Breaking News:

Virus Corona

Pendapat Pakar soal Penyebab Rinfeksi Covid-19 yang Bisa Buat Pasien Isolasi Mandiri Dua Kali

Pasien Covid-19 yang telah sembuh telah terbukti bisa mengalami positif yang kedua kalinya atau reinfeksi Covid-19. 

Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S
Ilustrasi Covid-19 - Pasien Covid-19 yang telah sembuh telah terbukti bisa mengalami positif yang kedua kalinya atau reinfeksi Covid-19.  

TRIBUNWOW.COM - Pasien Covid-19 yang telah sembuh telah terbukti bisa mengalami positif yang kedua kalinya atau reinfeksi Covid-19

Spesialis penyakit menular pediatrik Frank Esper, MD, menjelaskan berbagai kemungkinan penyintas Covid-19 mengalami reinfeksi. 

“Kami melihat lebih banyak infeksi ulang sekarang daripada selama tahun pertama pandemi, yang tidak selalu mengejutkan,” kata Dr. Esper, dikutip dari situs Cleveland Clinic.

Baca juga: Lama Duduk Bisa Bahaya bagi Kesehatan, Ini Aktivitas Fisik yang Bisa Dilakukan saat Isoman Covid-19

Baca juga: Bisa Bikin Mudah Lupa dan Sulit Fokus saat Isoman, Ini 6 Penyebab Kabut Otak Selain Infeksi Covid-19

Meski begitu, menurut data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amnerika Serikat (CDC) kasus infeksi ulang Covid-19 tetap jarang tetapi mungkin terjadi.

Namun dengan statistik dan kebijakan yang berubah begitu cepat dan sering di berbagai negara, status langka itu juga bisa berubah.

Dia juga menjelaskan berbagai kemungkinan terjadinya reinfeksi Covid-19.

1. Kekebalan Menurun

Dia menjelaskan di tahun kedua pandemi Covid-19 telah banyak orang yang sembuh dari covid-19.

“Pada titik ini, banyak dari infeksi itu terjadi berbulan-bulan atau bahkan setahun yang lalu dan kekebalan dari infeksi awal itu mulai berkurang seiring waktu,” kata Dr. Esper.

Bukan hanya kekebalan antibodi pada penyintas vaksin yang berkurang. 

Bagi orang Amerika yang divaksinasi pada awal musim dingin lalu, kekebalan mungkin mulai berkurang saat tanda satu tahun mendekat.

2. Protokol Kesehatan Berkurang

Baca juga: WHO Sampaikan Poin Penting dalam Merawat Keluarga dengan Covid-19 yang Isolasi Mandiri di Rumah

Hal kedua yang menjadi penyebab reinfeksi adalah protokol kesehatan yang berkurang seiring waktu.

Saat perjalanan dan acara besar kembali, hilanglah hari-hari kewaspadaan massal seputar tindakan pencegahan keamanan seperti masker, cuci tangan, dan jarak sosial.

Hal yang dianggap klasik seperti itu sebenarnya telah dinyatakan efektif untuk mencegah virus.

3. Adanya Varian Baru

Varian Covid-19 yang sekarang menyerang seluruh dunia disebut  jauh lebih menular daripada gelombang pertama Covid-19.

“Varian ini mampu mengatasi beberapa kekebalan yang telah dikembangkan orang melalui vaksinasi atau infeksi sebelumnya,” jelas Dr. Esper.

“Jika hal-hal itu digabung, tidak terlalu mengejutkan jika melihat semakin banyak orang terinfeksi untuk kedua kalinya.”

Meski begitu, dia menyebut belum tentu varian baru yang menjadi seseorang mengalami reinfeksi. 

Dr. Esper mengatakan virus Covid-19 tidak bermutasi sebanyak virus yang menyebabkan flu.

Virus Influenza disebut telah mengubah hampir segalanya tentang penampilannya dari satu tahun ke tahun berikutnya.

Sebaliknya, penularan Covid-19 yang membuatnya sangat menular.

"Penularan varian ini, termasuk kemampuannya untuk menghindari sistem kekebalan dan mencegah kekebalan jangka panjang bagi orang-orang yang terinfeksi adalah salah satu alasan mengapa ia dapat bertahan dan kembali," jelasnya.

Vaksinasi dan Reinfeksi Covid-19

Dua tahun pandemi telah membuktikan bahwa tidak ada orang yang benar-benar aman dari Covid-19.

Mereka yang divaksinasi dan tidak divaksinasi, mereka yang sudah memiliki antibodi dan mereka yang belum.

Dalam nada yang sama, siapa pun bisa mendapatkan reinfeksi Covid-19.

“Penting untuk dicatat bahwa kami masih belajar banyak tentang infeksi ulang dan siapa yang berisiko terkena infeksi ulang tersebut,” kata Dr. Esper.

Tetapi dokter tahu bahwa beberapa orang berisiko lebih tinggi terinfeksi ulang Covid-19 daripada yang lain.

Bahkan seseorang yang sudah divaksin masih memiliki kemungkinan reinfeksi Covid-19.

“Ada peluang yang sangat, sangat kecil,” kata Dr. Esper.

Data menunjukkan bahwa kurang dari 0,005% orang Amerika yang divaksinasi penuh terinfeksi Covid-19 yang mengakibatkan rawat inap atau kematian.

Selain itu, penyintas Covid-18 juga mungkin bahkan lebih kecil kemungkinannya untuk terinfeksi ulang.

“Virus ini dapat mengatasi kekebalan inang seseorang dan menyebabkan infeksi kedua,” kata Dr. Esper.

“Laporan menunjukkan bahwa vaksinasi memberikan perlindungan lebih lama daripada infeksi alami.”

Dia merujuk sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa orang yang tidak divaksinasi 2,34 kali lebih mungkin mengalami reinfeksi Covid-19 dibanding yang sudah mendapat vaksinasi penuh.

Untuk itu dia mendorong pentingnya divaksinasi, bahkan pada penyintas Covid-19.

“Hampir semua kasus yang kita lihat saat ini adalah orang yang belum divaksinasi,” katanya. (Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)

Baca Artikel Terkait Isolasi Mandiri Lainnya

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Covid-19isolasi mandiriVaksinVirus Corona
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved