Kabar Ibu Kota
Sebut Interpelasi Formula E Berindikasi Jegal Anies Baswedan, Rocky Gerung: Interupsi Elektabilitas
Pengamat politik Rocky Gerung menilai ada agenda lain di balik pengajuan hak interpelasi terhadap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Pengamat politik Rocky Gerung menilai ada agenda lain di balik pengajuan hak interpelasi terhadap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait Formula E.
Menurut Rocky, pengajuan oleh Fraksi PDI Perjuangan dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) berkaitan dengan elektabilitas Anies.
Ia menyebut bahwa upaya ini merupakan usaha untuk menurunkan pamor Anies di Pilpres 2024.

Baca juga: Seusai Dengar Pidato Jokowi, Anies Kenang Pahlawan Lewat Buku: Mereka Terbiasa Debat Bahkan Kritik
Baca juga: Anies Baswedan Segera Dipanggil KPK terkait Kasus Tanah, Begini Kata Firli hingga Wagub Riza Patria
Dilansir kanal Youtube Rocky Gerung Official, Minggu (29/8/2021), `Rocky menyoroti kebijakan Formula E yang menjadi objek interpelasi.
Ia menyebut keinginan tegas Anies untuk menggelar perhelatan tersebut digunakan sebagai celah oleh lawan politik.
Pasalnya, Anies mendapat relatif banyak dukungan untuk maju dalam Pilpres.
Sementara itu, calon dari PSI dan PDIP justru tak terdengar suaranya dalam survei.
"Yang diinterpelasi bukan soal kebijakan Formula E, tapi potensi Anies Baswedan untuk menjadi presiden," kata Rocky.
"Karena survei-survei menempatkan Anies nomer satu, nomer dua, nomer tiga di situ saja."
"Sementara calon PSI dan PDIP itu di bawah semua."
Rocky menuding cara tersebut digunakan untuk menggiring opini masyarakat.
Sehingga, elektabilitas Anies dalam Pilpres 2024 akan menurun.
"Ini harus dibaca lebih jauh lagi, interpelasi dalam upaya menginterupsi elektabilitas Anies Baswedan," ujar Rocky.
"Kan kalau jadi heboh, orang menganggap, 'Wah itu Anies ada problem', maka elektabilitasnya turun."
Rocky mengaku menyayangkan arah politik PSI dewasa ini.
Ia justru menuding ada pesanan oligarki di balik pengajuan hak interpelasi terhadap Anies.
"Kalau PSI itu partai yang betul-betul beternak pikiran, maka orang akan kasih, 'Iya, itu interpelasi karena ada urgensi untuk menegakkan demokrasi'," beber Rocky.
"Ini interpelasi karena ada urgensi untuk menjegal Anies, artinya jadi begitu."
Diketahui, Anies kukuh masih tetap akan menggelar ajang balap Formula E di tahun 2022.
Keputusan ini dipertanyakan oleh partai PDIP dan PSI yang kemudian berencana mengajukan hak interpelasi pada DPRD.
Sehingga, ketetapan tersebut bisa dipertanyakan oleh legislatif dan diputuskan melalui intervensi apakah masih akan digelar atau dibatalkan.
Baca juga: Kampung Susun Akuarium Diresmikan: Dulu Digusur Ahok, Kini Dibangun Kembali oleh Anies Baswedan
Baca juga: Gerindra Sambangi Kantor PDIP, M Qodari: Tanda-tanda Peluang Terwujudnya Jokowi-Prabowo 2024
Lihat tayangan selengkapnya dari menit ke- 02.24:
Keinginan Anies Baswedan Maju Pilpres 2024
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan buka suara soal keinginannya maju di Pilpres 2024.
Dilansir TribunWow.com, hal itu diungkap dalam siaran langsung akun Instagram pribadi Anies, @aniesbaswedan.
Dalam siaran langsung itu, sang pembawa acara membacakan sejumlah pertanyaan netizen.
Satu di antaranya yakni pertanyaan soal keinginan Anies maju sebagai calon presiden di Pilpres 2024.
“Pak Anies, ada yang bilang calon presiden ini. Pertanyaan terakhir, mau jadi calon presiden pak? Karena banyak comment yang masuk bilang calon presiden nih pak,” tanya sang pembawa acara, dikutip dari TribunJakarta.com, Jumat (12/8/2021).
“Loh kita kan lagi ngomongin pandemi,” sahut Anies tersenyum.
Namun, Anies terus didesak untuk menanggapi pertanyaan tersebut.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu kemudian mengaku ingin menyelesaikan pandemi terlebih dahulu sebelum memikirkan soal Pilpres 2024.
“Pokoknya sekarang yang penting kita ngurusin pandemi, warga selamat, orangnya sehat," katanya.
"Jadi tuntaskan dulu amanat ini, bereskan pandemi."
Saat terus dicecar soal keinginannya maju di Pilpres 2024, Anies terus melontarkan jawaban yang sama.
Namun, ia tak secara gamblang menolak menjadi presiden selanjutnya.
“Memang saya ada rencana untuk menuntaskan penanganan pandemi di Jakarta. Itu dulu rencana yang ada, itu dulu yang dituntaskan." (TribunWow.com)