Virus Corona
Burhanuddin Sebut Penolak Vaksin Covid-19 Lebih Banyak Berasal dari Pendukung Prabowo-Sandi
Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia mengungkapkan hasil surveinya tentang tingkat kesediaan masyarakat untuk disuntik vaksin Covid-19.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia mengungkapkan hasil surveinya tentang tingkat kesediaan masyarakat untuk disuntik vaksin Covid-19.
Dilansir TribunWow.com, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi mengatakan kondisi politik di Pilpres 2019 rupanya sedikit banyak mempengaruhi tingkat kemauan untuk divaksin.
Burhanuddin menyebut secara keseluruhan terdapat 41 persen masyarakat yang tidak bersedia atau sangat tidak bersedia disuntik vaksin Covid-19.

Baca juga: Isu Kehalalan Vaksin Covid-19 Masih Jadi Polemik, Burhanuddin Muhtadi: Banyak yang Tidak Tahu
Baca juga: Sebut Indonesia Beruntung, Jokowi Targetkan Vaksinasi Covid-19 Selesai Akhir Tahun 2021
Itu artinya angka tersebut tergolong cukup tinggi karena hampir setengah dari yang sangat bersedia.
Lebih rinci lagi, Burhanuddin menyebut masyarakat yang menolak vaksin Covid-19 lebih banyak dari pendukung Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno di Pilpres 2019.
Tercatat, pendukung Jokowi-Maruf Amin yang bersedia divaksin mencapai 59,6 persen.
Sedangkan dari pendukung Prabowo-Sandi yang bersedia untuk divaksin 49,2 persen,
Kemudian untuk yang menolak vaksin, dari pendukung Jokowi sebesar 36,1 persen.
Sedangkan pendukung Prabowo-Sandi mencapai 48,1 persen.
"Pilihan Pilpres, orang yang memilih Pak Jokowi itu cenderung bersedia ketimbang yang memilih Pak Prabowo di 2019," ujar Burhanuddin, dikutip dalam acara Kompas Pagi, Selasa (23/2/2021).
Sebagai informasi, survei Politik Indonesia mengambil sampel 1.200 responden yang dilakukan pada periode 1 hingga 3 Februari 2021.
Baca juga: Alasan Penyintas Covid-19 Baru Boleh Disuntik Vaksin setelah 3 Bulan: Masih Ada Kekebalannya
Sementara itu berdasarkan survei dari Litbang Kompas menunjukkan 46 persen masyarakat percaya akan vaksin dan mau untuk disuntikkan vaksin teresebut.
Sedangkan yang tidak percaya dan menolak sebanyak 31 persen.
Sisanya, yakni 23 persen memilh tidak tahu.
Dikutip TribunWow.com dari Kompas.TV, pengambilan sampel dilakukan antara 27 Desember 2020 hingga 9 Januari 9 Januari 2021.