Teroris Serang Mabes Polri
Cerita Pilu Polisi yang Tercuci Otaknya hingga Pernah Masuk Kelompok Teroris: Saya Kecolongan
Mantan teroris, Sofyan Tsauri buka suara soal sejumlah teror, mulai dari bom bunuh diri Makassar hingga penyerangan di Mabes Polri.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Mantan teroris, Sofyan Tsauri buka suara soal sejumlah teror yang kembali terjadi, mulai dari bom bunuh diri Makassar hingga penyerangan di Mabes Polri.
Dilansir TribunWow.com, pria yang juga berprofesi sebagai polisi itu mengaku kecolongan hingga terdoktrin ajaran terorisme.
Hal itu diungkapkannya dalam acara DUA SISI tvOne, Kamis (1/4/2021).

Baca juga: Serangan ZA ke Mabes Polri Disebut Mirip Aksi Black Widow, Pengamat Terorisme: Sangat Serius
Baca juga: Eks Teroris Sofyan Tsauri Jelaskan Perempuan Dipilih Serang Mabes Polri untuk Buat Malu, Kenapa?
Menurut Sofyan, kelompok teroris memiliki kemampuan cuci otak yang kuat hingga bisa merekrut para anggota baru.
Kejadian itu pula yang dulu dialami Sofyan.
Sebagai seorang polisi, Sofyan sempat tergabung dalam kelompok teroris.
"Yang pertama saya kebobolan karena kuatnya dan masifnya brain washing di kelompok ini," ujar Sofyan.
"Yang itu membuat saya akhirnya tunduk kepada doktrin tersebut."
Baca juga: Kata Pengamat Terorisme soal Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar: Jelas Orang yang Terlatih
Baca juga: Cegah Masyarakat Terpapar Terorisme, Listyo Sigit Prabowo akan Libatkan Mantan Napiter untuk Edukasi
Kesukaannya pada aksi kepahlawanan dimanfaatkan kelompok teroris untuk merekrutnya.
Sofyan menyebut, biasanya, kelompok teroris terus memberi doktrin yang keliru tentang makna jihad.
"Saya punya sifat suka dengan heroik, suka dengan kepahlawanan, suka dengan jihad," kata Sofyan.
"Tapi siapa sangka ketika kita memasuki kelompok tersebut malah menyimpan pemahaman yang keluar dari pemahaman ahlussunnah wal jamaah."
"Yang cenderung mereka fatalistik dalam memahami agama."
Bahkan, Sofyan menyebut kelompok teroris terus mendoktrin hingga para anggota memiliki pemikiran jahat.
"Ada bab-bab yang kaitannya dengan amalan hati mereka kesampingkan, lalu mereka kedepankan dengan fikihnya," jelasnya.
"Terutama fikih jihad, akhirnya itu membuat mereka jahat."
"Kebiasaan perang kan membunuh, dibunuh, dan sebagainya."
Karena terus didoktrin dengan pemahaman jihad yang keliru, para anggota kelompok teroris begitu mudah berubah menjadi jahat.
"Ini yang terus masuk tanpa kita mendapat pelajaran yang lain," tandasnya.
Simak videonya berikut ini mulai awal:
Isi Map Kuning yang Dibawa ZA
Di sisi lain, Kapolri Listyo Sigit Prabowo membeberkan isi map kuning yang dibawa ZA, terduga teroris yang ditembak mati saat menyerang Mabes Polri, Rabu (31/3/2021).
Dilansir TribunWow.com, selain map, menurut Listyo, polisi juga menemukan akun Instagram hingga surat wasiat ZA.
Hal itu diungkapkannya saat konferensi pers, Rabu (31/3/2021) malam.
Baca juga: ZA Sudah Diperiksa saat Masuk Mabes Polri, Brigjen Rusdi: Seperti Masyarakat Butuh Pelayanan
Baca juga: ZA Ternyata Aktif Ikut Kegiatan Menembak, Keluarga Ngaku Baru Tahu setelah Penyerangan Mabes Polri
Menurut Sigit, map kuning yang dibawa ZA berisi tentang kata-kata tertentu.
"Yang bersangkutan membawa map kuning di dalamnya ada amplop bertuliskan kata-kata tertentu," ujar Listo, dikutip dari kanal YouTube Kompas TV, Rabu (31/3/2021).
Selain itu, ZA ternyata sempat mengunggah foto bendera ISIS di akun Instagram-nya.
Listyo menyebut dalam akun Instagram (IG) itu, ZA juga membagikan tulisan tentang jihad.
"Kemudian yang bersangkutan memiliki akun Instagram yang baru di-posting 21 jam yang lalu," ucap Listyo.
"Di dalamnya ada bendera ISIS dan ada tulisan terkait perjuangan jihad."
Baca juga: ZA Ternyata Aktif Ikut Kegiatan Menembak, Keluarga Ngaku Baru Tahu setelah Penyerangan Mabes Polri
Baca juga: ZA Bisa Masuk Mabes Polri meski Bawa Senjata, BNPT: Dalam Gambar Seolah-olah Dia Sendiri
Ia menambahkan, ZA sempat berpamitan pada keluarga sebelum menyerang Mabes Polri.
Namun, hal itu dilakukan ZA lewat grup keluarga.
"Kita temukan juga saat menggeledah rumahnya, sebuah surat wasiat," jelasnya.
"Dan ada kata-kata di WA grup keluarga bahwa yang bersangkutan akan pamit."
Meski aksi teror kian merebak, Listyo meminta anggota kepolisian untuk tetap melayani masyarakat.
Namun, ia tetap mengingatkan kepolisian untuk meningkatkan kewaspadaan.
"Jadi saya sudah perintahkan Kadensus untuk mendalami dan mengusut tuntas kemungkinan adanya jaringan yang terkait dengan tersangka."
"Saya sampaikan pada seluruh anggota untuk tetap memberikan pelayanan pada masyarakat."
"Namun tingkatkan kewaspadaan, tingkatkan sistem pengamanan, baik di markas komando maupun melaksanakan tugas di lapangan," tukasnya. (TribunWow.com)