Terkini Daerah
Pesan Terakhir Freddy Budiman Jelang Eksekusi Mati pada sang Anak: Papa Pergi, Tolong Jaga Adik-adik
Anak Freddy Budiman, Fikri menceritakan pesan terakhir sang ayah sebelum dieksekusi mati di LP Nusakambangan, Cilacap.
Editor: Rekarinta Vintoko
Freddy bahkan mengutarakan keinginannya untuk pergi ke Amerika Serikat karena dia tahu bahwa Fikri pernah mengunjungi negara adidaya itu pada tahun 2014.
Meski demikian, Freddy tak pernah membahas tentang kasus pengedaran narkoba yang menjeratnya di hadapan anaknya.
Dia hanya berpesan agar sang anak menjauhi barang haram tersebut.
Dia juga ingin melihat Fikri melanjutkan kuliah dan menjadi seorang pengusaha.
Pada 28 Juli 2016 atau sehari sebelum eksekusi mati, Freddy masih diizinkan untuk bertemu sang anak dan tiga anggota keluarga lainnya.
Lagi-lagi, Freddy tidak pernah membahas tentang kasus narkoba yang menjeratnya.
Freddy hanya menghabiskan sisa waktunya untuk shalat berjemaah dengan sang anak, makan bersama, mengaji, dan bercerita seputar kehidupan pribadi sang anak.
Sehari jelang eksekusi mati, Freddy sempat meminta satu permintaan kepada petugas LP Nusakambangan, yakni tidur bersama Fikri di dalam ruangan pribadinya.
Baca juga: Kronologi Ibu Muda Dirudapaksa Kakak Ipar, Berawal saat Masuk Kamar Pakai Handuk, Diancam Dibunuh
Namun, permintaan Freddy ditolak petugas karena dikhawatirkan mengganggu psikologis Fikri.
Pada 29 Juli 2016 atau hari eksekusi mati, Freddy pun masih diberi kesempatan untuk bertemu Fikri.
Kala itu, Freddy berpesan kepada Fikri untuk menjadi laki-laki kuat dan bisa memperjuangkan kehidupannya.
"Pesan papa waktu itu adalah Dede (Fikri) boleh nangis sebanyak-banyakmya, setelah papa enggak ada, setelah dede keluar dari lapas (LP Nusakambangan) ini, jadi laki-laki kuat, jadi laki-laki yang kuat mental dan bisa berjuang di kehidupannya," kata Fikri.
Menjelang Maghrib, petugas LP Nusakambangan memberitahu bahwa jam besuk telah habis.
Namun, Freddy meminta waktu tambahan kepada petugas karena ingin menjalankan shalat isya berjemaah dengan sang anak.
"Sebelum shalat maghrib, petugas datang nyamperin, "Pak, mohon maaf waktunya udah habis". Waktu itu papa masih enggak mau, (Freddy bilang) "Saya minta sampai shalat isya", dibolehin (oleh petugas)," ujar Fikri.