Terkini Nasional
Kasus Covid-19 di Indonesia Tembus 40 Ribu, Luhut Ungkap Skenario Pemerintah, Obat hingga Oksigen
Luhut ungkap skenario terburuk pemerintah dalam menghadapi angka penularan Covid-19 yang mencapai 40 ribu kasus per hari ini
Penulis: Rilo Pambudi
Editor: Rekarinta Vintoko
Sebentar lagi kami dengan menteri Budi akan bicara mengenai licensenya untuk tadi actemra supaya kita bisa produksi dalam negeri," ungkap Luhut.
Luhut memastikan, pemerintah akan membagikan obat terapi COVID-19 untuk orang tanpa gejala (OTG) mulai pekan ini.
Purnawirawan Jenderal TNI itu mengatakan, ada 300 ribu paket obat yang sudah disiapkan oleh pemerintah.
"Dan kemudian Presiden sudah memutuskan tadi mulai Rabu nanti, minggu ini, kita akan launching ada 300.000 paket obat untuk tadi OTG dan juga untuk yang kelas-kelas yang penyakit yang masih tidak serius," tutur Luhut
"Jadi paket obat ini akan menjangkau hampir 210.000 yang kasus aktif yang kita berikan dan ini akan berlangsung selama beberapa bulan ke depan. Ini nanti akan dibagikan oleh TNI dan elemen yang lain," kata Luhut.
Impor Oksigen
Dalam kesempatan yang sama, Luhut menyampaikan pemerintah akan mengimpor pasokan oksigen liquid dan konsentrator dalam waktu dekat.
Sebagaimana diketahui, permintaan oksigen naik berbanding lurus seingin melonjaknya kasus Covid-19 di tanah air.
Dilansir TribunWow.com, Luhut mengakui bahwa belakangan Indonesia tengah mengalami krisis oksigen.
Kendati demikian, ia memastikan bahwa sejumlah kementerian kini telah bersinergi untuk mencari solusi terkait hal tersebut.
“Tapi sekarang ditata sudah makin baik oleh Kemenkes dan juga saya kira dibantu oleh PUPR, BUMN. Sehingga ini saya kira dalam minggu ini akhir, mestinya tidak terlalu ada masalah,” kata Luhut.
Luhut mengatakan bahwa pemerintah akan mengimpor 40 ribu ton pasokan oksigen liquid.
Jumlah tersebut sudah diperkirakan untuk berjaga-jaga bila terjadi lonjakan kebutuhan yang semakin tinggi.
Baca juga: Tips Menjaga Sistem Imun Anak-anak saat Masa Pandemi Covid-19 dari Dokter Spesialis Anak
“Sementara itu kita proses impor 40.000 ton oksigen liquid, untuk kita gunakan ke depan ini. Kita berjaga-jaga. Walau kita sebenarnya tidak butuh sebanyak itu," kata Luhut.
"Tapi kalau melihat tren dunia, perkembangan di Amerika, di Inggris, dimana trennya sekarang meningkat tajam. Kita lebih bagus berjaga-jaga sehingga kita tidak caught by surprise,” jelasnya.