Tekini Daerah
Fakta Tabib Palsu Cabuli Siswi SMA di Blitar, Ternyata Belajar Pengobatan Hanya dari Medsos
Seorang tabib palsu, warga Desa Plosorejo, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, berbuat asusila pada siswi SMA berusia 17 tahun.
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Seorang tabib palsu, warga Desa Plosorejo, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, berbuat asusila pada siswi SMA berusia 17 tahun.
Berdasarkan pengakuannya, tabib palsu tersebut ternyata belajar mengobati hanya dari media sosial.
Pelaku melancarkan aksinya berkali-kali, dan baru terbongkar setelah ia meminta uang Rp 3 juta untuk USG.
Baca juga: Permintaan ke Istri Tak Dituruti, Pria Ini Cabuli Anak Kandung setelah Ajak Nonton Film Porno
Baca juga: Pria di Maluku Cabuli Anak Tetangga Umur 8 Tahun, Selalu Ancam akan Cekik Korban jika Ketahuan

Diberitakan Surya, pelaku adalah NH alias Tomo (43), yang telah melanggar norma kesusilaan hingga membuat citra praktisi pengobatan alternatif di Blitar tercoreng.
Bagaimana tidak, hanya berbekal pengetahuan pengobatan yang dipelajarinya di media sosial (medsos), ia sudah menerima pasien yang belakangan malah dicabulinya.
Tabib palsu tersebut ditangkap petugas Polres Blitar, Senin (11/1/2021) lalu, setelah dilaporkan korbannya, As (17).
As adalah siswi SMA asal Desa Deyeng, Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri yang beberapa kali dikerjai pelaku saat pengobatan.
"Pelaku sudah diamankan di rumahnya, Senin pagi. Itu setelah dilaporkan orangtua korban kalau anaknya menjadi korban nafsu bejat si dukun itu," kata Kapolres Blitar, AKBP Leonard M Sinambela, Rabu (13/1/2021).
Baca juga: Ayah Ajak Anak Kandungnya Nonton Film Porno Bersama, Berujung Pencabulan dengan Teman-temannya
Baca juga: Siswi SD Dibawa Kabur dan Diperkosa Pemuda 20 Tahun, Korban Sempat Unggah Video Tiktok Bareng Pelaku
Yang dialami korban memang apes.
Sudah memilih orang yang salah untuk pengobatan penyakitnya, dan ketemu NH yang tidak punya kemampuan mengobati.
Malah akhirnya melakukan perbuatan tidak senonoh.
Mengutip hasil keterangan dari pelaku dan orangtua korban, pada 2019 lalu korban yang masih duduk di kelas 2 SMA, awalnya bermaksud mengobati penyakit kista yang dideritanya.
Entah siapa yang memberi tahu kalau pelaku dianggap orang pintar, akhirnya korban dibawa berobat ke rumah pelaku.
Informasinya, orangtua korban diberi tahu temannya kalau ada tabib yang bisa mengobati berbagai penyakit.
Yaitu NH yang sebenarnya seorang pengangguran.