Terkini Daerah
Sempat Diberitakan Gagal Lamaran, Pria Asal Klaten Berhasil Temui Calon Istri meski Putar Balik
Agus Suryadi (23) menegaskan dirinya berhasil mencapai tujuannya melamar istri meski sempat disuruh putar balik akibat kurang surat rapid test.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Pria asal Klaten, Jawa Tengah, Agus Suryadi (23) sempat diberitakan gagal menjalani prosesi lamaran karena dilarang melanjutkan perjalanan oleh petugas berwenang akibat tak memiliki surat rapid test Covid-19.
Pada Kamis (6/5/2021), Agus diketahui hendak pergi ke Winongo, Jawa Timur namun terhambat di pos penyekatan Mantingan.
Namun berdasarkan pengakuan Agus, dirinya ternyata berhasil mencapai tempat tujuan dan melangsungkan acara lamaran.

Baca juga: Cerita Pemudik yang Ditertawakan oleh Ganjar Pranowo karena Tingkah Istrinya Berujung Karantina
Dikutip TribunWow.com dari Tribunnews.com, merinci dari perjalanan awal, Agus bercerita dirinya berangkat bersama keluarganya yang total rombongan berjumlah 18 orang.
Perjalanan ditempuh dari Klaten lewat jalan tol.
Ketika di exit Tol Sragen, rombongan Agus diperiksa oleh Satlantas Sragen untuk pemeriksaan dan swab test yang dilakukan oleh Puskesmas Sidoharjo Sragen.
"Dan di sana saya bertemu dan ditanyai langsung oleh rombongan Gubernur Jawa Tengah Bapak Ganjar Pranowo," kata Agus, Jumat (7/5/2021).
Kala itu rombongan Agus diminta perwakilan untuk menjalani swab test.
Akhirnya Agus mengajukan diri melakukan swab test dan ternyata hasilnya negatif sehingga bisa melanjutkan perjalanan.
Agus mengatakan, dirinya sempat bertanya kepada Satlantas Sragen apakah kelengkapan swab tersebut dapat digunakan di perbatasan Mantingan, lalu dijawab bisa.
Sesampainya di perbatasan Mantingan, Agus dan rombongannya kebali diperiksa kali ini oleh Satlantas Mantingan, Ngawi.
Namun pada kali ini, rombongan Agus diharuskan untuk melakukan rapid test per orang Rp 100 ribu.
"Untuk bapak reserse sendiri mengizinkan melanjutkan perjalanan ke tujuan akan tetapi dari komandan tidak memberi izin melanjutkan," kata Agus.
"Dipersilakan oleh bapak komandan asalkan mengikuti rapid test yang dikenakan biaya Rp 100 ribu per orang. Disana ada 18 orang dirombongan saya," ungkap Agus.
Agus bercerita, ia akhirnya memilih untuk putar balik lalu menempuh jalur pedesaan melewati Desa Sine dan Desa Ngrambe.