Isu Kudeta Partai Demokrat
Bersiap Menuju Pilpres 2024, Andi Mallarangeng Sebut Partai Demokrat Sudah Miliki Figur yang Tepat
Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat, Andi Mallarangeng berbicara soal kontestasi Pilpres 2024 mendatang.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Rekarinta Vintoko
Andi Mallarangeng bahkan mendapat tawaran untuk bergabung dalam Partai Demokrat hasil KLB.
Tawaran tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Partai Demokrat KLB Deli Serang, Mohammad Rahmad.
Dilansir TribunWow.com, Mohammad Rahmad bahkan menawarkan hal sama kepada Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) maupun Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Baca juga: Jubir Partai Demokrat Versi KLB Ungkap Alasan Bukan Marzuki Alie yang Jadi Ketum tapi Moeldoko
Baca juga: Tak Hanya Demokrat, Moeldoko Disebut Pernah Ingin Jadi Ketum Golkar, Andi: Punya Nafsu Kekuasaan
"Semua akan kita himpun menjadi satu. Termasuk Bang Andi pun kalau mau bergabung, ayok bergabung."
"Pak SBY mau bergabung, ayok bergabung, AHY mau bergabung, ayok bergabung," kata Mohammad Rahmad, dikutip dari acara SATU MEJA THE FORUM 'KompasTV', Kamis (11/3/2021).
Menjawab hal itu, Andi justru menanggapinya dengan tertawa.
Dia kemudian menyatakan menolak bergabung di partai dari hasil KLB yang ilegal, lantaran tidak sesuai dengan syarat yang terdapat dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai Demokrat.
"Bagaimana mau bergabung dengan KLB abal-abal," ujar Andi tertawa.
Andi lantas menyinggung keberadaan Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko yang telah terpilih sebagai ketua umum dalam KLB di Deli Serdang, Sumatera Utara itu.
Ia mengaku kasihan dengan langkah atau keputusan politik yang diambil oleh Moeldoko.
"Sebenarnya saya kasihan dengan Pak Moeldoko," kata Andi.
"Pak Moeldoko ini blunder besar dalam kariernya menerima menjadi ketua umum abal-abal itu," ungkapnya.
Hanya saja, Andi mengaku tidak kaget dengan apa yang dilakukan oleh Moeldoko.
Baca juga: Jawaban Mahfud MD soal Desakan Mundur kepada Moeldoko terkait Demokrat: Ada Dua Hal kalau Itu
Menurut mantan jubir Presiden ke-6 RI itu, Moeldoko memang sudah dari dulu memiliki keinginan untuk mengambil partai politik dengan tujuan untuk mendapatkan kekuasaan.
"Orang ini sejak dulu memang pengen mengambil alih entah partai mana lah, kebetulan sekarang ini ada Partai Demokrat lagi seksi. Itu yang mau dia lakukan," jelas Andi.