Breaking News:

Terkini Nasional

Ade Armando Sebut Pendukung Din Syamsuddin yang Memelintir Isu Radikal, Imbas Pernyataan Jokowi

Pakar komunikasi politik Ade Armando menganalisis kasus yang menimpa mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin.

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Claudia Noventa
Capture YouTube Cokro TV
Pakar komunikasi Ade Armando menanggapi kasus pelaporan terhadap mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah dengan tuduhan radikalisme, Senin (15/2/2021). 

TRIBUNWOW.COM - Pakar komunikasi politik Ade Armando menganalisis kasus yang menimpa mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan melalui kanal YouTube Cokro TV, Senin (15/2/2021).

Diketahui Din Syamsuddin dilaporkan Gerakan Anti Radikalisme (GAR) Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) atas dugaan pelanggaran disiplin dan etika sebagai seorang Aparatur Sipil Negara (ASN).

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin.
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin. (Ist/Tribunnews.com)

Baca juga: Din Syamsuddin Dilaporkan GAR ITB dengan Tudingan Radikal, Pengamat: Yang Lapor Mestinya Malu

Baca juga: Banyak Reaksi Berlebihan atas Kritiknya ke Jokowi, JK: Tanya saja Tidak Boleh, Apalagi Mengkritik?

Laporan itu disampaikan kepada Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) dan Badan Kepegawaian Negara (BKN) pada 28 Oktober 2020.

"Dalam laporan tersebut GAR Alumni ITB menyampaikan juga rangkaian pernyataan dan ucapan Din selama dua tahun terakhir yang dianggap tidak layak dilontarkan oleh seorang ASN," papar Ade Armando.

Laporan itu menuntut KASN memberikan sanksi disipliner kepada Din Syamsuddin, mengingat ia juga menjabat sebagai dosen di UIN Jakarta.

Namun, laporan itu ditindaklanjuti badan lainnya yang mengurus persoalan radikalisme.

"Oleh KASN laporan ini diteruskan ke Satgas Penangan Radikalisme ASN dan Kementerian Agama," kata Ade Armando.

KASN memutuskan untuk meneruskan laporan itu agar tidak mengambil langkah sendiri.

Sikap tersebut justru membuat kepanikan melanda kelompok-kelompok Din.

Baca juga: Din Syamsuddin Dituduh Berpolitik, Refly Harun Minta GAR ITB Korek Kampusnya Sendiri: Lihat Dosennya

Ade Armando menilai kelompok pendukung Din memelintir informasi dengan menyebut GAR Alumni ITB menuding Din mendukung radikalisme.

"Mereka buru-buru memanipulasi informasi bahwa GAR ITB melaporkan Din dengan tuduhan bahwa Din radikal," kata Ade.

Menurut dia, kasus ini juga terangkat karena bersamaan dengan pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta masyarakat lebih aktif mengkritik.

Kemudian banyak yang mengaitkan laporan terhadap Din juga diperkuat sikapnya yang kritis kepada pemerintah.

"Kebetulan momennya pas sekali dengan serangan terhadap Presiden Jokowi gara-gara pernyatan Jokowi bahwa ia minta dikritik," singgung Ade Armando.

Setelah laporan tersebut, banyak yang menyerang ITB, termasuk organisasi GAR.

"GAR Alumni ITB pun digambarkan sebagai buzzer Jokowi yang dengan sengaja memfitnah Din yang selama ini memang kritis terhadap Jokowi," terang Ade.

Lihat videonya mulai ke-0.50:

Pengamat: Yang Lapor Mestinya Malu

Pengamat politik Adi Prayitno menanggapi laporan terhadap mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Apa Kabar Indonesia di TvOne, Minggu (14/2/2021).

Diketahui Gerakan Anti Radikalisme (GAR) Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) melaporkan Din dengan 6 poin tuduhan terkait dugaan pelanggaran disiplin dan etika sebagai seorang Aparatur Sipil Negara (ASN).

Baca juga: Komentar Refly Harun Din Syamsuddin Dipolisikan atas Dugaan Radikalisme: Adu-mengadu, Aduh Ampun

Baca juga: Mahfud MD Diminta Klarifikasi, Benarkah Istana di Balik Laporan GAR ITB soal Din Syamsuddin?

Termasuk di antaranya poin tentang dugaan Din Syamsuddin bersikap radikal.

"Saya enggak paham yang menuduh Pak Din ini radikal. Kemudian publik ada yang mengaitkan ini dengan konstelasi politik di persoalan Ikatan Alumni ITB," komentar Adi Prayitno.

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin menghadiri deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Selasa (18/8/2020).
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin menghadiri deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Selasa (18/8/2020). (Tribunnews/Herudin)

"Kalau soal itu kita enggak mau tahu, tapi ketika bicara tentang radikalisme, ini menyangkut banyak orang," lanjutnya.

Adi lalu menyoroti latar belakang Din Syamsuddin yang dibentuk oleh empat peradaban besar.

Diketahui Din adalah alumnus Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor yang terkenal di Jawa Timur, alumnus sekaligus Guru Besar di UIN Syarif Hidayatullah tempatnya memperbincangkan Islam moderat dan liberal, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, serta alumnus University of California Los Angeles (UCLA).

Baca juga: Din Syamsuddin Dilaporkan GAR ITB, PP Muhammadiyah Tak Terima: Pemerintah Sendiri Biasa Saja

Baca juga: Din Syamsuddin Dilaporkan GAR ITB, Dedi Mulyadi hingga Mahfud MD Tepis soal Tudingan Radikal

"Empat peradaban besar ini kalau dibaca oleh orang yang bilang Pak Din itu radikal, mestinya dia malu," ucap Adi.

"Saya menyebut orang yang melapor menyebut Pak Din radikal sebenarnya adalah orang yang tidak tahu apa-apa tentang Pak Din Syamsuddin," tambah dia.

Adi menyinggung Din Syamsuddin juga terlibat dalam berbagai dialog antaragama.

"Pak Din sampai saat ini aktif terlibat dalam interfaith dialogue. Bukan hanya dalam skala nasional, bahkan di level internasional Pak Din selalu menjelaskan tentang satu role model Islam yang inklusif dan intoleran," ungkitnya.

Dengan latar belakang itu, Adi menilai banyak orang mempermasalahkan laporan GAR Alumni ITB.

"Ini yang orang ingin tahu ada apa sebenarnya dengan laporan ini. Kalau ini soal persaingan alumni ITB, ada pelanggaran ASN, ya monggo. Tapi yuk bicara tentang radikalisme, karena menyangkut banyak orang," tegasnya. (TribunWow.com/Brigitta)

Tags:
Ade ArmandoDin SyamsuddinradikalismeTribunWow.comJokowiPP MuhammadiyahInstitut Teknologi Bandung (ITB)Aparatur Sipil Negara (ASN)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved