Breaking News:

Terkini Daerah

Terungkap Gaya Hidup Bos Pungli Tanjung Priok, Pakai Sepatu Jutaan Rupiah, Sehari Dapat Uang Segini

49 pelaku pungutan liar (pungli) di kawasan Pelabunan Tanjung Priok diringkus polisi, Jumat (11/6/2021) lalu.

YouTube Kompastv
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus dalam konferensi pers mengenai penangkapan pelaku pungli dan premanisme di perbatasan Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT) dan Terminal Peti Kemas Koja, Jumat (11/6/2021). 

TRIBUNWOW.COM - 49 pelaku pungutan liar (pungli) di kawasan Pelabunan Tanjung Priok diringkus polisi, Jumat (11/6/2021) lalu.

Dilansir TribunWow.com, satu di antara 49 pelaku yang diringkus merupakan koordinator pungli.

Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok, AKBP Putu Kholis menyebut dari tangan koordinator pungli itu diamankan sepasang sepatu bernilai jutaan rupiah.

Presiden Joko Widodo meninjau Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT) dan Terminal Peti Kemas Koja, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (10/6/2021). Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi mendengarkan langsung keluh kesah para sopir kontainer, terutama soal pungutan liar (pungli) dan tindakan premanisme. Saat itu juga Presiden Jokowi langsung menelepon Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo untuk segera membereskan hal tersebut.
Presiden Joko Widodo meninjau Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT) dan Terminal Peti Kemas Koja, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (10/6/2021). Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi mendengarkan langsung keluh kesah para sopir kontainer, terutama soal pungutan liar (pungli) dan tindakan premanisme. Saat itu juga Presiden Jokowi langsung menelepon Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo untuk segera membereskan hal tersebut. (Tribunnews/HO/Biro Pers Setpres)

Baca juga: Sosok Zainul, Bos Pungli di JICT Tanjung Priok yang Ditangkap Polisi, Ternyata Ini Pekerjaannya

Baca juga: Polisi Akhirnya Tangkap Bos Pelaku Pungli di JICT Tanjung Priok, Ini Sosoknya

Diduga, sepatu tersebut dibeli menggunakan uang hasil pungli.

"Barang bukti satu buah sepatu bola merk Adidas berwarna hitam hasil pembelian uang pungli senilai Rp 2.700.000," kata Putu, dikutip dari TribunnewsBogor.com, Sabtu (12/6/2021).

Selain sepatu seharga jutaan rupiah, polisi juga mengamankan uang senilai Rp 600 ribu dari tangan pelaku.

"Rinciannya, 120 lembar pecahan Rp 5.000," sambungnya.

Putu melanjutkan, koordinator pungli setiap hari menerima uang hasil pungli yang dilakukan oleh operator RTG.

Dalam sehari, kata Putu, sang koordinator menerima uang Rp 100 sampai 150 ribu.

"Dan yang bersangkutan tidak menentukan nilai nominal dan sehari-hari bisa mendapatkan sebesar Rp 100 ribu-Rp Rp 150 ribu," katanya.

Saat penangkapan, koordinator bernama Zainul itu sempat mengoordinir para pelaku agar terbebas dari jeratan hukum.

Namun, Zainul juga ikut ditangkap di i Jakarta International Container Terminal (JICT), Jumat (11/6/2021) malam.

Ia dijerat dengan Pasal 368 juncto 55 KUHP.

Diberitakan sebelumnya, puluhan pelaku pungli itu ditangkap seusai Presiden Joko Widodo (Jokowi) menelepon Kapolri Jenderal Listyo Sigit.

Dalam teleponnya, Jokowi menyampaikan keluhan sopir truk di kawasan Pelabuhan Tanjuk Priok.

Sopir truk tersebut mengaku resah dengan banyaknya pungli di kawasan pelabuhan.

Berselang dua jam setelah Jokowi menelepon Kapolri, 49 pelaku pungli langsung diringkus.

Baca juga: Pelaku Pungli di Tanjung Priok Bisa Raup Rp 16 Miliar dalam Sebulan, Polisi Ungkap Alurnya

Baca juga: 2 Jam setelah Ditelepon Jokowi, Polisi Ringkus 49 Pelaku Pungli Tanjung Priok, Amankan Uang Jutaan

Nasib Para Pelaku

Walaupun presiden telah turun langsung mengecek, para pelaku pungli ternyata tidak serta merta langsung bertaubat dan menghentikan aktivitas mereka.

Diketahui, para pelaku pungli melakukan aktivitas kriminal mereka seperti biasa setelah Presiden Jokowi pergi dari Tanjung Priok.

