Virus Corona
Setelah Isolasi Mandiri, Bagaimana Risiko Anak-anak Terhadap Long Covid-19? Berikut Hasil Studinya
Fenomena long Covid, masih menjadi perhatian beberapa ahli di bidang kesehatan usai fenomena tersebut banyak dilaporkan oleh penyintas Covid-19.
Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Fenomena long Covid, masih menjadi perhatian beberapa ahli di bidang kesehatan usai fenomena tersebut banyak dilaporkan oleh penyintas Covid-19.
Bisa dikatakan long Covid adalah jika seseorang masih merasakan gejala dari empat minggu setelah dia terinfeksi Covid-19.
Lama dari gejala tersebut juga bisa bervariasi, tetapi rata-rata berlangsung dari empat hingga enam minggu.
Sejumlah kasus bahkan bisa hingga lebih dari 12 minggu.
Gejala yang paling sering adalah merasa lelah, sakit kepala, kehilangan penciuman, insomnia, dan perasaan sulit bernapas.
Melansir Healthline, kasus long Covid ternyata juga ditemukan pada anak-anak bahkan jika sebelumnya mereka sehat atau tanpa gejala ketika terinfeksi Covid-19.
Baca juga: Bisa Terjadi saat Isolasi Mandiri, Kenali Gejala Mata Merah pada Covid-19, Begini Ciri-cirinya
Sebuah penelitian yang berbasis di Inggris menganalisis data dari hampir 2 ribu anak yang dites positif.
Timbulnya gejala dan ciri-cirinya dilaporkan secara teratur sampai mereka sehat kembali.
Proses pelaporan menggunakan aplikasi smartphone ZOE yang telah diberikan kepada orang tua dan pengasuh.
Hasilnya menunjukkan bahwa gejala yang paling umum pada anak-anak adalah sakit kepala, demam, kelelahan, sakit tenggorokan, dan kehilangan penciuman.
“Studi seperti ini sangat penting untuk memberi tahu komunitas medis tentang riwayat alami Covid pada anak-anak,” kata Dr. Michael Grosso, kepala petugas medis dan ketua, pediatri, Rumah Sakit Huntington Northwell Health di Long Island, New York, kepada Healthline.
“Agar kita dapat membedakan yang diharapkan dari yang tidak terduga dan memberikan bimbingan yang berarti kepada keluarga anak-anak yang terkena dampak.”
Sayangnya, informasi tersebut dikumpulkan sebelum varian Delta meluas seperti yang terjadi sekarang ini.
Para peneliti fokus pada data yang dikumpulkan antara 1 September 2020, dan 22 Februari 2021, sebelum varian Delta menjadi strain dominan dari pandemi saat ini.
Menurut penelitian, 1.734 anak-anak dilaporkan mengalami gejala secara bertahap dan menerima hasil tes PCR positif saat awal gejala.