Virus Corona
Ahli Peringatkan Kemungkinan Adanya Virus Baru Covid-22, Lebih Berbahaya dan Berisiko dari Delta
Prof. Dr, Sai Reddy, memperingatkan akan adanya varian baru yang dikatakan lebih berbahaya dibanding varian Delta dari Covid-19.
Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Pakar Imunologi yang berbasis di Zurich, Swiss, Prof. Dr, Sai Reddy, memperingatkan akan adanya varian baru yang dikatakan lebih berbahaya dibanding varian Delta dari Covid-19.
Varian yang dinamakan Covid-22 ini dikatakan merupakan gabungan antara varian-varian yang selama ini sudah ada.
Seperti Delta (India), Beta (Afrika Selatan) dan Gamma (Brasil) akan bergabung untuk membuat strain.
Baca juga: Hilangnya Indra Perasa pada Pasien Covid-19, Coba Lakukan Hal Berikut ketika Isolasi Mandiri
Baca juga: Dianjurkan Dicukupi saat Isolasi Mandiri Covid-19, Kenali Fungsi Protein bagi Kesehatan Tubuh
“Covid-22 bisa lebih buruk dari apa yang kita saksikan sekarang," ujarnya seperti dikutip The Sun, Senin (23/8/2021).
“Jika varian seperti itu muncul, kita harus mengenalinya sedini mungkin dan produsen vaksin harus mengadaptasi vaksin dengan cepat."
“Kemunculan varian baru ini risikonya besar. Kita harus bersiap menghadapinya.”
Hingga kini, diantara varian yang telah muncul dan dikenal, varian Delta masih menjadi strain yang paling mengerikan karena kemampuannya untuk menular dengan cepat.
Tetapi ia tidak memiliki apa yang disebutnya 'mutasi pelarian', yang bisa membantunya menghindari sistem kekebalan.
Hal itu dikatakan dimiliki oleh beberapa varian seperti Beta, yang mengakibatkan vaksin menjadi kurang efektif, dan mungkin perlu diubah untuk melindungi populasi.
Yang membuatnya khawatir adalah kombinasi antara kemampuan menular dan kekebalan yang dimiliki virus.
Baca juga: 4 Herbal Indonesia yang Populer di Masa Pandemi Covid-19, Bisa Tingkatkan Imun saat Isolasi Mandiri
“Ini adalah fase pandemi berikutnya ketika Beta atau Gamma menjadi lebih menular atau Delta mengembangkan mutasi pelarian. Itu akan menjadi masalah besar untuk tahun mendatang.”
Sayangnya keyakinan bahwa virus akan bermutasi di masa depan juga tidak mungkin untuk diprediksi secara signifikan.
Tetapi dengan beberapa yang sudah bermunculan dalam waktu kurang dari dua tahun, itu bukan pertanda baik.
Sebelumnya, kelompok ilmuwan yang menasihati Pemerintah Inggris, mengatakan vaksin tidak memberikan kekebalan sterilisasi mutlak.
Dalam sebuah makalah yang diterbitkan pada 30 Juli, para ilmuan itu mengatakan kemungkinan Covid menjadi lebih mematikan digambarkan sebagai 'kemungkinan' menjadi 'kemungkinan yang realistis', karena virus masih menyebar pada tingkat yang begitu tinggi secara global.
Makalah tersebut meminta kampanye vaksin dosis ketiga dihentikan, dengan studi yang menekankan betapa pentingnya menghentikan itu.
Manfaat suntikan booster adalah untuk memastikan orang memiliki jumlah perlindungan maksimum.
Karena ada kemungkinan kekebalan berkurang seiring waktu.
Menteri Kesehatan Sajid Javid mengatakan pada hari Sabtu bahwa dia “yakin” kampanye vaksin booster dapat dimulai bulan depan.
Namun, dia mengatakan dia sedang menunggu pendapat akhir dari Komite Gabungan untuk Vaksinasi dan Imunisas (JCVI).
Dr Chris Smith, konsultan virolog dan dosen di Universitas Cambridge, mengatakan keputusan tentang pemberian vaksin dosis ketiga tidak boleh "gegabah, (atau) terburu-buru".
“Kita semua setuju bahwa (pandemi) belum berakhir sampai berakhir di setiap sudut dunia, karena jika tidak, itu hanya akan datang kembali," ujarnya.
“Jangan lupa kami berpikir bahwa ini dimulai dengan beberapa kasus di satu kota, di satu sudut satu negara dan kemudian melampaui seluruh dunia."
“Tetapi orang tidak boleh mengabaikan bola di sini karena akan sangat mudah untuk melepaskan semua pekerjaan baik yang telah kita lakukan sejauh ini jika ternyata seiring waktu kita kehilangan kekebalan karena efektivitas vaksin berkurang."
“Saat kita memasuki musim dingin, sekarang adalah periode kritis dan saya pikir itulah mengapa kita belum melihat keputusan terburu-buru oleh JCVI dan Pemerintah.” (Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)