Fakta tersebut disampaikan oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus dalam konferensi pers, Jumat (11/6/2021).

"Kemarin di JICT tersebut (sopir) baru saja mengeluh kepada presiden, kembali presiden (presiden pulang), mereka (pelaku pungli) bermain lagi," ungkap Yusri.

"Jadi memang sudah seperti duri dalam daging, tidak punya rasa takut," sambungnya.

Ke depannya, Yusri berharap agar masyarakat aktif melapor kepada polisi jika menemukan aktivitas pungli.

"Saya mengharapkan adanya dukungan masyarakat, bantuan masyarakat juga untuk menyampaikan semuanya," kata dia.

"Ini bukan saja berhenti sampai sini," lanjutnya.

Yusri menjelaskan, penyelidikan akan terus berlanjut, satu di antaranya adalah memeriksa adanya indikasi sengaja membuat macet jalan supaya pungli lebih mudah dilakukan.

Pihak kepolisian diketahui akan berkoordinasi dengan otoritas pelabuhan yakni Pelindo, dan perusahaan bongkar muat kargo untuk mendalami kasus pungli ini.

Para pelaku pungli kini terancam hukuman penjara dan pemecatan.

"Ini efek jera supaya yang lain jangan coba-coba bermain, apalagi dia status sebagai pegawai," tegas Yusri.

Per Mobil Bayar Rp 13 Ribu

Sebelumnya Yusri menyebut ada dua PT yang karyawannya terlibat dalam aktivitas pungli terhadap sopir truk kontainer di kawasan Tanjung Priok.

Dua PT tersebut adalah PT DKM dan PT GFC.

Total ada 49 orang karyawan dari dua PT itu yang diamankan karena terlibat aktivitas pungli.

Pertama pada karyawan PT GFC, pungli dilakukan di lima pos, mulai dari masuk pelabuhan Tanjung Priok hingga pengangkatan kontainer.

"Di pintu masuk sekuriti harus bayar Rp 2 ribu," jelas Yusri.

"Kemudian pos 2 masuk di bagian survei, itu biasanya masuk lagi Rp 2 ribu."

Selanjutnya di pos ketiga yang merupakan tempat pencucian, sopir membayar lagi sebanyak Rp 2 hingga Rp 5 ribu.

Yusri menambahkan, pungli pada malam hari bisa lebih besar karena pengawasan yang minim.

Baca juga: 2 Jam setelah Ditelepon Jokowi, Polisi Ringkus 49 Pelaku Pungli Tanjung Priok, Amankan Uang Jutaan

Selanjutnya saat pengangkatan kontainer oleh crane, sopir harus membayar minimal Rp 5 ribu.

"Terakhir keluar depo harus bayar lagi Rp 2 ribu," kata Yusri.

Yusri mengatakan, satu kendaraan minimal harus membayar uang minimal Rp 13 ribu.

"Satu hari itu bisa 500 kendaraan kontainer," kata Yusri.

Yusri mengatakan, para pelaku pungli total bisa meraup Rp 6,5 juta sehari.

Kemudian di PT DKM terdapat empat pos.

Serupa dengan pungli oleh karyawan PT GFC, di PT DKM, sopir truk membayar total pungli sekira Rp 11 ribu.

"Belum lagi premanisme-premanisme yang ada di luar," kata Yusri.

Yusri menyampaikan, polisi juga turut mengamankan premanisme jalanan berupa anak-anak jalanan, pak ogah, hingga pungli modus mengetok-ngetok kaca sopir ketika macet.

"Ini juga diamankan mereka semuanya," kata dia.

Yusri menegaskan, penangkapan ini bukanlah akhir dari penyelidikan pihak kepolisian.

"Saya katakan ini baru di permukaan," kata dia.

"Perintah Pak Kapolda Metro Jaya membentuk tim."

Yusri mengatakan, ketika 10.30 WIB Presiden Jokowi menerima keluhan soal pungli, polisi langsung bertindak dan mengamankan para pelaku pukul 13.00 WIB. (TribunWow.com)

Artikel ini telah diolah dari TribunnewsBogor.com dengan judul Punya Sepatu Harga Jutaan, Ini Sosok Koordinator Pungli di Tanjung Priok, Dapat Rp 150 Ribu Per Hari, dan Tribunnews.com dengan judul Dapat Keluhan Maraknya Pungli Kepada Sopir Kontainer, Jokowi Langsung Telepon Kapolri 

Berita lain terkait

Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved