Isu Kudeta Partai Demokrat
Bahas Drama Kudeta Demokrat, Deddy Sitorus Yakin akan Berlanjut sampai 2024: Ketakutan Sendiri
Politisi PDI Perjuangan (PDIP), Deddy Sitorus buka suara soal isu kudeta Partai Demokrat.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Politisi PDI Perjuangan (PDIP), Deddy Sitorus buka suara soal isu kudeta Partai Demokrat.
Deddy Sitorus menganggap, drama yang dibuat Demokrat seolah sebuah sinetron.
Tak hanya itu, ia juga menganggap Demokrat tengah berusaha menyudutkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Hal tersebut diungkapkan Deddy Sitorus dalam kanal YouTube Official iNews, Kamis (4/1/2021).

Baca juga: Soal Kudeta Demokrat, Deddy Sitorus Minta AHY Belajar dari Megawati dan Yakini Ada Pengaruh SBY
Baca juga: Anggap Tak Lucu Isu Kudeta Demokrat, Deddy Sitorus: Seolah-olah AHY Setara dengan Presiden
Mulanya, Deddy memuji sikap Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko.
"Sebagai pribadi dia harus bertanggungjawab karena hak politiknya mau apa," kata Deddy.
"Sepanjang tidak menggunakan kekuasaannya, wewenang yang ada padanya, fasilitas yang melekat pada dia."
"Kalau itu dia gunakan, itu salah," sambungnya.
Deddy mengatakan, isu kudeta tersebut tak akan merusak hubungan Demokrat dan PDIP.
Pasalnya, menurut dia, dunia politik sudah terbiasa dengan drama-drama seperti yang kini terjadi.
"Saya kira dunia politik kita sudah cukup dewasa ya," terang Deddy.
"Jadi politik ngambekan ala Demokrat ini saya kira akan berlalu seiring waktu."
Baca juga: Anggap Tak Lucu Isu Kudeta Demokrat, Deddy Sitorus: Seolah-olah AHY Setara dengan Presiden
Baca juga: M Qodari Sebut Isu Kudeta Demokrat Muncul karena Popularitas AHY Jauh di Bawah SBY: Sebagian Ragu
Namun, Deddy meyakini drama serupa bakal dilakukan Demokrat hingga 2024 mendatang.
Ia pun menyinggung soal sorotan yang terus diarahkan pada Jokowi.
"Nanti paling akan bikin sinetron ngambekan lagi," kata dia.
"Kita tunggu aja teatrikal ngambekan berikutnya, pasti ada sampai 2024 yakin saya."
"Nanti dikit-dikit nyalahin Jokowi, kesenggol bajaj nyalahin Jokowi."
"Ada orang mau menggunakan jalur internal mereka ngambek, ya terserah aja," lanjutnya.
Menurut Deddy, Pilpres 2024 akan menjadi ajang pembuktian Demokrat.
"Nanti dibuktikan 2024, mungkin mereka agak takut karena pernah pengalaman waktu Demokrat mengelola kekuasaan ada kejadian seperti ini ya terserah aja."
"Mereka kan ketakutan sendiri, mungkin, saya enggak ngerti," tukasnya.
Simak videonya berikut ini mulai menit ke-9.00:
Pernyataan Andi Mallarangeng
Di sisi lain, sebelumnya Politisi Partai Demokrat, Andi Mallarangeng terbahak saat membahas konferensi pers yang digelar Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko.
Sebelumnya, Moeldoko mengaku tak ingat pada 2015 pernah meminta jabatan pada Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Moeldoko diisukan pernah meminta dijadikan Ketua Umum Partai Demokrat.

Baca juga: Selain Moeldoko, Ruhut Sitompul Beberkan Pertemuan Kader Demokrat dengan Luhut, Bicarakan Apa?
Baca juga: Minta Demokrat Anggap Santai soal Manuver Moeldoko, Max Sopacua: Kalau Mau Maju 2024 Biarkan Saja
Isu tersebut mencuat seiring dengan ribut soal gerakan ambil alih Partai Demokrat.
"Yang saya dengar tadi di ujung wawancara dengan Pak Moeldoko ada wartawan yang tanya," ucap Andi, dikutip dari kanal YouTube Kompas TV, Rabu (3/2/2021).
"'Benar enggak 2015 Pak Moeldoko datang, masih panglima TNI waktu itu, lalu bertanya apakah Pak Moeldoko mengusulkan Pak Marzuki Alie sebagai sekjen?'."
Sambil terbahak, Andi mengaku ragu dengan jawaban Moeldoko.
Ia menganggap, Moeldoko tak mungkin melupakan momen penting yang terjadi 2015 lalu.
Baca juga: Soroti Gerak-gerik Moeldoko, Andi Mallarangeng: Demokrat Ini Lagi Seksi, Mau Diambil Alih
Baca juga: Respons Moeldoko saat Ditanya soal Surat AHY pada Jokowi: Orang Ngopi-ngopi, Masa Lapor Presiden
"Itu pertanyaan wartawan, kemudian dijawab Pak Moeldoko 'Aduh lupa saya, 2015 sudah lupa'," ucap Andi.
"Tanya Pak Moeldoko, masa lupa?"
"Tanya Pak Moeldoko, suruh pikir baik-baik, mungkin kurang dipikir baik-baik."
Menurut Andi, 2015 lalu, Moeldoko masih menjabat sebagai panglima TNI.
Karena itu, Moeldoko seharusnya belum diperbolehkan mencampuri urusan partai.
"Karena 2015 itu dia masih panglima TNI, masih pakaian dinas itu," kata Andi.
"Belum bisa ikut-ikutan urusan partai, tapi tanya baik-baik dia, lupa kan bisa benar."
Di sisi lain, mantan sekjen Demokrat, Marzuki Alie mengaku tak mengetahui kabar tersebut.
Meski di 2015 ia masih menjabat di Demokrat, Marzuki Alie menyebut tak tahu jika Moeldoko pernah meminta jabatan pada SBY.
"Saya malah enggak tahu," kata Marzuki Alie.
"Gimana saya mau tahu, saya aja sering disebut orang tapi saya tidak tahu."
"Sepanjang saya di pimpinan partai, seseorang yang pengin jadi gubernur, tiba-tiba dia punya kartu anggota."
"Partai ini partai terbuka dan kita usung sebagai kader partai," tukasnya. (TribunWow.com)