Terkini Nasional
Natalius Pigai Ungkap Kronologi Cuit Hendropriyono hingga Dibalas Abu Janda, Mulanya terkait FPI
Mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai angkat bicara tentang kronologi konfliknya dengan penggiat media sosial Permadi Arya alias Abu Janda.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Mantan Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Natalius Pigai angkat bicara tentang kronologi konfliknya dengan penggiat media sosial Permadi Arya alias Abu Janda.
Dilansir TribunWow.com, hal itu terungkap dalam tayangan di kanal YouTube Akbar Faizal Uncensored, Kamis (4/2/2021).
Diketahui Abu Janda dilaporkan atas dugaan ujaran kebencian berbasis suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) terhadap Pigai melalui cuitan di Twitter.

Baca juga: Natalius Pigai Dilaporkan Balik karena Dianggap SARA, Refly Harun: Saya Sendiri Tidak Mendukung
Cuitan itu untuk membalas Pigai yang berkomentar tentang mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Hendropriyono.
Menurut Pigai, cuitannya yang menyinggung Hendropriyono berawal dari keprihatinan terhadap organisasi masyarakat (ormas) Front Pembela Islam (FPI).
"Memang sebelumnya soal masalah pemerintah mau membubarkan FPI. Kemudian mereka menekan FPI supaya seluruh infrastruktur mereka hancur," ungkap Natalius Pigai.
Ia menilai pembubaran FPI menunjukkan negara menggunakan kekuasaan berlebih.
"Saya memandang saya lebih memahami FPI. Ketika FPI itu bubar, yang pertama tentu organisasinya. Yang kedua para pekerjanya. Berapa juta orang yang hidup dari FPI?" ungkit Pigai.
Ia melanjutkan, FPI menjadi wadah pembicaraan isu-isu agama dan doktrin tertentu.
FPI memfasilitasi kelompok yang ingin membahas ideologi khilafah.
"Kedua, FPI itu juga salah satu ruang yang disediakan diskursus wacana-wacana berbagai persoalan yang realis langsung dengan pemahaman doktrin," terang Pigai.
"Saya memahami bahwa kelompok yang sering tidak puas dalam konteks ideologi khilafah, konteks ideologi agama, itu ada di sana juga," lanjut aktivis HAM tersebut.
Baca juga: Temui Abu Janda, Gus Miftah Beri Peringatan: Jangan sampai Ada Anggapan Mas Arya Mewakili NU
Menurut Pigai, kelompok-kelompok seperti ini sebaiknya dibiarkan masuk dalam organisasi tertentu agar tidak menjadi liar.
Negara juga dapat mengontrol dan mengelola hubungannya agar baik dengan antarorganisasi.
Pigai lalu membalas cuitan Hendropriyono ketika membahas pembubaran FPI itu.
"Oleh karena itu maka ketika Pak Hendro menyerang, saya cut. Bukan tujuan pribadi saya menyerang, saya antisipasi dengan memberi kritikan di Twitter," kata Pigai.
Ia mengungkapkan cuitannya berisi mempertanyakan kapasitas Hendropriyono yang seolah-olah bersikap sebagai pejabat yang hendak menekan FPI.
Pigai menilai cukup instrumen negara bekerja terhadap organisasi-organisasi seperti FPI.
Rupanya hal itu membuat Hendropriyono tersinggung.
Walaupun begitu, Pigai mengaku paham jika Hendropriyono tersinggung.
Ia menilai sosok Hendropriyono adalah sebagai negarawan.
"Saya cuma nulis 100 kata, beliau nulis 2 halaman dengan thread itu," ungkap Pigai.
Setelah itu komentar Pigai dibalas Abu Janda dengan ujaran yang diduga ingin menohok aspek SARA.
"Kemudian muncullah lawan kita Abu Janda dan kelompok-kelompok lain yang muncul," jelas Pigai.
Lihat videonya mulai menit 8.00:
Ahmad Sahroni Yakin Abu Janda Punya Backingan
Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni buka suara soal kasus yang kini menjerat Permadi Arya alias Abu Janda.
Menurut Ahmad Sahroni, Abu Janda seolah mengentengkan tindakan hukum yang bakal dilakukan Polri.
Sebelumnya, Abu Janda dipolisikan seusai diduga menuliskan cuitan rasisme terhadap mantan komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai.
Tak hanya itu, Abu Janda juga menuai sorotan seusai menyebut Islam arogan.
Baca juga: Buntut Panjang Kasus Abu Janda, Relawan Pro Jokowi Anggap Buzzer Berbahaya: Roy Suryo Saja Dibully
Baca juga: Cuitan Abu Janda Merembet ke Seluruh Twitter, Peneliti Medsos: Netizen Ada Dendam Lama yang Keluar
Dalam kanal YouTube Apa Kabar Indonesia tvOne, Senin (1/2/2021), Ahmad Sahroni menilai pihak kepolisian akan menegakkan keadilan dalam kasus Abu Janda.
"Keadilan gampang kok, nanti secara urut dari A sampai Z polisi akan periksa," ujar Ahmad Sahroni.
"Apakah ini mengandung hal negatif atau tidak, kita serahkan ke kepolisian."
Ahmad Sahroni mengatakan, kini masyarakat memang menjadikan Abu Jandi sebagai sorotan.
Apalagi, Abu Janda sempat menuliskan tantangan di akun Twitter-nya.
"Yang pasti, reaksi masyarakat saat ini sangat fokus pada yang diucapkan Permadi Arya," kata Abu Janda.
"Dan mengundang tentang tantangan yang disampaikan di Twitter oleh Permadi Arya."
"'Kita buktikan siapa yang lapor dan terlapor yang terperiksa'," tambahnya.
Baca juga: Kapolri Terus Disorot soal Kasus Abu Janda, GP Ansor Singgung Janji Listyo Sigit saat Diuji DPR
Baca juga: Soal Abu Janda Sebut Islam Arogan sampai Ngaku-ngaku Kader NU, Yenny Wahid: Saya Enggak Kenal Dia
Ahmad Sahroni menilai, cuitan Abu Janda seolah mengentengkan kepolisian.
Karena itu, ia menduga Abu Janda memiliki sokongan orang penting di belakangnya.
Hal itu diungkapkannya setelah melihat Abu Janda begitu percaya diri (pede) dalam menghadapi kasus ini.
"Ini enggak baik, kenapa? Karena menantang pihak-pihak," ujar Ahmad Sahroni.
"Yang seolah-olah Polri bisa diatur dengan kategori seolah-olah ada orang kuat di belakangnya."
"Kalau untuk kebajikan masyarakat, manfaat orang banyak kita senang."
"Tapi kalau yang backing orangnya untuk merusak persatuan dan kesatuan bangsa jangan dilakukan," sambungnya.
Lantas, Ahmad Sahroni menyinggung soal pelantikan kapolri baru, Listyo Sigit belum lama ini.
Ia berharap, Listyo Sigit bisa menangani kasus Abu Janda secara adil.
"Kapolri baru ditantang melakukan sesuatu hal yang luar biasa di sini tanpa pandang bulu menyikapi terkait isu-isu luar biasa ini." jelas Ahmad Sahroni.
"Dia pasti punya backing, kalau enggak, enggak mungkin berani melakukan hal demikian."
"Mengucapkan di tweet, 'Siapa yang terperiksa, terlapor dahulu'"
"Ini adalah sandi bahwa jangan menggunakan backing-an untuk melakukan segala hal," tukasnya. (TribunWow.com/Brigitta/Tami)