Virus Corona
Catat, Beberapa Hal Penting yang Perlu Dipersiapkan Pasien Covid-19 untuk Isolasi Mandiri di Rumah
Pasien Covid-19 tanpa gejala atau memiliki gejala ringan dianjurkan untuk menjalani isolasi mandiri di rumah atau di pusat isolasi milik pemerintah.
Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Pasien Covid-19 tanpa gejala atau dengan gejala ringan dianjurkan untuk menjalani isolasi mandiri di rumah atau di pusat isolasi milik pemerintah.
Hal itu dilakukan untuk mencegah penularan Covid-19 semakin meluas dan mengurangi beban ketersediaan ruang di rumah sakit.
Agar ruang di rumah sakit bisa diberikan kepada yang lebih membutuhkan seperti pasien Covid-19 bergejala sedang, berat, atau pasien dengan penyakit lain yang membutuhkan.
Namun, di tengan meningkatnya angka kasus Covid-19 banyak dilaporkan pasien yang meninggal saat menjalani isolasi mandiri.
Hal itu juga direspon oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin saat konferensi pers virtual yang ditayangkan di Youtube Sekretariat Presiden Senin (26/7/2021).
Baca juga: Pengisian Oksigen Gratis di 4 Kota Jatim untuk Pasien Covid-19 Isolasi Mandiri, Ini Cara Daftarnya
"Saya sedih, memang saya juga banyak mendapat masukan, banyak yang isoman meninggal," ujarnya.
Dia menyebut ada beberapa faktor yang menjadi penyebab pasien meninggal saat menjalankan isolasi mandiri.
Salah satu faktornya adalah keterlambatan pasien dalam mendapat akses ke rumah sakit.
Selain itu, disebutkan juga ada permasalahan stigma bagi pasien Covid-19 di sejumlah daerah.
"Rupanya kalau orang yang sakit di banyak daerah itu masih dilihat sebagai orang yang ternoda, orang yang terhukum, orang yang tidak baik perilakunya," jelasnya.
Hal itu yang dianggap oleh Budi menjadi alasan banyak orang tidak mau dites atau tidak mau melapor ketika mengetahui dirinya positif Covid-19.
Dia berharap hal seperti itu tidak terjadi kedepannya dan meminta masyarakat untuk memahami bahwa terkonfirmasi positif Covid-19 bukanlah suatu aib dan justru harus saling tolong-menolong.
"Nanti justru mereka tidak mau lapor, dan akhirnya terlambat dibawa ke rumah sakit dan itu adalah penyebab kematian yang paling tinggi," jelasnya.
Menkes meminta tolong kepada masyarakat apabila mengetahui kerabatnya sedang sakit untuk segera melaporkan ke fasilitas layanan kesehatan terdekat.
Hal itu perlu dilakukan agar segera yang sakit segera mendapat tes, dan bisa mendapat pertolongan sesuai dengan kebutuhannya.
Selain itu, mengetahui isolasi mandiri secara benar juga diperlukan bagi masyarakat untuk menjalankan isolasi secara mandiri.
Ada beberapa hal penting yang perlu diingat agar bisa siap ketika menjalani isolasi mandiri.
Baca juga: Kenali Risiko Konsumsi Suplemen dan Obat Sembarangan bagi Pasien Covid-19 saat Isolasi Mandiri
Baca juga: Cegah Risiko Fatal, IDI Anjurkan Lakukan Persiapan yang Benar saat Pasien Covid-19 Isolasi Mandiri
Dikutip dari IGTV @Kawalcovid19.id, dr. Sayuri Suwandi SPPD menyampaikan beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum isolasi mandiri.
"Kalau saya sendiri tidak menyarankan isolasi mandiri tanpa ke dokter dulu, jadi kalau pasien sudah terkonfirmasi positif, konsultasi dulu ke dokter," jelasnya.
Nanti dokter tersebut yang akan menentukan kelayakan terkait pasien Covid-19 untuk menjalankan isolasi apakah bisa menjalankan isolasi mandiri, atau perlu di ruang isolasi terpusat milik pemerintah atau, isolasi dengan perawatan di rumah sakit.
Berikut beberapa hal lain yang perlu dipersiapkan untuk menjalani isolasi mandiri:
1. Nomor Kontak Dokter
Memiliki kontak dokter akan memudahkan pasien untuk berkonsultasi kapanpun dan dokter senantiasa bisa memantau perkembangan kesehatan pasien Covid-19.
Selain itu, jika pasien mengalami keluhan yang mengkhawatirkan bisa segera untuk meminta petunjuk dokter agar tidak mendapat informasi yang simpang siur.
2. Nomor Petugas Lingkungan (RT, RW, atau Satgas Covid-19 Setempat)
Jika menjalani isolasi mandiri di rumah, sangat penting memiliki nomor petugas lingkungan juga penting untuk meminta dukungan jika terjadi keadaan darurat.
Selain itu, kita bisa memberitahu terkait penggunaan limbah yang tercemar sehingga lingkungan bisa lebih waspada.
3. Alat Pengukur Suhu Tubuh (Termometer)
Pengecekan suhu tubuh bisa dilakukan sehari dua kali untuk mengetahui perkembangan kondisi kesehatan, catat dan laporkan hal tersebut kepada dokter.
4. Alat Pengukur Saturasi Oksigen (Oxymeter)
Sama seperti suhu tubuh, mengukut saturasi oksigen juga sangat penting saat menjalani isolasi mandiri, jika saturasi oksigen rendah secara konsisten di angka 94 persen atau lebih rendah segera cari pertolongan ke rumah sakit.
Jika tidak memiliki oximeter, kenali tanda-tanda bahaya pada tubuh pasien (emergency warning signs). Beberapa tanda tersebut di antaranya:
- Terasa berat saat menarik nafas
- Frekuensi tarik nafas lebih dari 20 kali per menit)
- Dada terasa sakit, dan/atau batuk disertai sesak
- Demam yang tidak turun setelah mengonsumsi obat turun panas dan obat-obatan lain
- Bibir dan ujung jari berwarna biru atau ungu.
- Tidak bisa makan dan minum
4. Alat Kesehatan Lain yang Diperlukan Sesuai dengan Kebutuhan
Jika ada komorbid bisa mempersiapkan alat kesehatan lain sesuai dengan kebutuhan, misalnya pengukur tensi darah atau gula darah. (Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)
Baca Artikel Terkait Covid-19 Lainnya