Terkini Internasional
Terancam Punah, Habitat Komodo Rusak karena Perubahan Iklim dan Kenaikan Permukaan Air Laut
IUCN mengubah status komodo dari 'genting' menjadi 'terancam punah' dalam daftar merah hewan yang terancam punah karena perubahan iklim global.
Penulis: Alma Dyani Putri
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM – Komodo terancam punah karena naiknya permukaan air yang didorong oleh krisis iklim dunia dan membuat statusnya berubah dalam daftar merah terbaru International Union for Conservation of Nature (IUCN) pada Sabtu (4/9/2021).
Dilansir dari The Guardian, IUCN mengubah status komodo dari ‘genting’ menjadi ‘terancam bahaya (punah)’ di daftar merah hewan yang terancam punah ketika kongres konservasi dunia dilaksanakan di Marseille, Prancis, Sabtu (4/9/2021).
Kejadian itu adalah yang pertama kali dalam 20 tahun ini.

Baca juga: Viral Foto Komodo Adang Truk, Kemen PUPR: Pembangunan Tidak Merusak atau Mengganggu Habitat Komodo
Baca juga: Kata Kementerian LHK soal Viral Komodo Adang Truk: Tak Bisa Menggunakan Tenaga Manusia
IUCN merilis laporan tentang 138.374 spesies tanaman, hewan dan jamur yang lebih dari seperempatnya kini terancam punah.
Komodo adalah binatang bersisik endemik di beberapa pulau di Indonesia dan dikatakan sebagai kadal terbesar di dunia.
Komodo hidup di tepi hutan atau di sabana terbuka dan jarang berkeliaran di atas 700 meter di atas permukaan laut.
Meningkatnya suhu global dan permukaan laut dikatakan akan mengurangi habitat komodo setidaknya 30 persen selama 45 tahun ke depan.
Habitat Komodo juga semakin berkurang karena aktivitas manusia yang membuat populasinya kurang sehat secara genetik dan lebih rentan.
Di Kawasan Taman Nasional Komodo saja diperkirakan habitat komodo telah menyusut lebih dari 40 persen antara tahun 1970 hingga 2000.
Sementara taman nasional itu telah ditetapkan sebagai situs Warisan Dunia UNESCO bersama dengan Pulau Flores.
"Sementara (ini) subpopulasi di Taman Nasional Komodo saat ini stabil dan terlindungi dengan baik, (tetapi) komodo di luar kawasan lindung di Flores juga terancam oleh hilangnya habitat yang signifikan karena aktivitas manusia yang berkelanjutan," kata laporan itu, dikutip dari NPR.
“Karena tekanan manusia, hutan perlahan-lahan ditebang dan menghilang, sabana juga terkena kebakaran dan degradasi. Itulah mengapa hewan-hewan itu benar-benar (jumlahnya) berkurang,” kata Gerardo Garcia, kurator vertebrata dan invertebrata di Kebun Binatang Chester.
Baca juga: Hewan Peliharaan Diklaim Bisa Tertular Covid-19 dari Pemiliknya, Harus Isolasi Mandiri Juga?
Baca juga: Harimau Sumatera Positif Covid-19, Bagaimana Infeksi Virus Corona pada Hewan? Ini Penjelasan Ahli
Dari 138.374 spesies dalam daftar merah IUCN yang diperbarui, lebih dari 38.000 terancam punah.
Hiu dan ikan pari menghadapi ancaman besar.
Dari spesies hiu dan pari yang dilacak oleh IUCN, sekitar 37 persen di antaranya sekarang terancam punah.