Breaking News:

Gerakan Pemilahan dan Sedekah Melalui Sampah Daur Ulang, Wujud Nyata untuk Lestarikan Lingkungan

Sampah anorganik (bahan daur ulang) dapat dipilah, dikumpulkan, dan dikirim ke pabrik daur ulang.

Editor: Lailatun Niqmah
HO/TribunWow.com
Sosialisasi gerakan pemilahan dan sedekah bahan daur ulang, Gereja Paroki Maria Marganingsih Kalasan, Sleman, Yogyakarta bersama tim Rapel, Selasa (25/5/2021) 

TRIBUNWOW.COM - Setiap hari sekitar 600 ton sampah yang dibuang oleh warga Yogyakarta berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), sehingga mengakibatkan TPA mengalami kelebihan kapasitas.

Sampah yang tidak tertangani dengan baik akan berdampak pada pencemaran tanah, air tanah, sungai, laut, dan udara. 

Sampah sesungguhnya dapat bernilai jika dipilah dan dikelompokkan menurut jenis bahannya.

Baca juga: Tinjau Normalisasi Parit, Bobby Nasution Minta Warga Peduli Lingkungan agar Tak Terjadi Banjir

Sampah organik dapat dimanfaatkan menjadi kompos, eco enzyme, dan pakan Maggot BSF.

Sedangkan sampah anorganik (bahan daur ulang) dapat dipilah, dikumpulkan, dan dikirim ke pabrik daur ulang.

Dengan demikian maka sebagian besar sampah dapat berguna dan tidak mencemari lingkungan.

Semangat untuk melestarikan lingkungan hendaknya tidak berhenti pada slogan dan gagasan saja, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata dan berkelanjutan.

Gerakan pemilahan dan sedekah sampah anorganik (bahan daur ulang) menjadi salah satu wujud nyata.

Dalam rangka memulai gerakan pemilahan dan sedekah bahan daur ulang, Gereja Paroki Maria Marganingsih Kalasan, Sleman, DIY mengadakan sosialisasi bersama tim Rapel (Rapel.id).

Dari rilis yang diterima TribunWow.com, pertemuan ini dihadiri oleh Rm. Antonius Dadang Hermawan, Pr (Pastor Kepala Paroki), ibu Nasaria Tjahjantini (Kabid Pelayanan Kemasyarakatan Paroki), serta sejumlah pengurus Dewan Paroki dan perwakilan lingkungan.

Baca juga: Soal Perpres Jabsel, Tokoh Masyarakat: Harus Perhatikan Lingkungan Hayati dan Disparitas Pembangunan

Perwakilan umat yang hadir sangat antusias dan aktif mengajukan berbagai pertanyaan.

Dalam pertemuan yang berlangsung selama 2 jam tersebut juga dibahas sejumlah rencana kerja dan pembagian tugas. 

Sebagai tindak lanjut pertemuan tersebut akan dilaksanakan peresmian kerjasama antara Paroki Kalasan dengan Rapel dan penyerahan sarana pemilahan pada tanggal 1 Juni 2021.

Rapel akan memberikan pendampingan, pelatihan, dan secara rutin menjemput bahan daur ulang yang telah dikumpulkan.

Dalam pelaksanaannya nanti, gerakan ini diharapkan dapat melibatkan sebanyak mungkin umat, relawan, OMK, Pemuda Katolik, serta berbagai pihak dan organisasi terkait. (TribunWow.com)

Berita terkait Yogyakarta

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Pengelolaan SampahTempat Pembuangan Akhir (TPA)GerejaSlemanYogyakarta
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved