Breaking News:

Virus Corona

Studi Sebut Pasien Covid-19 Bisa Alami Gangguan Saraf, Ini Dampak yang Dapat Dirasakan saat Isoman

Ada alasan mengapa infeksi Covid-19 bisa mengalami banyak gejala bahkan meninggalkan gejala sisa seusai pasien sembuh. 

Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Lailatun Niqmah
BBC
Ilustrasi sistem saraf. Ada alasan mengapa infeksi Covid-19 bisa mengalami banyak gejala bahkan meninggalkan gejala sisa seusai pasien sembuh.  

TRIBUNWOW.COM - Ada alasan mengapa infeksi Covid-19 bisa mengalami banyak gejala bahkan meninggalkan gejala sisa seusai pasien sembuh. 

Hal itu lantaran meski Covid-19 dikategorikan sebagai penyakit pernapasan, tetapi virus bisa menyerang berbagai organ. 

Gejala paling umum yang dirasakan pasien Covid-19 adalah demam, batuk, dan kelelahan.

Baca juga: Seusai Isoman Jadi Pelupa dan Sulit Konsentrasi, Ini Penyebab Pasien Covid-19 Bisa Alami Brain Fog

Baca juga: Jaga Kesehatan Otak saat Terinfeksi Covid-19, Coba Lakukan 5 Rutinitas Ini di Pagi Hari saat Isoman

Tetapi pasien bisa juga mengalami sakit kepala, nyeri otot dan sendi, kelelahan dan kabut otak, atau kehilangan rasa dan penciuman selama terinfeksi Covid-19.

Semuanya bisa bertahan bahkan setelah pasien menjalani isolasi mandiri atau dinyatakan sembuh Covid-19.

Keluhan dapat berlangsung dari minggu hingga bulan setelah infeksi.

Dalam kasus yang parah, Covid-19 juga dapat menyebabkan ensefalitis atau stroke.

Virus Covid-19 terbukti memiliki dampak pada neurologis.

Melansir Scientific American, beberapa penelitian termasuk dalam makalah pracetak yang memeriksa jaringan otak tikus dan manusia menunjukkan bukti bahwa virus Covid-19 dapat masuk ke sel saraf dan otak.

Tetapi masih belum dimengerti apakah ini hanya terjadi pada pasien yang mengalami gejala parah atau semua berpotensi mengalaminya. 

Dijelaskan bahwa begitu sistem kekebalan tubuh bekerja terlalu keras, efeknya bisa sangat luas, bahkan menyebabkan sel-sel kekebalan menyerang otak, di mana mereka dapat mendatangkan malapetaka.

Hilangnya penciuman dan hilangnya rasa menjadi gejala awal yang sangat umum dari Covid-19.

Berdasarkan studi sebelumnya, itu disebabkan oleh virus yang menginfeksi epitel hidung, lapisan hidung dan mulut.

Jaringan ini sangat kaya dengan sesuatu yang disebut reseptor ACE2, yang mengikat virus untuk menginfeksi sel.

Tetapi para peneliti telah mampu menunjukkan bahwa virus tersebut dapat menginfeksi saraf penciuman, yang mengalir dari hidung ke otak.

Baca juga: Selain Berjuang untuk Pulih Pasca-Covid-19, Pasien Long Covid Juga Disebut Rentan Tak Dipercaya

Itu mungkin salah satu dampak yang bisa masuk ke otak.

Tetapi pasien Covid-19 mungkin tidak akan mendapatkan infeksi otak yang mengerikan, karena tubuh memiliki sistem kekebalan di otak.

Beberapa gejala neurologis lain lebih membingungkan meski disebut tidak lebih parah.

Salah satu gejalanya adalah kabut otak.

Bahkan setelah gejala utama mereka mereda, tidak jarang pasien Covid-19 mengalami kehilangan ingatan, kebingungan, dan ketidakjelasan mental lainnya.

Apa yang mendasari hal ini masih belum jelas, hal tersebut juga mungkin berasal dari peradangan di seluruh tubuh yang dapat menyertai Covid-19.

Namun, banyak orang mengalami kelelahan dan kabut otak yang berlangsung selama berbulan-bulan bahkan setelah mereka sembuh dari Covid-19 dan tidak memiliki peradangan. 

Selain itu dijelaskan juga bahwa di hampir setiap penyakit neurodegeneratif, ada peran peradangan di otak dan secara umum, peradangan memperburuk keadaan.

Pada Covid-19, orang mendapatkan sesuatu yang disebut badai sitokin.

Di mana tubuh mereka mengeluarkan bahan kimia inflamasi dalam upaya untuk membersihkan diri dari virus.

Namun, bahan kimia ini dapat memiliki efek jangka panjang pada tubuh, dan mungkin juga pada otak.

Karena peradangan sistemik yang intens, yang dapat menyebabkan gagal organ. 

Ada juga kemungkinan bahwa beberapa masalah neurologis disebabkan oleh kejadian lain di dalam tubuh.

Misalnya penurunan tekanan darah, sepsis, demam, dan koagulasi abnormal. darah yang dapat menyebabkan stroke. (Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)

Baca Artikel Terkait Isolasi Mandiri Lainnya

Tags:
isolasi mandiriIsomanCovid-19Virus Corona
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved