Isu Kudeta Partai Demokrat
Soal Isu Moeldoko Dalangi Kudeta Demokrat, Pengamat: Kalau AHY Tak Teriak, Bulan Ini Diambilalih
Pengamat Politik, Ujang Komarudin mengangap tepat langkah Partai Demokrat membongkar isu kudeta.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Pengamat Politik, Ujang Komarudin menganggap tepat langkah Partai Demokrat membongkar isu kudeta.
Ujang pun kembali mengungkit sejumlah partai yang akhirnya pecah dan diambilalih dalam waktu singkat.
Hal itu diungkapkannya dalam kanal YouTube Kompas TV, Jumat (5/2/2021).
Mulanya, Ujang menyinggung kemungkinan keterlibatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam gerakan kudeta Demokrat.

Baca juga: Pengamat Akui Kemungkinan Moeldoko Terlibat dalam Isu Ambil Alih Demokrat: Ini Kudeta yang Ketahuan
Baca juga: Andi Arief Sebut Moeldoko Sudah Ditegur Jokowi terkait Isu Gerakan Kudeta Partai Demokrat
Ia juga membahas nama Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko.
Sebelumnya, Moeldoko dituding sebagai dalang gerakan kudeta Demokrat.
"Dan ingat, justru dengan tidak ada kepentingan Pak Jokowi, seorang presiden ke depan," kata Ujang.
"Justru orang yang banyak kepentingan tu di sekitarnya itu loh, Pak Moeldoko CS itu."
"Sehingga ini yang merusak demokrasi, ini bagian gaya lama yang sesungguhnya."
"Mohon maaf sekali lagi, ini kudeta yang ketahuan," sambungnya.
Baca juga: Bantahan Darmizal saat Didesak Effendi Gazali dan M Qodari soal Pertemuan Moeldoko dengan Demokrat
Baca juga: Merasa Kasian kepada Jokowi soal Isu Kudeta Demokrat, Ruhut Sitompul: Apapun Hormati Pak Moeldoko
Ujang menambahkan, langkah Demokrat mengungkap gerakan kudeta ini sangat tepat.
Menurutnya, Ketua Umum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), melakukan tugasnya dengan baik.
Apalagi, Demokrat juga langsung menyurati Jokowi perihal isu ini.
"Seandainya Pak AHY tidak teriak ke publik, tidak membuat surat ke Pak Jokowi," ujar dia.
"Mohon maaf, saya bisa membuat analisa, bulan ini bisa diambil alih itu."
"Sama dengan Partai Berkarya, sangat singkat, cepat, bisa diambilalih."
Langkah cepat AHY ini, disebutnya, bisa menggagalkan gerakan kudeta Demokrat.
"Karena Pak AHY teriak ke publik sehingga publik merespons dengan gegap gempita."
"Lalu mengirim surat ke presiden, akhirnya sekarang saling lempar argumen dan berdebat di media" tukas Ujang.
Simak videonya berikut ini mulai menit ke-3.37:
Debat Demokrat dengan Eks Pengawas
Dalam kesempatan lain, sebelumnya perdebatan terjadi antara Politisi Partai Demokrat, Andi Mallarangeng, dengan eks wakil ketua komisi pengawas Partai Demokrat, Darmizal.
Keduanya terlibat saling tuduh saat membahas soal isu kudeta Partai Demokrat.

Baca juga: Soal Kudeta, Ruhut Sitompul Ungkap Curhatan dan Keluhan dari Kader Demokrat atas Kepemimpinan AHY
Baca juga: Ditegur agar Tak Baper, Andi Mallarangeng Soroti Darmizal Malah Ngaku Masih Kader Demokrat
Mulanya, Andi ditanya soal sikap Demokrat saat satu di antara kadernya, Jhoni Allen Marbun, diduga terlibat gerakan kudeta.
"Ada mekanisme internal, sekarang ini sedang berjalan," ucap Andi, dikutip dari kanal YouTube Indonesia Lawyer Club, Kamis (4/2/2021).
"Dewan kehormatan dan mahkamah partai sedang berjalan, itu adalah urusan internal kami dan akan diselesaikan secara internal."
Namun, hal itu langsung dibantah Darmizal.
Sambil menunjuk-nunuk Andi, Darmizal menyebut Andi tak paham betul kondisi Demokrat kini.
Perdebatan keduanya pun terjadi.
Baca juga: Bongkar Cara Pemilihan AHY di Demokrat Diduga Tak Adil, Ruhut Sitompul Ngaku Terima Curhatan
Baca juga: Enggan Sebut Nama, Andi Mallarangeng Ungkap Ada Petinggi Demokrat yang Sarankan Moeldoko Datangi SBY
"Kalau Anda mengerti, dia tidak begitu paham bagaimana Partai Demokrat karena dulu enggak di Partai Demokrat," ujar Darmizal.
"Saya dulu bersaing menjadi ketua umum di Partai Demokrat," bantah Andi.
"Sekarang ini termasuk kader yang paling senior saya ini."
Andi dan Darmizal pun saling membantah pernyataan masing-masing.
Kali ini, Darmizal menyebut Demokrat kini mengalami krisis kepemimpinan paling parah.
"Sebelum bicara ke eksternal, menuduh orang-orang sembarangan, di-clear-kan dulu ke dalam," ujar Darmizal.
"Itu mekanisme makanya sekarang saya katakan krisis kepemimpinan terburuk di Partai Demokrat."
"Loh, gimana terburuk? Ini sekarang terbaik," bantah Andi.
Lantas, Andi menjelaskan dugaan kudeta yang melibatkan sejumlah kader Demokrat dan Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko.
Menurut Andi, pihak Moeldoko menelepon sejumlah kader Demokrat untuk menghadiri pertemuan rahasia tersebut.
"Loh elemen kekuasaan itu saya yang ngajak karena orang Demokrat minta bantuan di Kalimantan Selatan," kata Andi.
"Laporan kepada kami mereka ditelepon ada banyak, tapi yang datang cuma 8 orang."
"Lalau ditelepon, mau diberikan penyaluran bantuan. Bukan mereka yang minta tapi mereka ditelepon."
"Lalu yang dtaang 8 orang, tiba-tiba dibawa ke Hotel Aston," tukasnya. (TribunWow.com)