pun secara cepat bergerak melacak para pelaku yang identitasnya kemudian terbongkar ke publik.

Aksi perundungan pun terjadi yang dilakukan oleh para netizen terhadap pelaku yang akhirnya keluarga pelaku ikut terkena imbas.

Baca juga: Reza Indragiri Sebut Terduga Korban Pelecehan di KPI Pusat Bisa Alami Trauma Ganda, Ini Dampaknya

Baca juga: Bagian Sensitif Pegawai KPI Dicoret Rekan Kerja, Polisi: Para Terlapor Langsung Memegang Badan

Dikutip TribunWow.com dari Tribunnews.com, menanggapi kejadian ini, MS akhirnya buka suara meminta agar para netizen tidak membabi buta menanggapi kasus ini.

Hal itu diungkapkan langsung oleh MS melalui pernyataan tertulisnya.

"Benar, itu ditulis langsung oleh MS," kata anggota kuasa hukum MS, Muhammad Mu'alimin, Minggu (5/9/2021).

Mu'alimin menambahkan, MS tak mau keluarga pelaku ikut terkena imbas ulah para pelaku.

"MS kasihan kalau keluarga pelaku ikut jadi korban perundungan netizen," ucapnya.

"Istri, anak, dan keluarga pelaku tak bersalah. Menurut MS, mereka tak boleh dicaci. Sebab yang salah adalah 8 pelaku yang dia sebut di rilis yang viral," tukasnya.

Pakaian Dilucuti Paksa

Dikutip TribunWow.com dari TribunJakarta.com, curhatan korban viral yang berjudul 'Tolong Pak Jokowi, Saya Tak Kuat Dirundung dan Dilecehkan di KPI, Saya Trauma'.

Identitas kedelapan pelaku yang semuanya pria itu adalah RM alias O, TS, SG, RT, FP, EO, CL, dan TK.

Berikut kutipan isi curhatan yang ditulis oleh korban:

“Sepanjang 2012-2014, selama 2 tahun saya dibully dan dipaksa untuk membelikan makan bagi rekan kerja senior.

Mereka bersama sama mengintimidasi yang membuat saya tak berdaya.

Padahal kedudukan kami setara dan bukan tugas saya untuk melayani rekan kerja.

Tapi mereka secara bersama sama merendahkan dan menindas saya layaknya budak pesuruh" tulis MS.

Baca juga: Bertahun-tahun Dilecehkan Senior, Pegawai KPI sampai Minta Tolong Jokowi, Curhatannya Viral

MS mengaku dirinya sering menerima perundungan dan pelecehan oleh para rekan kerjanya.

Ia bercerita, kejadian paling parah adalah ketika dirinya ditelanjangi paksa lalu bagian sensitifnya difoto oleh pelaku.

"Semoga foto telanjang saya tidak disebar dan diperjualbelikan di situs online,” tulisnya.

Akibat perundungan dan pelecehan yang ia alami, korban mengaku trauma dan stres.

Namun dirinya menegaskan tidak bisa keluar dari pekerjaannya karena harus menafkahi anak dan istri.

MS juga berkeyakinan bahwa seharusnya pelaku yang keluar dihukum.

"Lagi pula, kenapa saya yang harus keluar dari KPI Pusat? Bukankah saya korban?

Bukankah harusnya para pelaku yang disanksi atau dipecat sebagai tanggung jawab atas perilakunya?

Saya BENAR, kenapa saya tak boleh mengatakan ini ke publik?" Pungkasnya.

MS mengaku awalnya ia sudah melapor ke Komnas HAM pada tahun 2017.

Kala itu Komnas HAM menyarankan agar MS melapor ke polisi.

Baru pada tahun 2019, MS melapor ke Polsek Gambir.

Namun saat itu pihak kepolisian justru menyarankan agar MS mengadu ke atasannya supaya permasalahan diselesaikan oleh internal kantor.

MS mengaku saat itu aduannya ke atasan berbuah hasil namun para pelaku hanya dipindahkan ke ruangan lain tanpa ada sanksi.

Takut kembali menjadi bahan perundungan dan pelecehan pada tahun 2020 MS mengaku kembali melapor ke polisi.

Tapi di kantor polisi, petugas tidak menganggap ceritanya sebagai sesuatu yang serius dan malah meminta nomor orang yang melecehkan sehingga polisi bisa menelepon mereka.

“Saya ingin penyelesaian hukum, makanya saya lapor polisi. Tapi kenapa laporan saya tidak di-BAP? Kenapa pelaku tak diperiksa?

Kenapa penderitaan saya diremehkan? Bukankah seorang pria juga mungkin jadi korban perundungan dan pelecehan seksual?

Saya tidak ingin mediasi atau penyelesaian kekeluargaan.

Saya takut jadi korban balas dendam mereka, terlebih kami berada dalam satu kantor yang membuat posisi saya rentan,” tulis MS.

Sementara itu Komisioner Komnas HAM RI, Beka Ulung Hapsara, pun mengonfirmasi bahwa MS pernah melapor ke Komnas HAM.

"Benar yang bersangkutan mengadu ke Komnas HAM via email sekira Agustus atau September 2017," kata Beka, saat dikonfirmasi Wartawan, Rabu (1/9/2021).

"Dari analisa aduan, korban disarankan untuk melapor ke polisi karena ada indikasi perbuatan pidana," lanjutnya. (TribunWow.com/Anung)

Baca artikel lain terkait

Artikel ini diolah dari Kompas.com dengan judul "KPI Bebas Tugaskan Terduga Pelaku Pelecehan Seksual" dan TribunJakarta.com dengan judul 8 Tahun Dibully dan Dilecehkan Rekan Kerja di KPI, Korban Trauma: Tolong Pak Jokowi, Saya Tak Kuat!, Korban Pelecehan Seksual Oknum Pegawai KPI Pusat Sempat Melapor ke Polsek Gambir serta Tribunnews.com dengan judul MS Minta Netizen Indonesia Berhenti Merundung Keluarga Para Terduga Pelaku Pelecehan di KPI

Sumber: TribunWow.com
Tags:
KPIKomisi Penyiaran Indonesia (KPI)PelecehanperundunganPelecehan SeksualNetizen
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved