Virus Corona
Tak Semua Bisa Isolasi Mandiri, Kenali Tahapan Gejala Covid-19 dan Cara Mengatasinya
Gejala pada pasien Covid-19 biasanya juga bisa bertahap dan ada perbedaan gejala awal dengan gejala ketika sudah terinfeksi Covid-19.
Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Elfan Fajar Nugroho
TRIBUNWOW.COM - Pasien Covid-19 yang bisa melakukan isolasi mandiri hanya pasien tanpa gejala dan gejala ringan.
Gejala pada pasien Covid-19 biasanya juga bisa bertahap dan ada perbedaan gejala awal dengan gejala ketika sudah terinfeksi Covid-19.
Dokter Tirta melalui akun Youtube miliknya Tirta PengPengPeng pada Senin (26/7/2021) juga mengingatkan pasien Covid-19 yang isolasi mandiri harus bisa mengetahui tahapan gejala Covid-19.
Hal itu agar pasien Covid-19 bisa mengatasi gejala awal dan mengetahui tanda perburukan ketika sedang isolasi mandiri.
Baca juga: Segera Vaksin, Ini Daftar Aktivitas di DKI Jakarta yang Harus Tunjukkan Kartu Vaksinasi Covid-19
Baca juga: Suntik Dosis kedua Vaksinasi Covid-19 Terlambat atau Malah Dipercepat, Apakah Boleh?
Gejala awal Covid-19 disebutkan memiliki kemiripa dengan penyakit influenza.
"Pada dasarnya influenza pun penanganannya perlu isoman," ujarnya.
Penyakit influenza juga merupakan penyakit menular yang perlu dicegah penularannya.
Namun, di Indonesia kebanyakan influenza hanyalah penyakit biasa dan bisa diatasi dengan obat yang bebas dijual bebas.
"Gejala awal terkena infeksi virus itu ada demam dan nyeri sendi, dinamakan flu like syndrome," katanya.
Hal yang umum terjadi ketika tubuh terkena virus tersebut dikatakan tidak bisa dibedakan antara terinfeksi Covid-19, terpapar virus influenza atau virus lain.
Baca juga: Alat Penting untuk Pasien Covid-19 Isolasi Mandiri, Ini Tips Bedakan Oximeter Asli atau Palsu
1. Demam
Gejalanya berupa demam dengan suhu tubuh antara 37,8 hingga 38,5 derajat celcius.
"Kalau sampai 39 itu berarti dia infeksinya sudah sistemik banget," jelasnya.
2. Nyeri sendi
Kemudian yang juga biasa dirasakan adalah nyeri sendi terutama di sendi-sendi besar.
3. Mual
Mual bisa terjadi karena reseptor virus berada di lambung.
"Yang bisa kamu lakukan adalah minum paracetamol 500 mg tiga kali sehari, jika kamu ada alergi paracetamol, jangan," ujarnya.
Dia menjelaskan bahwa paracetamol merupakan obat ringan yang bisa digunakan ketika seseorang sudah merasakan badannya tidak enak atau dengan gejala di atas.
Kecuali pasien-pasien yang tidak disarankan meminum paracetamol seperti memiliki masalah alergi atau penyakit hati.
Selain paracetamol pengganti yang bisa digunakan adalah sumagesic 650 mg maksimal tiga hingga empat kali sehati.
dr. Tirta menjelaskan perbedaan gejala Covid-19 baru bisa dikenali setelah hari keempat hingga hari keenam.
Jika seseorang terkena virus influenza mereka akan cenderung merasakan pilek.
"Kalau Covid dari keempat sampai keenam itu batuk sama nyeri telan," ujarnya.
Baca juga: Dianjurkan Dikonsumsi saat Isoman, Ini 7 Makanan Kaya Antioksidan yang Baik bagi Pasien Covid-19
Baca juga: Tak Perlu Lagi Takut Vaksin Covid-19, Berikut Fakta-fakta yang Mungkin Belum Diketahui
Dalam beberapa kasus influenza juga bisa menimbulkan batuk, tetapi batuk yang dirasakan berbeda dengan batuk karena Covid-19.
