Virus Corona
Pasien Covid-19 Sebaiknya Hindari Konsumsi Gula Berlebih saat Isolasi Mandiri, Begini Penjelasannya
Banyak saran diet untuk pasien isolasi mandiri yang mencantumkan untuk mengurangi kosumsi gula saat isolasi mandiri.
Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Banyak saran diet untuk pasien isolasi mandiri yang menganjurkan mengurangi kosumsi gula saat isolasi mandiri.
Konsumsi gula berlebih juga disebut-sebut bisa memperburuk kondisi kesehatan pasien Covid-19 yang sedang isolasi mandiri.
Healthline, media kesehatan terbesar di Amerika Serikat mengatakan bahwa kebiasaan mengkonsumsi gula berlebih merupakan kebiasaan yang tidak sehat dan efeknya bagi kesehatan akan lebih buruk ketika sedang terinfeksi Covid-19.
Baca juga: Cegah Diabetes saat Isolasi Mandiri Covid-19, Coba 5 Kebiasaan untuk Kendalikan Gula Darah yang Naik
Baca juga: Asupan Protein, Jamu hingga Hindari Gula, dr Tirta Beri Tips Percepat Penyembuhan Penyintas Covid
Sayangnya ketika banyak orang stres di masa pandemi Covid-19, sebagian mengambil cara untuk menenangkan diri dengan mengkonsumsi makanan manis yang memiliki kadar gula tinggi.
Menurut sebuah studi Ball State University, 31 persen dari 838 responden menemukan bahwa pandemi meningkatkan stres, yang memengaruhi perilaku makan mereka dan menurunkan kualitas diet mereka.
Tingkat stres secara signifikan lebih tinggi untuk orang-orang yang melaporkan memiliki praktik makan yang tidak sehat dan bagi mereka yang pola makannya memburuk.
“Ada kekhawatiran tentang stres makan dalam konteks pandemi, dan beberapa orang berjuang dengan makan gula dan junk food sebagai cara untuk menggantikannya,” Laura Schmidt, PhD, ilmuwan gula dan profesor kebijakan kesehatan di University of California di San Francisco, kepada Healthline.
Meski tidak ada bukti cukup, Schmidt percaya gula juga bisa menimbulkan efek kecanduan dari perasaan tenang yang diberikannya.
“Salah satu alat yang kami miliki untuk mempelajari kecanduan adalah MRI fungsional yang memungkinkan peneliti untuk mengamati apa yang terjadi di neurokimia otak dan ini membuat kami lebih dekat untuk memahami apa yang dialami orang ketika mereka merasa kecanduan makanan,” kata Schmidt.
Kebiasaan itu sangat disayangkan terlebih ketika mengetahui beberapa penyakit penyerta (komorbid) yang memperparah Covid-19 merupakan kondisi yang bisa dipengaruhi oleh konsumsi gula.
Misalnya diabetes, obesitas, penyakit jantung, dan orang dengan masalah metabolisme.
Sayangnya ketika seseorang diminta melakukan diet dia mungkin akan butuh usaha keras untuk berhasil.
Baca juga: Ruang Isoman Dianjurkan Memiliki Ventilasi yang Baik, Ini Risiko Penularan Covid-19 di Ruangan AC
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat (CDC) melaporkan bahwa orang dengan penyakit bawaan, termasuk sindrom metabolik, memiliki risiko tinggi atas komplikasi dari Covid-19.
“Tidak jelas apakah itu resistensi insulin yang mendasarinya atau perlemakan hati atau berat badan itu sendiri. mungkin juga semua hal itu, katanya.
"Kami tahu mungkin lebih sulit untuk merawat orang dengan obesitas di rumah sakit, ketika Anda memiliki infeksi paru-paru dari Covid akan lebih sulit bernapas dengan bebas ketika Anda memiliki obesitas."
Selain itu, mengkonsumsi gula berlebih juga telah dikaitkan dengan menurunnya sistem kekebalan tubuh.
Meski ada juga yang mengatakan bahwa itu bukanlah efek langsung, melainkan efek rumit lain yang berkaitan dengan gula.
"Rata-rata orang dewasa yang sehat, akan membersihkan gula sederhana dari sistem mereka dalam waktu dua jam," kata Peter Mancuso, seorang profesor ilmu gizi di University of Michigan dikutip dari Insider.
Peran gula dalam yang bisa menurunkan kekebalan dikatakan terkait dengan asupan kalori total.
"Jika Anda memiliki asupan gula berlebih, Anda mungkin juga memiliki asupan kalori berlebih, yang menyebabkan obesitas," kata Mancuso.
"Ini dikaitkan dengan keadaan kronis peradangan tingkat rendah."
Diyakini bahwa peradangan kronis dapat membuat sistem kekebalan tubuh kewalahan karena tubuh sudah melakukan pertempuran berkelanjutan melawan peradangan.
Hal itu yang membuat tubuh kurang mampu merespons ancaman lain dan dapat mengganggu fungsi sel dan organ, juga meningkatkan risiko berbagai penyakit.
Selain itu menggantikan asupan serat dengan gula juga bisa menghilangkan potensi tubuh dalam meningkatkan sistem kekebalan.
Hal itu karena terdapat bakteri baik di usus yang bisa menjaga kekebalan tubuh, dan bakteri tersebut bisa didapat dari mengkonsumsi serat yang cukup.
Jadi, ketika menukar serat dengan gula, tubuh gagal mendapatkan manfaat peningkatan kekebalan yang ditawarkan mikroorganisme ini kepada kita.
Untuk itu, meskipun memiliki tubuh yang sehat tetap dianjurkan untuk mengonsumsi gula berlebih di masa pandemi Covid-19.
Terlebih tanpa melakukan aktifitas fisik atau olahraga yang cukup.
American Heart Association merekomendasikan agar pria mengonsumsi tidak lebih dari 9 sendok teh yang setara dengan 36 gram atau 150 kalori gula tambahan per hari.
Sementara wanita harus mengonsumsi 6 sendok teh yang setara dengan 25 gram atau 100 kalori per hari. (Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)