Isu Kudeta Partai Demokrat
Andaikan Moeldoko Tak Terpilih Ketum, Pengamat: Tak Ada yang Ikut Campur, Biarin Saja Cakar-cakaran
Pengamat politik Adi Prayitno menilai pemilihan Ketua Umum Partai Demokrat Moeldoko menjadi sorotan publik karena jabatannya yang dekat dengan Istana.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Pengamat politik Adi Prayitno menilai pemilihan Ketua Umum Partai Demokrat Moeldoko menjadi sorotan publik karena jabatannya yang dekat dengan Istana.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Primetime News di Metro TV, Selasa (9/3/2021).
Diketahui Moeldoko kini menjabat sebagai Kepala Kantor Staf Presiden (KSP).

Baca juga: Kesaksian DPC Hadiri KLB Demokrat: Tiba-tiba Jhoni Allen Ketok Palu Ketua Umum adalah Moeldoko
Menanggapi keterlibatan Moeldoko dalam isu kudeta melalui kongres luar biasa (KLB) Demokrat, Adi Prayitno mendukung sang Kepala KSP mengundurkan diri atau Istana memberi teguran keras.
"Publik tahu setiap hari Moeldoko ini KSP. Setiap hari ngantornya di Istana, setiap hari berinteraksi dengan presiden, dengan menteri-menteri. Enggak mungkin orang enggak mengait-ngaitkan ini dengan persoalan Istana," jelas Adi Prayitno.
Ia menyebut sosok yang mendesak Moeldoko mundur dari jabatannya adalah para pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada pemilihan presiden (pilpres) 2019.
Kasus ini dikhawatirkan dapat merusak kredibilitas Jokowi.
Adi menyinggung ada dampak lain yang mungkin terjadi jika Moeldoko melanjutkan manuver politiknya di Demokrat.
"Tentu Istana akan selalu dikaitkan dengan kasus KLB. Ini terkait dengan status Moeldoko sebagai Ketua KSP," ungkap pakar politik ini.
"Andai Moeldoko bukan Ketua KSP, saya kira publik tidak akan merecoki persoalan Partai Demokrat," lanjut dia.
Baca juga: Akui Pemilihan Moeldoko Direncanakan, Kader Demokrat Dijanjikan Rp 100 Juta Cuma Dapat Rp 5 Juta
Ia mengandaikan jika ketua umum terpilih dalam KLB di Deliserdang, Sumatera Utara adalah kader senior lainnya.
"Misalnya ketua umum versi KLB itu adalah Marzuki Alie atau Jhoni Allen, saya kira publik tidak akan ikut campur. Biarin saja mereka cakar-cakaran," ungkap Adi.
"Toh yang menjadi ketua umum mereka adalah kader Demokrat yang pernah membesarkan partai itu," lanjut dia.
Namun masalah ini menjadi besar karena menyeret nama pejabat tinggi di lingkaran dalam Istana.
Menurut Adi, perpecahan Demokrat kini bukan lagi urusan internal partai.