Vaksin Covid
Jubir Kemenkes Sebut Belum Ada Reaksi Serius dari Vaksin Covid-19 Sinovac: Semua Bersifat Ringan
Jubir Kemenkes menjelaskan sampai saat ini belum ada penerima Vaksin Sinovac yang mengalami reaksi serius.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi menyampaikan soal perkembangan program vaksinasi Covid-19 di Indonesia.
Hingga saat ini ia mengatakan belum ada reaksi serius dari vaksin Sinovac yang digunakan dalam program vaksinasi Covid-19.
Pernyataan itu disampaikan oleh dr. Siti pada saat menyambut kedatangan Vaksin Sinovac tahap keempat, di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Selasa (2/2/2021).

Baca juga: Penjelasan Pakar soal Orang yang Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 Masih Bisa Terinfeksi Virus Corona
Dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Siti menymapaikan hingga kemarin Senin (1/2/2021), total sudah ada 500 ribu tenaga kesehatan (nakes) yang sudah menerima suntikan vaksin Sinovac.
"Kedatangan vaksin ini merupakan berita baik bagi kita semua dan wajib kita syukuri," kata dr. Siti.
"Angka tersebut menunjukkan antusiasme yang luar biasa dari tenaga kesehatan untuk mendukung program vaksinasi yang sekaligus juga menunjukkan optimisme mereka terhadap keamanan dan manfaat vaksin dalam memberikan perlindungan diri mereka dari Covid-19," papar dia.
Dokter Siti mengingatkan bahwa vaksin Sinovac lebih banyak manfaatnya dibandingkan risikonya.
Ia lalu menjelaskan berdasarkan laporan dari Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI), belum ada penerima vaksin Sinovac yang mendapat reaksi serius.
"Semua reaksi masih bersifat ringan dan tidak ada yang serius," kata dr. Siti.
"Melihat jumlah tenaga kesehatan yang telah divaksinasi dan pengalaman puluhan tahun melakukan imunisasi, maka kami optimis, satu setengah juta target tenaga kesehatan dapat tercapai paling lambat akhir Februari," lanjutnya.
Dokter Siti menjelaskan, 10 juta dosis vaksin yang diterima pada Selasa ini akan digunakan untuk program vaksinasi tahap kedua yang menyasar 17,4 juta petugas pelayanan publik.
Ia lalu menyinggung soal kekebalan komunitas yang akan terbentuk sebagai tujuan utama program vaksinasi Covid-19.
"Ketika kekebalan kelompok terhadap Covid-19 telah terbentuk," kata dr. Siti.
"Maka anggota masyarakat yang tidak bisa menerima vaksin Covid-19 karena keterbatasan kondisi kesehatannya, akan dapat bisa terlindungi."
Terakhir dr. Siti mengingatkan bahwa selain vaksinasi diperlukan untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan mulai dari mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan membatasi mobilitas.