Virus Corona
Studi Ungkap 1 dari 7 Anak Terdampak Long Covid hingga Lebih dari 3 Bulan setelah Isoman Covid-19
1 dari 7 anak mengalami long Covid hingga 15 minggu setelah mereka selesai isolasi mandiri atau sembuh dari Covid-19.
Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Sebuah studi terbaru di Inggris mengungkap jika satu dari tujuh anak mengalami long Covid hingga 15 minggu setelah mereka selesai isolasi mandiri atau sembuh dari Covid-19.
Hal itu dikatakan lebih rendah dibanding dengan dugaan risiko terjadinya long Covid pada anak-anak.
Dilansir dari The Guardian, dijelaskan jika analisis yang dipimpin oleh peneliti University College London dan Public Health England.
Baca juga: Waspada saat Isolasi Mandiri, Covid-19 Bisa Picu Masalah Ginjal meski pada Pasien Tanpa Gejala
Baca juga: Bisa Dicoba saat Isolasi Mandiri Covid-19, Ini Tips Mengajarkan Anak Terbiasa Konsumsi Makanan Sehat
Mereka melakukan survei pada hampir 7 ribu anak berusia 11 hingga 17 tahun yang menjalani tes PCR antara Januari dan Maret 2021.
Dari jumlah tersebut, 3.065 dinyatakan positif dan 3.739 dinyatakan negatif yang merupakan kelompok kontrol.
Banyak anak di kedua kelompok melaporkan setidaknya satu gejala yang terkait dengan Covid-19.
Dalam survei tersebut juga diketahui jika rata-rata mengalami 15 minggu setelah tes mereka.
Sekitar 30 persen dari mereka dalam kelompok positif melaporkan memiliki setidaknya tiga atau lebih gejala setelah waktu itu.
Sedangkan pada kelompok negatif terdapat 16 persen yang menyatakan mengalami tiga gejala atau lebih.
Perbedaan antara kedua kelompok menunjukkan gejala sekitar satu dari tujuh anak dalam kelompok positif dapat dikaitkan dengan Covid.
Baca juga: Bantu Jaga Sistem Imun saat Isoman Covid-19, 6 Herbal Ini Juga Punya Khasiat Sehatkan Jantung
Gejala yang paling umum termasuk kelelahan yang tidak biasa dan sakit kepala.
"Perbedaan antara kelompok positif dan negatif lebih besar jika kita melihat beberapa gejala, dengan mereka yang memiliki tes positif dua kali, lebih mungkin melaporkan tiga atau lebih gejala 15 minggu kemudian," kata penulis utama studi tersebut.
Jika digeneralisasi di luar data yang ada ke semua orang dalam kelompok usia 11-17 yang dites positif antara September dan Maret di Inggris angkanya bisa cukup besar.
Angka akan menunjukkan bahwa 32 ribu orang muda mungkin memiliki tiga atau lebih gejala yang terkait dengan infeksi Covid-19 setelah 15 minggu.
Para peneliti tidak menemukan perbedaan dalam kesehatan mental dan skor kesejahteraan antara anak-anak yang dites positif atau negatif.
Namun, empat dari 10 peserta terlepas dari apakah mereka dites positif atau negatif mengatakan mereka khawatir, sedih atau tidak bahagia, yang mungkin mencerminkan kecemasan umum seputar pandemi.
Temuan tersebut mirip dengan laporan Kantor Statistik Nasional Inggris (ONS), yang mencerminkan perkiraan pasien long Covid.
Angka ONS menunjukkan bahwa sekitar 31 ribu orang dalam kelompok usia 11-17 telah mengalami long Covid.
Ini menjadi salah satu alasan jika hasil studi tersebut bisa menjadi pertimbangan.
Meski studi ini banyak dikritik karena mengambil sampel anak-anak yang baru dites Covid-19 bukan melalui pasien Covid-19 yang sudah terdata.
Selain itu, kelompok kontrol yang bukan pasien Covid-19 juga dinilai tidak ada hubungannya.
Dalam penelitian tersebut juga ditegaskan hasil tersebut tidak berhubungan dengan varian Delta yang baru mendominasi di Inggris pada bulan Mei.
Untuk diketahui, data menunjukkan jika Covid-19 varian Delta jauh lebih menular dan mampu menyebabkan penyakit yang lebih serius daripada varian sebelumnya.
Terutama pada populasi dewasa yang tidak divaksinasi.
Dr Deepti Gurdasani, seorang ahli epidemiologi klinis di Queen Mary University of London, mencatat bahwa pada puncak Covid-19 di Inggris pada bulan Juli, sekitar 14 ribu anak terinfeksi per hari.
“Satu dari tujuh berarti sekitar 2 ribumengembangkan gejala persisten selama 15 minggu setiap hari,” kata Gurdasani.
Ini juga menjadi kekhawatiran karena di Inggris anak dengan usia di atas 12 tahun tidak menjadi prioritas vaksin Covid-19.
Sebelumnya, Komite Bersama untuk Vaksinasi dan Imunisasi (JCVI) telah merekomendasikan bahwa anak-anak di atas 12 tahun di Inggris mendapatkan vaksinasi hanya jika mereka secara klinis sangat rentan atau tinggal dengan seseorang yang berisiko.
Dr Liz Whittaker, salah satu penulis studi dan dosen klinis senior di penyakit menular pediatrik dan imunologi di Imperial College menyebut jika sulit untuk menjadikan anak-anak sebagai protitas vaksin.
Tidak masuknya anak-anak ke dalam faktor risiko disebut menjadi salah satu alasannya.
“Sebagian besar anak muda yang kami lihat menunjukkan gejala, tetapi gejalanya sangat ringan. Covid panjang pada orang muda bukanlah sesuatu yang mengikuti penyakit parah. Vaksinasi mencegah penyakit parah.” (Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)
Baca Artikel Terkait Covid-19 Lainnya