Vaksin Covid
Tegaskan Tak Ada Agama Haramkan Vaksin, Jokowi Minta Masyarakat Lakukan 1 Hal Ini: Sederhana
Di tengah pandemi Covid-19, Presiden Jokowi mengungkapkan satu permintaannya yang sederhana kepada masyarakat Indonesia.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Kasus Covid-19 kini tengah meningkat di berbagai wilayah di Indonesia.
Lewat akun media sosialnya, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan soal vaksin Covid-19.
Selain itu, Jokowi juga mengungkapkan satu permintaannya kepada masyarakat Indonesia.

Baca juga: 1 Hari seusai Bahas Gawatnya Covid di Indonesia, Najwa Shihab Suarakan Tagar JanganNungguGiliran
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Jokowi di akun Instagram miliknya @jokowi, Kamis (24/6/2021).
Pertama, Jokowi menegaskan tidak ada agama yang mengharamkan pengikutnya untuk menerima suntikan vaksin Covid-19.
Kemudian, ia juga meminta kepada masyarakat agar tidak menolak jika sudah menerima jatah vaksinasi.
Jokowi menyampaikan, vaksin Covid-19 adalah upaya utama untuk mengatasi pandemi Covid-19.
Selanjutnya, Jokowi menyampaikan satu permintaannya kepada masyarakat.
Dirinya ingin agar masyarakat Indonesia tidak keluar dari rumah jika memang tidak ada keperluan mendesak.
Terakhir, Jokowi mengingatkan bahwa penanganan pandemi Covid-19 harus dilakukan bersama-sama.
Berikut caption lengkap yang ditulis oleh Jokowi:
"Bapak, ibu, saudara-saudara yang saya hormati.
Jika sudah ada kesempatan mendapatkan vaksin, segera ambil. Jangan ada yang menolak. Agama apapun tidak ada yang melarang vaksin. Ini demi keselamatan kita.
Vaksin merupakan upaya terbaik yang tersedia saat ini. Kita harus mencapai kekebalan komunitas untuk mengatasi pandemi.
Maka sebelum itu tercapai, kita harus tetap berdisiplin dan menjaga diri terutama memakai masker.
Saya minta satu hal yang sederhana ini: tinggallah di rumah jika tidak ada kebutuhan yang mendesak.
Hanya dengan langkah bersama kita bisa menghentikan wabah ini. Semua orang harus berperan-serta.
Semua orang harus ikut berkontribusi. Tanpa kesatuan itu, kita tak akan mampu menghentikan penyebaran Covid-19.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita semua."
Baca juga: Lonjakan Covid-19 Indonesia Menjerat Banyak Pasien Muda, Nakes: Sering Lihat Pasien Batuk Darah
Baca juga: Dicecar Najwa Percaya Covid atau Tidak, Bupati Banjarnegara Bantah Tuduh Dokter Covidkan Pasien
Covid-19 Melonjak, Pemerintah Didesak PSBB
Sementara itu, pemerintah diminta memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk atasi lonjakan Covid-19.
Usulan tersebut disampaikan oleh Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani Aher untuk zona merah Covid-19.
Dikutip TribunWow.com dari Tribunnews.com pada Rabu (23/6/2021), menurutnya, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) tidak efektif untuk menekan angka mobilitas masyarakat.
Baca juga: Ridwan Kamil Beri Tips Hadapi Covidiots, Banyak Warganet Curhat Merasa Resah
Akibatnya, lonjakan Covid-19 sulit dikendalikan.
Tak hanya PSBB, menurut Netty pemerintah harus memberlakukan lockdown.
“Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro terbukti tidak efektif menahan mobilitas masyarakat," kata Netty, kepada wartawan, Rabu (23/6/2021).
"Akibatnya lonjakan kasus Covid-19 sulit dikendalikan, pemerintah harus segera berlakukan PSBB, bahkan lockdown total,”
Netty menjelaskan, penerapan protokol kesehatan (prokes) yang ketat akan mengendalikan pandemi secara efektif.
Bahkan, Netty berujar bahwa masyarakat harus dipaksa agar bisa disiplin dalam menerapkan prokes.
"Masyarakat harus dipaksa agar disiplin prokes melalui aturan yang ketat dan tegas," jelas Netty.
"Tanpa aturan yang tegas dan setengah hati, masyarakat yang sudah jenuh dengan keadaan pandemi akan abai dan tidak peduli."
Menurutnya, PSBB mampu menekan penjumlahan kasus Covid-19 seperti yang pernah dilakukan dulu.
"Opsi pemberlakukan PSBB seperti di awal pandemi harus diambil, PSBB ketat yang diterapkan di Jakarta dulu, terbukti mampu menurunkan angka kasus secara signifikan,” tambahnya.
JIka PSBB tak diambil, maka kasus Covid-19 di indonesia akan terus memburuk. (TribunWow.com/Anung/Krisna)
Berita terkait Peristiwa Covid-19 lainnya