Virus Corona
Indonesia Hadapi Lonjakan Covid-19, Ini Langkah Pemerintah hingga Peringatan dari Ahli
Sejumlah wilayah di Indonesia alami lonjakan Covid-19 semenjak pasca-libur Lebaran 2021.
Penulis: Yonatan Krisna Halman Tri Santosa
Editor: Lailatun Niqmah
Imbauan Ahli
Epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman mengatakan bahwa sudah saatnya bagi pemerintah unutk mengubah strategi dalam menghadapi loncakan Covid-19 pasca-libur lebaran.
Menurutnya, Selain 3T (testing, tracing, treatment), 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan membatasi mobilitas), juga perlunya peningkatan surveillance genomic.
Dirinya juga mengatakan, gelombang pertama Covid-19 di Indonesia akan mencapai puncaknya pada akhir Juni-Juli 2021.
"Gelombang pertama (kasus Covid-19 di Indonesia), akan mencapai puncaknya pada akhir Juni sampai awal Juli ini," kata Dicky, dikutip dari Kompas.com pada Senin (14/6/2021).
Dirinya mengatakan lonjakan ini disebabkan oleh varian baru yang masuk, yaitu Alpha dari Inggris dan Delta dari India.
Kemampuan virus dari varian Delta yang lebih menular, dapat meningkatkan angka kesakitan atau keparahan, hingga kemampuannya dalam menghindari sistem kekebalan dari vaksin, membuat kondisi yang dihadapi sangat serius.
Menurutnya, dalam sebulan atau dua bulan kedepan Indonesia akan menghadapi potensi dua puncak Covid-19.
"Jadi ada potensi dua puncak (kasus Covid-19) yang akan kita hadapi dalam satu sampai dua bulan ke depan," ungkap Dicky.
Kondisi ini harus diperhatikan secara baik oleh semua pihak.
Menurutnya, baik pemerintah maupun masyarakat masih dinilai lamban dalam menaati protokol kesehatan (prokes).
Dirinya mengatakan bahwa saat ini, yang harus direspon pihak pemerintah adalah kapasitas dari testing, karena jika tidak, maka pada gilirannya akan dilakukan dalam situasi yang sudah memburuk.
"Yang harus direspon pemerintah adalah penguatan kapasitas testing. Karena ketika daerah, dan pemerintah tidak memperkuat ini dengan berbagai alasan, maka pada gilirannya akan dilakukan dalam situasi yang sudah memburuk," papar Dicky.
Saat ini, wilayah yang tetapkan testing sesuai standar WHO adalah DKI Jakarta, Yogyakarta dan Sumatera Barat.
Meski Jakarta unggul dari dua wilayah tersebut, akan tetapi di luar wilayah tersebut testing masih memprihatinkan.