Terkini Nasional
Soal Baliho PDIP, Pesan Haikal Hassan untuk Puan: Dikenal Aja Gak Bagus, Dikenal Jahat Juga Ada
Perdebatan terjadi antara Haikal Hassan atau Babe Haikal, dengan Politisi Kapitra Ampera.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Perdebatan terjadi antara Haikal Hassan atau Babe Haikal, dengan Politisi Kapitra Ampera.
Dilansir TribunWow.com, perdebatan itu bermula saat membahas soal kontroversi baliho sejumlah elite politik.
Satu di antara elite politik yang terpampang dalam baliho yakni Ketua DPR RI, Puan Maharani.
Haikal mengaku kesulitan saat Kapitra Ampera tak mau disalahkan atas kontroversi baliho Puan tersebut.

Baca juga: Sindiran Haikal Hassan soal Ramai Baliho Puan sebelum Pilpres 2024: Pak Jokowi Udah Dilepeh?
Baca juga: Bukan Tunggu 2024, Rocky Gerung Duga Tujuan Baliho Elite Politik: Enggak Hormati Presiden Lagi
Perdebatan itu terjadi dalam acara CATATAN DEMOKRASI tvOne, Rabu (!1/8/2021).
"Warga menyatakan mayoritas enggak pantas, lalu beralih ke restoran yang sudah mengibarkan bendera putih," ujar Haikal.
"Terus (Kapitra) jawabannya masih muter-muter juga."
Menurut Haikal, dana ratusan miliar untuk pemasangan baliho bisa digunakan untuk membantu warga yang terdampak pandemi.
Ia pun mengkritik sikap Kapitra.
"Lalu rela? Tadi berkata di seluruh Indonesia loh, ratusan miliar juga," ucapnya.
"Udah susah, apa pun yang dibicarakan, apa pun yang kita argumentasikan, ini bilang enggak etis (dijawab) 'Etis kok', lebih bagus nyumbang (dijawab) 'Kita udah kok'."
"Udah susah, langsung aja konkret."
Haikal menyebut pernyataannya itu hanya sekedar usulan agar PDIP menggunakan uang miliaran untuk membantu warga ketimbang memasang baliho Puan.
Baca juga: Marak Baliho Puan hingga Airlangga, Pengamat Nilai Tak Peka Rakyat sedang Susah dan Buang-buang Uang
Baca juga: Baliho Politisi di Tengah Pandemi Panen Kritikan, Refly Harun: Memang Mereka Harus Agresif
Lebih lanjut, Haikal menyampaikan pesan khusus untuk ketua DPR RI itu.
"Usulan ini diterima terima kasih, enggak diterima enggak apa-apa," jelas Haikal.
"Cuma mohon survei lebih dalam lagi."
"Ibu Puan yang saya hormati mungkin lebih dikenal dengan adanya baliho-baliho itu."
"Tapi jangan lupa, dikenal aja enggak bagus. Dikenal jahat ada, dikenal bagus itu dipercaya, disukai."
Ucapan Haikal itu langsung dibantah Kapitra.
Ia berpendapat, memasang baliho adalah hak setiap warga negara.
Karena itu, Kapitra menganggap Haikal menyimpan kebencian tersendiri.
"Anda tuh bicara apa? Kebencian apa yang ada di dalam hatimu?," sahut Kapitra.
"Enggak kebencian, usul perbaikan," bantah Haikal.
"Apa yang salah dalam hal ini?," kata Kapitra menyambung.
"Mau ratusan miliar mau triliunan itu hak orang kok, kan bukan duit ente."
Baca juga: Unggah Foto Baliho Ini, Postingan Najwa Shihab Ramai Dipuji Lebih Baik dibanding Baliho Politisi
Simak videonya berikut ini mulai menit ke-5.30:
Kata Pengamat
Belakangan ini marak ditemukan baliho-baliho bergambar sejumlah elite politik, mulai dari Ketua DPR RI Puan Maharani, Ketum Golkar Airlangga Hartarto, Ketum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, hingga Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Baliho-baliho tersebut diduga bertujuan untuk mendongkrak popularitas para elite politik tersebut.
Namun baliho tersebut justru menuai kritikan dari banyak pihak karena dipasang di tengah pandemi Covid-19.
Baca juga: Unggah Foto Baliho Ini, Postingan Najwa Shihab Ramai Dipuji Lebih Baik dibanding Baliho Politisi
Baca juga: Sindir Baliho Puan, Eko Kuntadhi Soroti Kalimat Kepak Sayap: Langsung Ingat Chicken Wings
Dikutip TribunWow.com dari Tribunnews.com, pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Jakarta, Ujang Komarudin menilai para elite politik tersebut berharap agar masyarakat familiar sebelum pergelaran Pilpres 2024 tiba.
Namun Ujang menilai pemasangan baliho oleh para elit politik justru dapat menjadi bumerang karena dipasang di tengah pandemi.
"Pemasangannya tak pas waktunya, tak tepat timingnya karena masyarakat sedang susah karena Covid-19," ujar Ujang, Jumat (6/8/2021).
"Maka pemasangan baliho itu hanya akan mendapat nyinyiran publik, hanya akan mendapat olok-olok rakyat. Karena dianggap tak sensitif atas penderitaan rakyat," jelasnya.
Ujang mengatakan, lebih baik uang yang digunakan baliho dipakai untuk kebutuhan masyarakat yang kini kesulitan.
"Seharusnya sosialisasi baliho tersebut di rem dulu, di stop dulu. Rakyat sedang sulit, banyak yang nggak bisa makan dan rakyat juga tak butuh baliho."
"Artinya dana-dana seperti pasang baliho lebih baik digunakan dulu untuk membantu masyarakat yang terdampak Covid-19."
"Bantu rakyat dulu, baru sosialisasi. Rakyat mesti diprioritaskan dibandingkan dengan pemasangan baliho," kata Ujang.
Lebih Baik Bantu Rakyat
Kritikan lain datang dari Juru Bicara Partai Amanat Nasional (PAN), Rizki Alijupri.
Ia menilai pemasangan baliho para elite politik adalah hal yang mubazir.
"Lebih baik uang pasang baliho-baliho itu dipakai untuk bantu rakyat. Kalau 1 titik baliho saja biaya pasangnya 5 sampai 10 juta, itu bisa untuk makan 10 kepala keluarga selama 1 bulan," dalam keterangan tertulis, Sabtu (7/8/2021).
Dikutip dari Kompas.com, Rizki meminta agar para elit politik bersimpati dengan kondisi masyarakat saat ini yang tengah dihantam pandemi Covid-19. (TribunWow.com)
Sebagian artikel ini diolah dari Kompas.com dengan judul "Marak Baliho Elite Partai Politik, Juru Bicara PAN: Lebih Baik Uangnya untuk Bantu Rakyat" dan Tribunnews.com dengan judul Gibran Pasang Baliho Puan karena Instruksi Partai: Strategi untuk Hentikan Langkah Ganjar di 2024?