Isu Kudeta Partai Demokrat
Heran dengan Sikap SBY soal Isu Kudeta, Darmizal: Demokrat saat Ini Mati Gaya, Pak SBY Tolong Paham
Darmizal menilai sikap SBY terlalu berlebihan dalam merespons isu Kongres Luar Biasa (KLB).
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Langkah Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang "turun gunung" menanggapi isu kudeta dalam partainya menjadi sorotan publik, tak hanya dari luar, tapi juga di internal partai.
Satu di antaranya politikus senior Partai Demokrat Darmizal menilai sikap SBY terlalu berlebihan dalam merespons isu Kongres Luar Biasa (KLB).
Darmizal menganggap, penjelasan SBY terlalu reaktif dan penuh emosi.
Baca juga: Peringatkan Sosok yang Hendak Beli Partai Demokrat, SBY: Kami Tidak Tergiur Uang Anda
"Kita semua heran dengan sikap reaktif pak SBY. Reaksi orang besar yang terlalu berlebihan dan, mohon maaf, beliau rasanya agak lebay gitulah," kata Darmizal kepada wartawan, Kamis (25/2/2021).
Darmizal mengatakan, narasi soal KLB tak bisa disamakan dengan kudeta.
Menurut dia, munculnya wacana KLB ini merupakan wujud kegelisahan dari sejumlah kader akan masa depan partai.
Ia mengungkapkan, eksistensi Partai Demokrat di bawah kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) kini cenderung menurun.
Berdasarkan hasil survei Litbang Kompas 2021, Partai Demokrat berada diurutan ke-5 dengan elektabilitas partai hanya 4,6 persen.
Posisi ini tertinggal jauh dengan PDIP (19,7 persen), Gerindra (9,6 persen), dan PKB (5,5 persen).
"Partai Demokrat sekarang tidak greget, pusat kepemimpinan Partai Demokrat melempem dan kalah gengsi dibandingkan PDIP, Gerindra, Golkar, Nasdem dan lain-lain," ujarnya.
"Partai Demokrat saat ini mati gaya. Kepemimpinn AHY sibuk tebar pesona saja isinya, tapi dicuekin rakyat. Ini bahaya bagi nasib PD 2024. Tolong pak SBY pahami ini. Berkoalisi dengan rakyat tapi hasil survey dan faktanya membuktikan PD dijauhi rakyat," imbuhnya.
Darmizal pun meminta agar SBY tak menakut-nakuti rakyat dengan membuat narasi yang berlebihan soal KLB.
Sebab, KLB ini, selain merupakan gerakan alamiah demokrasi, KLB juga akan menyelamatkan masa depan partai.
Ia pun membantah pernyataan SBY yang menyebut KLB akan mengganti seluruh kepengurusan, mulai dari tingkat pusat, daerah, bahkan DPRD bakal melakukan Pergantian Antar Waktu (PAW).
"Tuduhan SBY itu hampa dan kosong belaka. Yang salah dan fatal itu kepemimpinan Ketua umum AHY, sehingga dia yang harus diganti."
"KLB ini gerakan alamiah demokrasi, sangat sehat, dan bagus untuk titik balik menjemput masa depan cemerlang di bawah kepemimpinan baru yang matang, mumpuni, berpengalaman panjang mengabdi NKRI," pungkasnya.
Baca juga: Pernah Difitnah Jadi Penunggang Aksi Massa 212, SBY: Saya Bersedia Bersumpah di Hadapan Allah SWT
SBY Turun Gunung Atasi Gerakan Kudeta
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyebut Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat (GPKPD) belum berhenti.
Dilansir TribunWow.com, SBY mengatakan masih ada laporan yang menyatakan para pelaku GPKPD masih saja berkeliaran dengan misi yang sama.
Hal itu diungkapkannya dalam keterangan resminya yang diunggah dalam kanal YouTube Partai Demokrat, Rabu (24/2/2021).
Baca juga: Singgung Moeldoko dalam GPKPD, SBY Sebut Tak Berintegritas: Sangat Menganggu dan Merugikan Jokowi
Baca juga: Soal GPKPD, SBY Tegaskan Partai Demokrat Tak Diperjualbelikan: Tidak Bermoral, Tidak Halal dan Nista
"Saya telah mendapatkan laporan resmi dari pimpinan partai dan mendapatkan informasi dari daerah."
"Bahwa segelintir kader dan mantan kader pelaku GPKPD itu masih bergerak di lapangan, sembunyi-sembunyi, kucing-kucingan. Berarti gerakan ini masih ada," ujar SBY.
Bahkan menurut SBY gerakan tersebut bukan menyasar para Ketua DPD maupun DPC, melainkan siapapun kader Demokrat yang mau diajak bekerja sama dalam memuluskan langkahnya untuk mengambil alih partai.
Dalam aksinya tersebut, pelaku GPKPK selain menawarkan uang dan janji tetapi juga melakukan penghasutan serta mengadu domba.
"Yang disasar bukan lagi para ketua DPD ataupun Ketua DPC tetapi siapapun yang mau diiming-imingi sejumlah imbalan dan janji-janji yang menggiurkan," kata SBY.
"Sangat mungkin para pelaku gerakan itu menghasut dan mengadu domba antara pimpinan DPP Partai Demokrat dengan para Ketua DPD dan Ketua DPC," imbuhnya.
"Dengan memainkan isu bahwa dalam Musda (musyawarah daerah) dan Mucab (musyawarah cabang) mendatang, mereka akan diganti. Sesuatu yang tidak benar adanya."
Baca juga: SBY Ungkap Partai Demokrat Makin Berani Tampil di Bawah Kepemimpinan AHY: Makin Tegar, Makin Tegas
Menyikapi persoalan tersebut, SBY yang notabene sudah tidak aktif di Partai Demokrat mengaku tidak bisa tinggal diam begitu saja.
Ia pun rela turun gunung untuk bersama pimpinan Partai Demokrat memerangi gerakan yang bisa mengancam kedaulatan partai tersebut.
"Itulah sebabnya meskipun sejak Kogres Demokrat tahun 2020 yang lalu saya tidak lagi aktif dalam kegiatan sehari-hari partai, namun kali ini menghadapi gerakan ini, sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai, saya harus turun gunung," tegas Presiden ke-6 RI itu.
"Dengan penuh rasa tanggung jawab dan dengan kecintaan yang mendalam terhadap Partai Demokrat, meski sebenarnya masa saya sudah lewat, saya harus berjuang bersama saudara semua," pungkasnya. (Tribunnews.com/Chaerul Umam/TribunWow.com/Elfan Fajar Nugroho)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Politikus Senior Demokrat: SBY Panik dan Berlebihan, Rasanya agak Lebay