Virus Corona
25 Relawan Uji Klinis Vaksin Positif Covid-19, Ridwan Kamil: Jangan Digeneralisasi Seolah-olah Gagal
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil tanggapi soal adanya relawan uji klinis vaksin Covid-19 jenis Sinovac yang dinyatakan positif.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil tanggapi soal adanya relawan uji klinis vaksin Covid-19 jenis Sinovac yang dinyatakan positif.
Dilansir TribunWow.com, setidaknya ada 25 relawan yang positif Covid-19 setelah menjadi relawan uji klinis vaksin tahap ketiga.
Ridwan Kamil meminta kepada semua pihak untuk tidak langsung menggeneralisir bahwa seolah-olah vaksin Sinovac gagal.
Baca juga: Beredar Isu Cip di Dalam Vaksin Covid-19, Arya Sinulingga: Mana Mungkin, Itu Kan Cairan
Baca juga: Vaksinasi Mandiri Harus Gunakan Vaksin Covid-19 yang Ada Izin BPOM, Satgas: Rencana Masih Pembahasan
Menurut Ridwan Kamil yang notabene juga ikut menjadi relawan menjelaskan bahwa relawan tersebut dikelompokkan menjadi dua.
Yakni relawan yang benar-benar disuntikkan vaksin Sinovac dan relawan yang hanya disuntikkan plasebo.
Oleh karenanya, menurutnya, relawan yang terpapar Covid-19 itu dimugkinkan adalah mereka yang hanya disuntikkan plasebo.
Meski begitu, dikatakannya tidak menutup kemungkinan juga relawan yang disuntikkan vaksin tetap terpapar Covid-19.
"Apakah mungkin saja kelompok yang positif itu adalah kelompok yang tidak disuntik vaksin, tetapi plasebo," ujar Ridwan Kamil.
Khusus untuk relawan yang disuntik vaksin tetapi masih terpapar Covid-19, Mantan Wali Kota Bandung itu meminta untuk tetap melihat alasan dan faktor-faktornya.
Karena menurutnya berdasarkan penjelasan dari dokter yang mengurusi uji klinis tahap ketiga, proses antiodi dari vaksin baru terbentuk setelah tiga bulan dari penyuntikan kedua.
Baca juga: Syarat-syarat Penerima Vaksin Covid-19 yang Harus Dipenuhi, Tidak Miliki Riwayat Penyakit Berikut
"Tapi kalau yang divaksin kena Covid-19, harus dilihat dulu jadwal terkenanya," kata dia.
"Jadi kami disuntik bulan Agustus pertama, kemudian disuntik lagi bulan September setelah 14 hari. Dari September ke Desember itu terjadi proses antibodi," ungkap Ridwan Kamil.
Oleh karenanya, bisa disimpulkan atau kemungkinan besar, relawan yang terpapar Covid-19 terjadi sebelum antibodi itu terbentuk.
"Mungkin saja kenanya sebelum tiga bulan karena antobodinya belum maksimal, dia kena," imbuhnya.
"Jadi cerita itu menurut saya harus dibedah dan jangan digeneralisasi sebagai seolah-olah gagal," harapnya menutup.