Batuk karena Covid-19 cenderung tidak mengeluarkan dahak karena dahaknya lebih kental dan tersangkut ditenggorokan.
"Maknya kayaknya rasanya batuk terus karena dia pengen mengeluarkan dahak di sini (tenggorokan) tapi dahaknya enggak bisa keluar," ujarnya.
Menurutnya di tahap ini jika seseorang di tes Covid-19 baik swab antigen atau PCR akan terdeteksi bahwa dirinya terpapar Covid-19.
"Saya pernah pilek berkali-kali di-swab negatif, di-PCR pun negatif, karena memang bukan Covid," jelasnya.
Jika pasien benar teronfirmasi positif Covid-19 gejala ringan yang juga mungkin muncul adalah, batuk, nyeri telan, anosmia (kehilangan indera penciuman), ageusia (kehilangan indera pengecap rasa asin dan manis), dan parosmia (seperti mencium bau busuk atau bau gosong secara terus menerus).
Untuk mengatasi batuk Covid-19 biasanya akan diresepkan acetylcysteine, atau OBH hitam, atau ambroxol.
Obat-obatan tersebut merupakan obat bergolongan biru yang berfungsi untuk mengencerkan dahak sehingga bisa dikeluarkan.
Tanda bahwa infeksinya masih aktif adalah masih adanya demam dan batuk.
Sedangkan anosmia yang bisa terjadi hingga tiga minggu bukanlah faktor infeksius.
Pasien tekonfirmasi positif Covid-19 diwajibkan untuk istirahat total selama menjalani isolasi mandiri.
"Supaya energi tubuh difokuskan mengurus Covid," jelasnya.
Baca juga: Pentingnya Kebutuhan Vitamin bagi Pasien Covid-19 saat Isolasi Mandiri, Ini Penjelasan Dokter
Dia juga menjelaskan pasien Covid-19 biasanya akan cenderung merasa mudah lelah dan lemas.
Hal itu dikarenakan energi tubuh tersita di limfosit.
"Untuk mencetak limfosit-limfosit baru untuk menghajar si Covid-19," jelasnya.
Karena itu pasien Covid-19 juga dianjurkan untuk mendapat nutrisi dan hidrasi yang cukup untuk membantu pemulihan.
Untuk memenuhi nutrisi katanya, juga bukan dengan porsi nasi yang lebih banyak agar lebih kenyang, tetapi yang dibutuhkan adalah protein dan vitamin.
Selain mencukupi protein dan vitamin dia juga menyebut bahwa mengkonsumsi bawang, jahe, atau temulawak dapat membantu melegakan tenggorokan karena sifatnya yang memiliki antiradang.
"Nah hari kedelapan ini titik kritisnya," ujarnya.
Jika pasien Covid-19 kondisinya membaik di hari ketujuh demam akan mulai hilang.
Sedangkan jika kondisi pasien memburuk di hari ke tujuh batuk akan mulai memberat.
"Karena virusnya mulai mencapai paru, nah di sini batuknya memberat, paru-parunya seakan tenggelam," jelasnya.
Pasien Covid-19 yang mengalami batuk berat dihari ketujuh hingga kesepuluh dan tidak cenderung membaik, pasien Covid-19 dianjurkan untuk melakukan rontgen.
Terlebih jika saturasi oksigen mulai menurun dan terus menurun selama tiga hari tersebut.
Selain rontgen pasien Covid-19 juga dianjurkan untuk melakukan tes darah untuk melihat d-dimer.
Rata-rata yang mencapai fase berat tersebut adalah lansia.
Untuk pasien Covid-19 yang sedang mengalami isolasi mandiri dengan kriteria tersebut perlu dibawa ke rumah sakit.
"20 persen orang di hari kesepuluh itu kritis karena dia menyerang paru," jelasnya.
Simak tayangan selengkapnya:
(Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)
Baca Artikel Terkait Covid-19 Lainnya