Terkini Daerah
Mirip Pesepakbola, Pedagang Kerupuk di Jakarta Punya Nilai Transfer Puluhan Juta, Ini Ceritanya
Transfer pemain tak hanya dominasi industri sepak bola tapi juga di dunia produsen kerupuk. Ini ceritanya.
Editor: Rekarinta Vintoko
Menurut Elfin, meski sudah berpuluh-puluh tahun bekerja, pedagang kerupuk keliling belum tentu bisa dengan mudah menitipkan kaleng ke tempat calon pelanggan.
"Pertimbangan pemilik kerupuk pilih pemain, karena pertama skill dagang," ujar Elfin kepada TribunJakarta.com.
"Kalengnya udah taruh berapa banyak. Dia pun gampang memasukkan kaleng yang baru," ia menambahkan.
Bisa dibilang, pedagang kerupuk dengan pesepakbola sebelas dua belas, yaitu sama-sama butuh punya fisik yang kuat.
Iding (62) salah satu pedagang kerupuk yang sudah gaek.
Baca juga: Pernah Temui Keluarga Laskar FPI yang Tewas Ditembak, Taufik Basari Jelaskan Tindak Pidana Biasa
Ia bercerita, fisik yang kuat modal utama pedagang kerupuk karena dituntut gesit dan lincah ketika berkeliling membawa kaleng demi mencari pelanggan baru.
Meski sudah usia lanjut, Iding masih kuat mengayuh sepeda menyusuri jalan raya ibu kota demi berjualan kerupuk.
Nilai Transfer Tembus Rp 90 Juta
Elfin bercerita, pernah menjual dua pedagang kerupuk ke pabrik lain saat tawarannya pas.
Suatu ketika, seorang pemilik pabrik kerupuk yang baru beroperasi di kawasan Bintaro datang menemui Elfin di pabriknya.
Ia ingin membeli dua pedagang kerupuk yang bekerja di Erna Jaya.
Calon pembeli ini sebelumnya sudah mendekati dua pedagang kerupuk karyawan Elfin yang menjadi incarannya.
"Dia datang ke saya, ngobrol-ngobrol ingin membeli dua pedagang saya. Saya setuju, tapi 2 pemain ini bernilai Rp 90 juta. Berani enggak? Berani katanya," cerita Elfin.
Uang transfer itu, lanjut Elfin, sepenuhnya milik pabrik.
Tak dibagi ke pemain yang dijualnya.