Virus Corona
Cegah Diabetes saat Isolasi Mandiri Covid-19, Coba 5 Kebiasaan untuk Kendalikan Gula Darah yang Naik
Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa penderita diabetes dengan kadar gula yang tidak terkontrol lebih memiliki risiko keparahan akibat Covid-19
Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa penderita diabetes dengan kadar gula yang tidak terkontrol lebih memiliki risiko keparahan akibat Covid-19.
Kemudian, baru-baru ini juga ditemukan bahwa Covid-19 terutama pasien bergejala berat bisa mengalami kenaikan gula darah.
Dilansir TribunWow.com dari situs Universitas of Michinggan, Amerika Serikat, setelah pengamatan awal terhadap 200 pasien Covid-19 dengan hiperglikemia parah, tim Kedokteran Michigan menjelaskan mengapa gula darah tinggi dapat memicu hasil yang lebih buruk pada orang yang terinfeksi virus.
“Berdasarkan pengamatan awal pasien kami, mereka yang memiliki salah satu kondisi yang sudah ada sebelumnya berisiko tinggi membuat disfungsi pernapasan yang disebabkan oleh virus menjadi jauh lebih buruk, berpotensi mengakibatkan kematian,” kata Roma Gianchandani, MD, seorang profesor penyakit dalam di Michigan Medicine.
Baca juga: Bukan Hanya untuk Dapatkan Vitamin D, Ini Manfaat Berjemur bagi Pasien Covid-19 yang Isolasi Mandiri
Diduga itu adalah diabetes tingkat rendah, sifat inflamasi dan hiperglikemia yang memicu gelombang inflamasi virus, mengakibatkan resistensi insulin dan hiperglikemia berat.
“Ketika tubuh menjadi meradang, itu memicu respons imun abnormal yang alih-alih hanya menyerang virus, inflamasi memengaruhi sel dan jaringan sehat tubuh lainnya, yang menyebabkan penurunan kesehatan yang cepat,” katanya.
“Semua komplikasi ini membuat manajemen gula darah menjadi lebih sulit, tetapi tim kami yakin bahwa manajemen ini penting untuk mencegah komplikasi yang menyebabkan rawat inap berkepanjangan, atau morbiditas.”
“Sebuah penelitian baru-baru ini telah menunjukkan ada korelasi antara gula darah yang terkontrol dengan baik dan tingkat penanda inflamasi yang lebih rendah.”
Menurut Medicine Net, yang biasa disebut sebagai gula darah, merupakan glukosa darah yang beredar dalam aliran darah.
Metabolisme glukosa, atau glikolisis, adalah sumber penghasil energi utama yang memungkinkan sel untuk melakukan fungsi selulernya.
Karbohidrat dari makanan dipecah menjadi konstituennya, diserap oleh sel-sel usus dan dilepaskan ke aliran darah untuk distribusi glukosa ke seluruh tubuh.
Penyerapan, penyimpanan, dan produksi glukosa diatur secara konstan oleh proses kompleks yang melibatkan usus kecil, hati, dan pankreas.
Baca juga: Data CSI Ungkap 70 Persen Penyintas Covid-19 Alami Long Covid, Mayoritas Responden Isoman
Baca juga: Masih Sering Batuk usai Isolasi Mandiri atau Sembuh Covid-19? Simak Tipsnya untuk Bantu Meredakan
Sistem endokrin menjaga kadar glukosa darah tetap terkendali dengan bantuan dua hormon, yaitu insulin dan glukagon, yang diproduksi oleh pankreas.
Glukosa adalah bahan bakar penting untuk sel-sel dalam tubuh ketika itu hadir pada tingkat normal.
Gula darah tinggi terjadi ketika tubuh tidak membuat cukup atau secara efektif menggunakan insulin, hormon yang mengatur glukosa darah dan membantu memasuki sel untuk energi.
Kondisi ini merupakan penyakit gula darah atau disebut diabetes melitus.
Kadar glukosa normal adalah kurang dari 100 mg/dL setelah puasa minimal delapan jam dan kurang dari 140 mg/dL dua jam setelah makan.
Setiap kadar gula yang lebih tinggi dari normal dianggap tidak sehat.
Kadar gula yang tinggi secara perlahan mengikis kemampuan sel-sel di pankreas untuk membuat insulin.
Kompensasi organ berlebihan dan kadar insulin tetap terlalu tinggi.
Seiring waktu, pankreas rusak secara permanen.
Kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan perubahan yang mengarah pada aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah).
Secara terus-menerus, kadar gula darah yang tinggi menurunkan kekebalan dan meningkatkan risiko infeksi.
Beberapa cara alami untuk mengontrol kadar gula darah antara lain:
1. Olahraga
Olahraga teratur dapat membantu mempertahankan berat badan yang ideal dan meningkatkan sensitivitas insulin.
Peningkatan sensitivitas insulin membuat sel menggunakan gula yang tersedia dalam aliran darah.
Selain itu, olahraga membantu otot menggunakan gula darah untuk energi dan kontraksi otot.
Bentuk latihan yang berguna termasuk angkat besi, jalan cepat, lari, bersepeda, menari, hiking, berenang dan lain-lain.
2. Diet rendah karbohidrat
Tubuh memecah karbohidrat menjadi gula (kebanyakan glukosa), dan kemudian insulin membantu tubuh menggunakan dan menyimpan gula untuk energi.
Memiliki terlalu banyak karbohidrat dapat menyebabkan kadar insulin berfluktuasi dan dapat mengurangi sensitivitas insulin.
Diet rendah karbohidrat bermanfaat dalam mengontrol gula darah dalam jangka panjang.
3. Konsumsi serat
Serat memperlambat pencernaan karbohidrat, mengatur nafsu makan, menyerap gula dan mendorong peningkatan kadar gula darah secara bertahap.
Serat larut secara eksplisit meningkatkan manajemen gula darah.
Diet tinggi serat yang mengandung sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan dan biji-bijian dapat membantu mengelola diabetes.
4. Manajemen stres
Stres dapat memengaruhi kadar gula darah. Hormon seperti glukagon dan kortisol disekresikan selama stres.
Latihan, relaksasi dan meditasi secara signifikan mengurangi stres dan menurunkan kadar gula darah.
5. Minum air mineral
Minum cukup air dapat membantu menjaga kadar gula darah dalam batas yang sehat.
Selain mencegah dehidrasi, ini membantu ginjal membuang kelebihan gula melalui urin. (Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)