Virus Corona
Perlukah Konsumsi Vitamin D Dosis Tinggi bagi Pasien Covid-19 saat Isoman? Ini Penjelasannya
Vitamin D merupakan nutrisi yang dianjurkan untuk dicukupi bagi pasien Covid-19 selama isolasi mandiri.
Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Vitamin D merupakan nutrisi yang dianjurkan untuk dicukupi bagi pasien Covid-19 selama isolasi mandiri.
Dikutip dari WebMD.com, vitamin D sebenarnya sangat penting untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan meredakan peradangan.
Vitamin ini memainkan peran penting dalam meningkatkan respons imun.
Dia memiliki sifat anti-inflamasi dan imunoregulasi, serta sangat penting untuk aktivasi pertahanan sistem kekebalan tubuh.
Secara umum vitamin D memang tidak dapat menyembuhkan atau mencegah pasien Covid-19.
Baca juga: Lebih Baik Tidak Isolasi Mandiri di Rumah, Pasien dengan Obesitas Bisa Tingkatkan Keparahan Covid-19
Namun, kekurangan vitamin D dinilai dapat menurunkan risiko perburukan kesehatan ketika seseorang terinfeksi Covid-19.
Penelitian ini melibatkan lebih dari 3.000 orang yang kadar vitamin D-nya diuji dalam 14 hari sebelum mereka menjalani tes Covid-19.
Dikatakan bahwa suplemen vitamin D juga telah terbukti mengurangi kematian pada orang dengan usia lebih tua, yang paling berisiko terkena penyakit pernapasan seperti Covid-19.
Dalam kondisi lain, kekurangan vitamin D dapat menyebabkan atau memperburuk masalah kesehatan ini:
1. Penyakit jantung
2. Tekanan darah tinggi
3. Diabetes
4. Infeksi dan masalah dengan sistem kekebalan Anda
5. Beberapa jenis kanker seperti kanker usus besar, prostat, dan payudara
6. Sklerosis ganda
Penyakit penyerta ini dapat meningkatkan risiko untuk Covid-19 yang parah.
Baca juga: Ini Jenis Komorbid yang Berisiko Alami Gejala Berat Covid-19, Pasien Diimbau Tidak Isolasi Mandiri
Baca juga: Pasien Covid-19 Dianjurkan Rontgen Dada dan Tes Darah seusai Isolasi Mandiri, Simak Penjelasannya
Selain dari suplemen, sebenarnya vitamin D bisa di dapatkan dari sinar UVB yang terkandung dari sinar matahari, selain itu makanan yang mengandung vitamin D, seperti ikan berlemak dan telur.
"Tetapi biasanya sulit untuk mencapai kadar normal hanya dari makanan dan dari berjemur saja, jika kadarnya kurang maka bisa dicukupi dari suplementasi vitamin D," kata dr. Raissa E. Djuanda, M.Gizi, Sp.GK, dalam Youtube miliknya Dokter Raissa Djuanda, Minggu (18/7/2021).
Untuk mengetahui kadar vitamin D yang terkandung di dalam tubuh, seseorang perlu melakukan uji lab untuk melihatnya.
Kadar normal kandungan vitamin D di dalam darah adalah 30 nano gram per ml atau 75 nmol per liter.
Disebutkan juga bahwa kini banyak yang menggunakan suplementasi dosis tinggi untuk memenuhi kebutuhan vitamin D.
Padahal dosis yang dianjurkan oleh Jurnal Endocrine Society adalah:
Usia di bawah satu tahun: 400 IU
Usia 1-70 tahun 600 IU
Usia di atas 70 tahun 800 IU
"Dosis mencapai 2.000 IU mungkin masih dibutuhkan untuk mempertahankan kadar vitamin D yang normal di dalam darah," ujarnya.
Penggunaan suplementasi dosis tinggi vitamin D sebaiknya dilakukan hanya untuk orang yang mengalami kekurangan vitamin D setelah melalui uji lab.
Sebaiknya itu juga berdasarkan rekomendasi dokter.
Baca juga: Ini Jenis Komorbid yang Berisiko Alami Gejala Berat Covid-19, Pasien Diimbau Tidak Isolasi Mandiri
"Karena dosis vitamin D melebihi 1.000 IU ternyata sifatnya sudah bukan suplementasi lagi, tapi sebagai terapi atau obat, jadi pemberiannya harus hati-hati," ujarnya.
Dia meneritakan pengalamannya dalam menangani pasien yang mengkonsumsi vitamin D dengan dosis tinggi tanpa melalui pengecekan di lab.
Padahal mengkonsumsi dosis tinggi vitamin D juga bisa berakibat buruk bagi kesehatan.
"Meskipun hingga saat ini belum ada rekomendasi internasional yang mengatakan dosis maksimal yang aman bagi konsumsi vitamin D," jelasnya.
Tetapi dia menjelaskan berdasar Endocrine Society adalah 10.000 IU dan menurut The IOM and The European Food and Safety merekomendasikan 4000 IU per hari.
Sedangkan kebanyakan negara menganjurkan batas konsumsi vitamin D sebanyak 2.000 IU per hari.
Jika seseorang kelebihan vitamin D bisa meningkatkan risiko hypercalsemia atau kelebihan kalsium di dalam darah.
Kadar berlebih vitamin D di dalam darah adalah 100 hingga 15o nano gram per ml.
Konsumsi berlebihan juga bisa mengakibatkan efek samping seperti mual, muntah, kehilangan nafsu makan, gagal ginjal, sakit perut, hingga tulang keropos.
"Pemberian dosis yang sangat tinggi dibutuhkan pada beberapa kondisi tertentu, contohnya pada pasien yang sakit kritis yang sedang dirawat di ICU," ujarnya.
Dia menjelaskan vitamin D memang bermanfaat bagi pasien Covid-19 tetapi untuk dosis aman mengkonsumsi vitamin D, dia menyarankan untuk meminta rekomendasi dari dokter.
Simak penjelasan selengkapnya di:
(Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)
Baca Artikel Terkait Covid-19 Lainnya