Terikini Nasional
Din Syamsuddin Dituding Radikal, Ketua PP Muhammadiyah Beri Pembelaan dan Sebut Bukan Tokoh Oposisi
Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Anwar Abbas tanggapi tudingan radikalisme kepada Din Syamsuddin.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Anwar Abbas tanggapi adanya tudingan radikalisme yang ditujukan kepada Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Din Syamsuddin.
Dilansir TribunWow.com, Anwar Abbas menyebut Din Syamsuddin bukanlah tokoh oposisi, meski diakui kerap melakukan kritik terhadap pemerintah, apalagi dituding radikal.
Hal itu disampaikan dalam acara Kabar Petang, Sabtu (13/2/2021).

Baca juga: Mengaku Dekat, Rocky Gerung Sebut Ngaco Tudingan Radikal ke Din Syamsuddin: Buzzer Kehabisan Istilah
Baca juga: Din Syamsuddin Dituding Radikal, Ketua PP Muhammadiyah: Bingung juga Saya dan Logikanya di Mana?
Dalam kesempatan itu, Anwar Abbas memastikan bahwa sikap kritis dari Din Syamsuddin dilakukan untuk kebaikan bangsa dan negara.
Dirinya juga menyinggung sikap dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta masyarakat lebih aktif.
Merujuk pernyataan dari Jokowi tersebut, Anwar Abbas menilai kritik dari Din Syamsuddin, maupun pihak-pihak lain memang perlu adanya.
"Menurut saya, baca saja pernyataan Pak Jokowi terakhir, pemerintah butuh kritik, lalu yang kepanasan kok para pengikut Jokowi," ujar Anwar Abbas.
"Pak Jokowi aja meminta, karena Pak Jokowi sadar bahwa kalau tidak ada kritik sulit bagi dia untuk membangun dan mengembangkan bangsa dan negara ini."
"Dan Pak Din memposisikan diri seperti itu," jelasnya.
Anwar Abbas lantas menilai bahwa sikap kritis dari Din Syamsuddin bukan menunjukkan yang bersangkutan sebagai oposisi.
Karena dikatakannya bahwa kritik dari Din Syamsuddin bersifat objektif dan membangun, serta tidak melulu menyalahkan.
Baca juga: Din Syamsuddin Dituduh Radikal, Menkopolhukam Mahfud MD: Beliau Itu Kritis Bukan Radikalis
"Dan menurut saya Pak Din bukan oposisi, kalau oposisi itu benar atau salah pemerintah tetap salah," kata Anwar Abbas.
"Kalau Pak Din kan tidak seperti itu, kalau pemerintah benar dia dukung, kalau pemerintah salah dia ingatkan," terangnya.
Maka dari itu, ia tidak percaya ketika Din Syamsuddin dituding menganut paham radikal.
"Pak Din Syamsuddin sepengatahuan saya sangat cinta kepada bangsa dan negaranya," ungkapnya.
"Oleh karena itu dia ingin menampakkan dialog, kalau ada perbedaan kita selesaikan di meja diskusi," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke- 5.28
Pertanyakan Dasar Tudingan
Sebelumnya dalam kesempatan sama, Anwar Abbas dengan tegas mempertanyakan dasar dari tudingan yang menyebut Din Syamsuddin adalah seorang radikal dan meminta untuk ditunjukkan bukti-buktinya.
"Kita melihat tuduhan mereka itu tidak berdasar, apa dasarnya?," tanya Anwar Abbas.
"Kalau mengatakan Pak Din radikal, mana tindakan dan ucapan Pak Din yang radikal?," tanyanya.
Anwar Abbas lantas mengungkapkan sosok dari Din Syamsuddin yang diyakini tidak mungkin memiliki sikap radikal.
Dikatakannya bahwa mantan Ketua PP Muhammadiyah itu memiliki peran besar dalam aksi perdamaian Islam, baik di Indonesia, Asia, maupun dunia.
Baca juga: Soal Pelaporan Novel Baswedan, Zainal Arifin: Punya Sejarah Panjang Pergesekan dengan Kepolisian
"Pak Din ini hidup di tengah-tengah pluralitas dan dia mendirikan sebuah organisasi atau lembaga kajian yang bernama Center for Dialogue and Cooperation among Civilisation (CDCC)," ungkapnya.
"Dan di tingkat Asia dia adalah presiden dari Asia Conference of Religions for Peace (ACRP). Jadi sebuah konferensi agama-agama di tingkat Asia, di mana agama untuk menciptakan perdamaian," sambungnya.
"Dan di tingkat dunia dia adalah honorary president dari Word Conference Religions for Peace (WCRP)."
Oleh karenanya, Anwar Abbas mengatakan tidak mungkin seorang Din Syamsuddin yang memiliki niat baik dalam perkembangan Islam justru dituding radikal.
"Jadi Pak Din ini adalah orang yang cinta damai dan mencintai perdamaian serta memperjuangkan perdamaian," kata Anwar Abbas.
"Kalau dia radikal mana mungkin dia ditunjuk jadi presiden di tingkat asia dan menjadi honorer presiden di tingkat dunia," terangnya.
"Bingung juga saya dan logikanya di mana?," tutupnya. (TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)