Breaking News:

Kasus Korupsi

Ungkit Integritas Jokowi dan Ahok, PDIP Sangat Kecewa Nurdin Abdullah Terjerat Kasus Dugaan Suap

PDIP mengakui sangat kecewa melihat Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah kini menjadi tersangka atas kasus dugaan suap.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
Twitter.com/basuki_btp
Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama dan Presiden Jokowi saat meresmikan program B30, (23/12/2019). Terbaru, politisi PDIP Deddy Sitorus mengungkit soal intergritas Jokowi dan Ahok ketika mengomentari kasus dugaan suap yang kini menimpa Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah. 

TRIBUNWOW.COM - Politisi PDIP, Deddy Sitorus menyebut, PDIP kini sangat kecewa akan kasus yang menimpa Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Nurdin Abdullah.

Seperti yang diketahui, Nurdin telah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus dugaan suap proyek infrastruktur di Sulsel.

Ia mengatakan, partai politik (parpol) memang tidak bisa memantau terus kadernya seusai menjadi pejabat publik.

Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah mengaku tidak tahu apa-apa terkait kasus dugaan suap yang menjeratnya, Minggu (28/2/2021).
Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah mengaku tidak tahu apa-apa terkait kasus dugaan suap yang menjeratnya, Minggu (28/2/2021). (Capture YouTube Kompas TV)

Baca juga: PDIP Sebut Kasus seperti Nurdin Abdullah akan Terus Terjadi: Akan Tetap Gampang Menjebak Pejabat

Hal itu disampaikan oleh Deddy dalam acara Apa Kabar Indonesia Malam tvOne, Minggu (28/2/2021).

Deddy mengakui, integritas memang menjadi faktor apakah orang akan melakukan tindakan rasuah atau tidak.

"Sangat sulit menemukan orang seperti Pak Ahok atau Pak Jokowi, memang integritasnya kuat," ujarnya.

Ia mengatakan, integritas seseorang terbentuk tergantung dari lingkungan masing-masing individu.

"Akan tetapi integratis pribadi ini sangat bergantung pada lingkungan interaksinya, dan juga lingkungan keluarganya," ujar Deddy.

Melihat kasus Nurdin, Deddy mengatakan PDIP merasa kecewa.

"Terus terang kita dari partai politik, itu sangat kecewa dan sangat sedih," kata dia.

Deddy menjelaskan, sebelum PDIP mencalonkan pejabat publik atau kepala daerah, maka yang bersangkutan harus mengikut psikotes terlebih dahulu.

"Ada namanya pemeriksaan rekam jejak yang panjang," jelasnya.

Meskipun sudah melakukan tes dan seleksi, Deddy mengakui hal itu tidak bisa menjamin.

"Tetapi itu tidak menjamin, karena partai politik dalam hal ini itu seperti sebuah terminal," papar dia.

Mengibaratkan parpol layaknya terminal, Deddy menegaskan para pejabat publik yang sudah keluar dari terminal tidak bisa dipantau terus menerus oleh pihak terminal.

Halaman
1234
Sumber: TribunWow.com
Tags:
JokowiAhokNurdin AbdullahSulawesi SelatanKasus KorupsiPDIPDeddy Sitorus
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved