Terkini Nasional
Reaksi Nurul Ghufron Diwanti-wanti Eks Direktur KPK di Mata Najwa: Saya Khawatir, Anda Ini Diperalat
Mantan pegawai KPK, Sujanarko, mengungkapkan wanti-wantinya pada Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Mantan Direktur Pembinaan Jaringan Kerja Antar Komisi dan Instansi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Sujanarko, mengungkapkan wanti-wantinya pada Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron.
Dilansir TribunWow.com, pernyataan Sujanarko itu berkaitan dengan penonaktifan 75 pegawai KPK yang dianggap tak lolos Tes Wawasan Kebangsaan (TWK).
Sujanarko menyebut ada oknum yang mengendalikan seleksi TWK tersebut.

Baca juga: Sudah Dinonaktifkan, Penyelidik KPK Bongkar Keberadaan Harun Masiku: 2 Bulan Lalu Sudah di Indonesia
Baca juga: Di Balik Layar Mata Najwa, Pegawai KPK Buka-bukaan Ungkit Utang Budi Firli Bahuri: Jangan Zalim
Hal itu diungkapkannya dalam acara Mata Najwa, Rabu (26/5/2021) lalu.
Dalam video singkat yang diunggah akun Instagram @matanajwa, Jumat (28/5/2021), Sujanarko menganggap janggal seleksi TWK yang tak meloloskan 75 pegawai KPK.
"Pimpinan KPK tidak paham terkait sistem rekruitmen ini," kata Sujanarko.
"Ada kemungkinan pimpinan KPK dikibulin sama BKN (Badan Kepegawaian Negara)."
"Dan ada kemungkinan juga BKN dikendalikan orang lain."
Sujanarko mengatakan, proses seleksi TWK berlangsung sangat tertutup.
Bahkan, para peserta tak mengetahui apa tujuan tes tersebut.
"Publik tahu, di awal setelah proses seleksi selesai Ketua BKN mengatakan tidak tahu pertanyaannya."
"Pak Tjahjo Kumolo juga menyatakan tidak tahu pertanyaannya."
"Pimpinan KPK juga menyatakan tidak tahu pertanyaannya."
"Peserta tes bertanya pada pewawancara, tapi tidak ngaku siapa dia, dari mana, jabatannya apa, tujuan tes apa, enggak dijawab," lanjutnya.
Baca juga: Jadi Tersangka Korupsi Pengadaan Lahan di Jakarta Timur, Eks Dirut Sarana Jaya Ditahan KPK
Baca juga: Moeldoko Nilai Perlu Libatkan NU dan Muhammadiyah terkait TWK Lanjutan untuk Pegawai KPK
Karena itu, Sujanarko menyebut peserta tes seolah berhadapan dengan hantu.
Tak hanya itu, ia juga menyampaikan wanti-wantinya pada Nurul Ghufron yang tersambung lewat panggilan video.
Sujanarko mengaku khawatir Nurul Ghufron hanya diperalat Ketua KPK Firli Bahuri.
"Jadi kita seperti berhadapan dengan hantu, terus terang ini sangat kejam," katanya.
"Saya khawatir, terus terang di sini saya katakan, Pak Ghufron ini diperalat oleh ketua."
Tampak, Nurul Ghufron hanya tertawa mendengar pernyataan Sujanarko.
"Yang Pak Ghufron sendiri enggak paham, itu berbahaya," ucap Sujanarko.
"Jadi Bapak harus pelajari secara detail aturan internal, kalau mereka berusaha menyerang internal KPK Pak Ghufron harus memertahankan."
"Saya sedih terus terang mendengar pernyataan Pak Ghufron karena tidak paham."
"Kalau tidak paham bagaimana bisa melakukan monitoring evaluasi gitu," tandasnya.
Simak videonya berikut ini:
Di Balik Layar Mata Najwa
Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang hadir di acara Mata Najwa, Rabu (26/5/2021) buka-bukaan soal janji Ketua KPK, Firli Bahuri.
Dilansir TribunWow.com, Kasatgas Penyelidik KPK Harun Al Rasyid bahkan membongkar utang budi Firli padanya dahulu.
Namun, utang dan janji Firli pada Harun tak dipenuhi.

Baca juga: Jadi Tersangka Korupsi Pengadaan Lahan di Jakarta Timur, Eks Dirut Sarana Jaya Ditahan KPK
Baca juga: Sosok Bima Haria, Kepala BKN yang Sebut Sudah Ikuti Instruksi Presiden soal TWK Pegawai KPK
Kini, Harun dan 74 pegawai KPK lainnya justru dinonaktifkan seusai dianggap tak lolos Tes Wawasan Kebangsaan (TWK).
Momen di balik layar Mata Najwa itu diunggah dalam akun Instagram @matanajwa, Jumat (28/5/2021).
Dalam video berdurasi 6 menit 41 detik itu, Presenter Najwa Shihab menemui sejumlah narasumber dalam acara yang dipandunya tersebut.
Satu di antaranya yakni Harun Al Rasyid.
Harun mengaku memiliki hubungan lebih khusus dengan Firli.
Pasalnya, ia dulu pernah diberi julukan spesial oleh pria yang kini menjabat sebagai ketua KPK itu.
"Saya punya hubungan yang lebih khusus kalau dengan Firli," ujar Harun.
"Jadi ketika dia deputi (penindakan KPK), saya dijuluki sama Firli itu raja OTT."
Firli, bahkan disebut Harun sampai mengakui punya utang budi padanya.
Baca juga: Moeldoko Nilai Perlu Libatkan NU dan Muhammadiyah terkait TWK Lanjutan untuk Pegawai KPK
Baca juga: Ungkit Respons Presiden soal Penonaktifan 75 Pegawai KPK, Saor Siagian: Firli Seenak-enaknya
"Karena OTT terbanyak itu adalah pada saat Firli jadi deputi, itu 2018," sambung Harun.
"Bahkan Firli bilang 'Aku punya utang budi, saya kasih hadiah kamu'."
Setelah ia bersama 74 pegawai KPK dinonaktfikan, Harun mengaku sempat menagih janji itu pada Fili.
Harun secara terang-terangan sempat mengungkit utang budi Firli padanya.
"Hari ini yang saya tagih hadiah itu, 'Saya enggak minta apa-apa sama kamu'," kata Harun.
"'Saya cuma minta nama saya dan kawan-kawan saya tolong diperhatikan'."
"'Jangan berbuat zalim, utang budi yang Anda bilang akan berikan hadiah pada raja OTT itu enggak ada'."
"Mana?' Itu yang saya bilang." lanjutnya.
Dalam caption unggahan tersebut, akun @matanajwa pun menyoroti kaus yang dipakai 20 pegawai KPK yang dinonaktifkan.
"Di balik layar, penyidik KPK buka-bukaan soal posisi Harun Masiku dan sejumlah iming-iming khayalan dari sang pimpinan.
Saat datang di studio #MataNajwa, penyidik KPK pun kompak mengenakan kaos bertuliskan “Berani Jujur Pecat” sebagai simbol terkini dari upaya menyingkirkan penyidik KPK yang sedang menangani kasus-kasus besar," tulisnya. (TribunWow.com)
Baca artikel lain terkait KPK