Terikini Nasional
Din Syamsuddin Dituding Radikal, Ketua PP Muhammadiyah Beri Pembelaan dan Sebut Bukan Tokoh Oposisi
Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Anwar Abbas tanggapi tudingan radikalisme kepada Din Syamsuddin.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
"Oleh karena itu dia ingin menampakkan dialog, kalau ada perbedaan kita selesaikan di meja diskusi," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke- 5.28
Pertanyakan Dasar Tudingan
Sebelumnya dalam kesempatan sama, Anwar Abbas dengan tegas mempertanyakan dasar dari tudingan yang menyebut Din Syamsuddin adalah seorang radikal dan meminta untuk ditunjukkan bukti-buktinya.
"Kita melihat tuduhan mereka itu tidak berdasar, apa dasarnya?," tanya Anwar Abbas.
"Kalau mengatakan Pak Din radikal, mana tindakan dan ucapan Pak Din yang radikal?," tanyanya.
Anwar Abbas lantas mengungkapkan sosok dari Din Syamsuddin yang diyakini tidak mungkin memiliki sikap radikal.
Dikatakannya bahwa mantan Ketua PP Muhammadiyah itu memiliki peran besar dalam aksi perdamaian Islam, baik di Indonesia, Asia, maupun dunia.
Baca juga: Soal Pelaporan Novel Baswedan, Zainal Arifin: Punya Sejarah Panjang Pergesekan dengan Kepolisian
"Pak Din ini hidup di tengah-tengah pluralitas dan dia mendirikan sebuah organisasi atau lembaga kajian yang bernama Center for Dialogue and Cooperation among Civilisation (CDCC)," ungkapnya.
"Dan di tingkat Asia dia adalah presiden dari Asia Conference of Religions for Peace (ACRP). Jadi sebuah konferensi agama-agama di tingkat Asia, di mana agama untuk menciptakan perdamaian," sambungnya.
"Dan di tingkat dunia dia adalah honorary president dari Word Conference Religions for Peace (WCRP)."
Oleh karenanya, Anwar Abbas mengatakan tidak mungkin seorang Din Syamsuddin yang memiliki niat baik dalam perkembangan Islam justru dituding radikal.
"Jadi Pak Din ini adalah orang yang cinta damai dan mencintai perdamaian serta memperjuangkan perdamaian," kata Anwar Abbas.
"Kalau dia radikal mana mungkin dia ditunjuk jadi presiden di tingkat asia dan menjadi honorer presiden di tingkat dunia," terangnya.
"Bingung juga saya dan logikanya di mana?," tutupnya. (TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)