Breaking News:

Terkini Nasional

Anggap Alokasi Anggaran Negara Tidak Relevan, AHY: Manusia yang Mati Tidak Bisa Dihidupkan Kembali

AHY menyinggung soal alokasi anggaran infrastruktur yang masih lebih tinggi dari anggaran kesehatan selama pandemi Covid-19.

Penulis: Rilo Pambudi
Editor: Lailatun Niqmah
YouTube Agus Yudhoyono
AHY dalam pidato kebangsaan pada acara HUT ke 50 Centre for Strategic and International Studies atai CSIS, Senin (23/08/2021). AHY mengkritisi alokasi anggaran infrastruktur yang masih lebih tinggi dari anggaran kesehatan. 

TRIBUNWOW.COM - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhyono (AHY) menegaskan akan terus konsisten memberikan masukan terhadap pemerintah.

Utamanya terkait setiap kebijakan pemerintah dalam menganggarkan keuangan negara.

Hal itu disampaikan AHY dalam pidato kebangsaan pada acara HUT ke 50 Centre for Strategic and International Studies atau CSIS, Senin (23/08/2021).

Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam konferensi pers, Rabu (31/3/2021). AHY menyambut gembira pemerintah menolak hasil Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Deliserdang, Sumatera Utara.
Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam konferensi pers, Rabu (31/3/2021). AHY menyambut gembira pemerintah menolak hasil Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Deliserdang, Sumatera Utara. (Youtube Tribunnews.com)

Baca juga: Merasa Partai Demokrat Sering Dianggap Tidak Merah Putih, AHY Curhat Kekecewaannya: Menyakitkan

"Kami tidak segan memberikan apresiasi, termasuk dukungan penuh terhadap kebijakan yang tepat sasaran dan berpihak pada rakyat," ujar AHY dikutip TribunWow.com dari YouTube Agus Yudhoyono, Selasa (24/8/2021).

"Tapi, kami juga akan bersuara lantang menyampaikan kritik terhadap hal-hal yang tidak tepat apalagi menyimpan bom waktu."

AHY menegaskan bahwa sejak awal partainya sudah mengingatkan terkait penanganan pandemi.

Terutama terkait prioritas pemerintah dalam menangani masalah kesehatan dan ekonomi sekaligus.

"Negara tidak boleh gagal fokus antara api dan asap. Dalam hal ini pandemi Covid-19 adalah apinya, sedangkan tekanan ekonomi adalah asapnya."

"Jangan kita habis-habisan menghilangkan asapnya sedangkan apinya gagal dipadamkan," tegas AHY.

Baca juga: Persoalkan Cat Baru Pesawat Kepresidenan RI, Demokrat: Bukan Fokus Pandemi, Ini yang Ketahuan Saja

Baca juga: Minta Kebijakan Fasilitas Isoman Anggota DPR Ditinjau Ulang, Politisi Demokrat: Tidak Harus Hotel

Putra Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono itu mengklaim bahwa apa yang dikhawatirkannya sejak awal pandemi kini menjadi nyata.

Ia mengkritisi bahwa kepentingan keselamatan masyarakat dari virus mestinya menjadi fokus utama.

"Selama ada api, selalu ada asap. Pada akhirnya tidak ada yang lebih berharga dari nyawa manusia," ujar AHY.

"Ekonomi bisa dipulihkan secara bertahap, tapi manusia yang mati tidak bisa dihidupkan kembali."

"Ternyata apa yang kami ingatkan satu setengah tahun lalu itu terbukti menjadi nyata, prediksi kami menjadi fakta," tambahnya.

Suami Annisa Pohan itu menyayangkan alokasi anggaran yang dianggap tidak relevan.

Pasalnya, anggaran infrastruktur masih jauh lebih besar dibanding anggaran kesehatan.

Dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2021, pemerintah menggelontorkan Rp417,4 triliun untuk pembangunan infrastruktur.

Sementara anggaran kesehatan hanya Rp326,4 trilliun.

"Misal struktur belanja pemerintah dalam pembangunan infrastruktur, ternyata masih lebih tinggi dibandingkan alokasi anggran kesehatan."

"Tang harusnya menjadi prioritas nomor satu adalah meningkatkan kapasitas rumah sakit, beserta segala fasilitas pendukungnya, memperkuat kapasitas tenaga kesehatan, serta menambah pasokan vaksin dan mempercepat distribusinya," ujar putra sulung SBY.

Baca juga: Dituding Jadi Provokator Rencana Demo Jokowi End Game, Demokrat: Yang Menghebohkan Justru Mereka

Simak videonya mulai menit ke 11.25:

Kecewa Demokrat Dianggap Pengganggu

Dalam kesempatan yang sama, AHY mengungkapkan rasa kecewanya karena sering dianggap berseberangan dengan pemerintah terkait kepentingan bangsa.

Dalam pidato panjangnya, AHY mengkritisi nyaris seluruh aspek yang terkait kenegaraan.

Tak hanya dari segi kebijakan pemerintah saat ini, AHY bahkan menyinggung soal cita-cita bangsa ke depan.

Putra Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu dengan lantang menyatakan bahwa sikap kritis Partai Demokrat semata-mata ingin pemerintahan saat ini sukses.

"Segenting apa pun keadaan, tata kelola pemerintahan yang akuntabel serta mekanisme checks and balances harus tetap dijalankan," kata AHY dikutip TribunWow.com dari YouTube Agus Yudhoyono, Selasa (24/8/2021).

"Bagi kami sikap dan posisi kritis seperti itu adalah sesuatu yang fundamental, alasan kami sederhana dan hanya satu, yaitu Partai Demokrat ingin pemerintah sukses."

"Karena jika pemerintah sukses maka negara dan rakyat kita akan selamat" ucap AHY.

Baca juga: Demokrat Ungkap Kondisi Terbaru Istri AHY, Annisa Pohan yang Positif Covid-19: Mohon Doa

Namun, AHY seolah merasa kecewa karena niat baik seperti itu sering kali disalahartikan.

Ia merasa tak jarang Partai Demokrat dianggap sebagai pengganggu saat berseberangan paham dengan pemerintah.

"Sayangnya niat baik seperti itu sering kali disalah artikan," tutur AHY.

"Pandangan dan masukan kritis dianggap sebagai bentuk serangan atau gangguan atau kepentingan politik tertentu." lanjutnya.

Tak sampai di situ, AHY juga mengaku mengalami hal yang lebih menyakitkan.

Pasalnya, ia merasakan bahwa masukan dan pandangan yang berbeda dianggap sebagai bentuk perlawanan, bahkan dianggap tidak 'Merah Putih'.

"Lebih menyakitkan, jika setiap masukan dan pandangan yang berbeda dianggap sebagai bentuk perlawanan, tidak merah putih," ujar AHY.

"Menurut kami, yang 'tidak Merah Putih' adalah mereka yang hanya berdiam diri ketika tahu ada yang keliru di negeri ini atau mereka yang hanya berdiam diri menunggu pemimpinnya berbuat salah dan negaranya gagal," tegasnya. (TribunWow.com/Rilo)

Baca artikel lain terkait

Sumber: TribunWow.com
Tags:
AHYPartai DemokratAgus Harimurti Yudhoyono (AHY)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved