Isu Kudeta Partai Demokrat
Nilai Demokrat Pecat 7 sebagai Langkah Blunder, Pengamat: Ini Jadi Bumerang dan Bom Waktu bagi AHY
Isu Kongres Luar Biasa (KLB) di internal Partai Demokrat terus menyeruak. Para petinggi Demokrat diminta tidak meremehkan isu tersebut.
Editor: Mohamad Yoenus
Apalagi sang ketua umum mereka Anas Urbaningrum dicokok KPK.
Jadilah pada pemilu di tahun 2014 Partai Demokrat merosot drastis, perolehan suara mereka turin drastis dari 25,39% suara menjadi 10,19% suara.
"Publik mulai tak percaya dan image negatif disematkan kepada Partai Demokrat sebagai partai terkorup di Indonesia. Dan kini pendiri Demokrat ingin ada perubahan," kata Jerry.
Wajar lanjut Jerry kalau para pendiri khawatir akan masa depan partai ini pasalnya grafik perolehan suara dan kursi terus terperosok pertama kali mereka berpartisipasi pada pemilihan umum tahun 2004 dan meraih suara sebanyak 7,45% (8.455.225) dari total suara dan mendapatkan kursi sebanyak 57 di DPR.
Baca juga: Konflik Demokrat Kian Memanas, AHY Kini Dilaporkan Marzuki Alie atas Dugaan Pencemaran Nama Baik
Dengan perolehan tersebut, Partai Demokrat meraih peringkat ke 5 Pemilu Legislatif 2004.
Pada 2009 mereka menyalip PDIP dan Golkar dengan meraup 148 kursi di DPR.
Ini sungguh fantastis. Dan seiring berjalannya waktu partai ini terus merosot.
Tidak hanya itu saja 'penyakit' yang menjalar di tubuh Demokrat.
Kata Jerry, faktor lemahnya strategi partai yang menyebabkan guncangan hebat di internal.
"Mereka tidak merangkul para tokoh senior dan pendiri."
"Memang ada pengurus yang baru dan bukan pendiri."
Baca juga: Reaksi Demokrat saat Jhoni Allen Ancam Bongkar Kuitansi Bukti Mahar Kader Nyaleg: Mau Dibuka Lagi?
"Nah ketidakpuasan para pendiri yang menyebabkan partai ini goyah. Dan ini menjadi bumerang dan bom waktu bagi AHY."
"Selain para kaum muda mendominasi kepengurusan."
"Formula dan formasi atau formatur harus balance (seimbang)."
"Saya yakin upaya kudeta dan menggoyang akan terus terjadi dengan dipecatnya 7 kader inti mercy biru," ujar Jerry.(Tribunnews.com/Willy Widianto)