Virus Corona
Risiko Isolasi Mandiri di Rumah saat Covid-19, Ini Keuntungan Isoman di Fasilitas Pemerintah
Kini banyak anjuran yang mengajak masyarakat terpapar Covid-19 untuk isolasi terpusat di falisitas milik pemerintah
Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Elfan Fajar Nugroho
TRIBUNWOW.COM - Pemerintah mengizinkan masyarakat yang positif Covid-19 untuk menjalankan isolasi secara mandiri di rumah.
Namun, kini banyak anjuran yang mengajak masyarakat terpapa Covid-19 untuk isolasi terpusat di falisitas milik pemerintah.
Hal itu dinilai karena banyak orang yang positif Covid-19 tidak memenuhi syarat isolasi mandiri di rumah namun tetap memaksa dengan berbagai alasan.
Baca juga: 3 Cara Mudah Obati Gejala Anosmia saat Terinfeksi Covid-19, Bisa dengen Membilas Hidung
Baca juga: Kaya Vitamin D, Konsumsi Jamur hingga Sarden Bisa Bantu Penyembuhan Covid-19 saat Isolasi Mandiri
Isolasi mandiri di rumah yang dilakukan secara tidak benar juga memicu potensi penularan Covid-19 kepada anggota keluarga lainnya.
Tercatat ada beberapa pemerintah daerah seperti DKI Jakarta, Jawa Tengah, DIY, dan Bali mengajak warganya yang sedang menjalani isolasi mandiri di rumah untuk pindah ke ruang isolasi terpusat.
Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 juga mengingatkan agar warga yang tidak memenuhi syarat isolasi mandiri untuk menjalani isolasi di lokasi terpusat milik pemerintah.
"Untuk masyarakat, yang bergejala sedang, berat atau berusia diatas 45 tahun, atau memiliki komorbid, dan atau tidak memiliki tempat yang memadai melakukan isolasi mandiri, kami mohon untuk tidak melakukan isolasi mandiri," Wiku dalam Keterangan Pers Perkembangan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Kamis (29/7/2021) dikutip dari covid19.go.id.
Sedain syarat klinis yang disebutkan di atas ada juga syarat rumah yang harus dipenuhi pasien Covid-19 sebelum menjalani isolasi mandiri seperti memiliki kaar terpisah dan kamar mandi terpisah dengan anggota keluarga lainnya.
"Sehingga bisa menghindari kontak erat dengan anggota keluarga lainnya yang tinggal dalam 1 rumah."
"Pastikan selama isolasi mandiri, untuk makan makanan yang bergizi, minum obat dan secara berkala mengecek termperatur serta saturasi oksigen," Wiku berpesan.
Wiku menyebut sejak kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia pemerintah telah meningkatkan kapasitas ruang untuk isolasi terutama di pulau Jawa dan Bali.
Baca juga: Cegah Kejenuhan Anak saat Isolasi Mandiri karena Covid-19, Ini Tips yang Bisa Dilakukan Orang Tua
Baca juga: PENTING, 5 Hal Ini Bisa Turunkan Angka Kematian saat Isolasi Mandiri karena Covid-19
Berikut keuntungan isolasi di lokasi terpusat milik pemerintah:
1. Perawatan di tempat isolasi terpusat diawasi langsung oleh tenaga kesehatan
2. Dipantau baik tanda vital, gejala,
3. Disediakan makan yang sehat,
4. Tersedia obat-obatan,
5. Jika terjadi perburukan bisa langsung ditangani,
6. Seluruh biaya selama menjalani isolasi gratis.
Sedangkan jika tetap menginginkan isolasi mandiri di rumah ada beberapa persiapan yang harus dilakukan agar dapat menjalani isolasi mandiri yang baik.
Wiku juga pernah menyampaikan beberapa hal yang harus diperhatikan saat melakukan isolasi mandiri di rumah.
Berikut Persiapan Isolasi Mandiri:
1. Menyiapkan stok obat-obatan dasar seperti vitamin C, D, ZN (zinc) atau jenis obat-obatan lain sesuai anjuran dokter.
2. Mempersiapkan alat-alat kesehatan dasar seperti thermometer atau alat pengukur suhu badan dan oxymeter yang mengukur saturasi oksigen.
3. Mempersiapkan masker dan cairan disinfektan yang dapat terbuat dari air dengan sabun atau deterjen maupun cairan disinfektan dalam jumlah yang cukup.
4. Mempersiapkan ruangan terpisah yang tidak terakses oleh anggota keluarga lainnya.
5. Mempersiapkan daftar kontak orang terdekat dan terpercaya maupun hotline penting untuk kebutuhan darurat.
Berikut yang Perlu Diperhatikan Saat Isolasi Mandiri di Rumah:
1. Menerapkan pola hidup bersih yang sehat dengan berolahraga 3 -5 kali seminggu, makan makanan gizi seimbang, mencuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas.
2. Pengelolaan sampah dan limbah harian harus dilakukan dengan hati-hati oleh pendamping, minimal yang menggunakan alat pelindung diri (APD).
Lalu, barang habis pakai setelah digunakan harus disimpan dalam wadah tertutup, sedangkan barang tidak habis pakai harus dibersihkan terpisah dengan barang yang digunakan oleh anggota keluarga lainnya.
3. Melakukan disinfeksi rutin khususnya kepada alat rumah tangga yang sering disentuh contohnya gagang pintu, kran, toilet, wastafel, saklar, meja atau kursi.
4. Menjamin ruangan isolasi mandiri mendapat sirkulasi udara dan pencahayaan yang baik secara rutin dengan membuka jendela kamar.
5. Rutin mencatat perkembangan gejala suhu tubuh, laju nafas maupun saturasi oksigen perharinya dengan alat kesehatan yang dimiliki.
Hal itu dilakukan untuk memudahkan proses pencatatanan yang akurat oleh petugas puskesmas yang mengawasinya.
6. Pastikan isolasi mandiri 10 hari untuk kasus tanpa gejala dan 10 hari dengan kasus gejala ringan dengan tambahan 3 hari dalam keadaan tanpa gejala.
7. Jika terjadi perburukan kondisi, yang umumnya disertai gejala demam, batuk, sesak nafas cepat, dengan frekuensi lebih dari 30 kali permenit maka segera hubungi nomor darurat (119 ext 9) dan layanan dokter atau petugas puskesmas setempat.
8. Pastikan protokol saat memobilisasi pasien ke puskesmas atau rumah sakit diterapkan secara ketat. Menggunakan ambulan milik pemerintah setempat dengan petugas yang memiliki APD lengkap
Wiku juga menyampaikan duka cita yang mendalam bagi para korban yang kehilangan keluarga atau kerabat akibat Covid-19.
Menurutnya salah satu peran penting dalam penanganan Covid-19 adalah lingkungan terdekat seperti RT atau RW.
"Pada masa pandemi ini tugas RT, RW menjadi bertambah karena harus menjadi perpanjangan tangan desa atau kelurahan maupun puskesmas untuk penanganan Covid-19," jelasnya.
Tugas RT, RW antara lain adalah untuk melakukan pencatatan bagi pasien Covid-19, kepatuhan protokol kesehatan hingga mendukung program vaksinasi.
Itu sebabnya posko dibutuhkan di tingkat desa agar kerja-kerja penanganan Covid-19 bisa terkendali dan terlaporkan.
Dia menyayangkan masih banyaknya desa yang belum terdapat posko penanganan Covid-19. (Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)
Baca Artikel Terkait Covid-19 Lainnya