Pesawat Sriwijaya Air Jatuh
Mayor Iwan Beberkan Pencarian Black Box Sriwijaya Air, 3 Kali Menyelam Lihat Benda Oranye di Lumpur
Anggota tim penyelam TNI AL Mayor Iwan Kurniawan mengungkapkan momen penemuan Flight Data Recorder (FDR) Sriwijaya Air SJ 182.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Mohamad Yoenus
Namun tim penyelam baru menemukan bagian FDR, sedangkan CVR masih dalam proses pencarian.
Menanggapi fakta tersebut, Ruth mencoba menganalisis penyebab kotak hitam itu tercerai-berai saat jatuh ke laut.
"Kalau melihat pecahan seperti itu dan dia bisa sampai terpisah dari kotak yang harusnya bersama, samping-sampingan," kata Ruth Hanna Simatupang.
"Saya pikir ini berarti ini benturannya sangat keras sekali," komentarnya.

Diketahui bahan kotak hitam dipersiapkan untuk menghadapi berbagai macam kondisi, seperti kebakaran dan terbenam di dalam air.
Ruth menyinggung fakta bahwa mesin pesawat masih menyala saat jatuh ke perairan Kepulauan Seribu.
Diketahui pesawat itu jatuh dari ketinggian 10.000 kaki setelah 4 menit mengudara dari Bandara Soekarno-Hatta.
Baca juga: Ali Ngabalin Sempat Sebar Hoaks Foto Sriwijaya Air Jatuh, Refly Harun: Repost Tanpa Berpikir
Ruth menilai pesawat Boeing 737-500 tersebut jatuh dengan kecepatan tinggi sebelum akhirnya menghantam permukaan laut.
"Tadi sudah dirilis oleh KNKT juga bahwa mesin masih hidup ketika menghantam laut," ungkit Ruth.
"Berarti posisi jatuhnya cepat sekali karena berhenti di 250 dari ketinggian 10.000 dengan cepat," jelasnya.
"Kemudian dia baru menghantam laut," lanjut mantan investigator KNKT ini.
Proses hantaman yang sangat cepat ini diduga menjadi penyebab kotak hitam SJ 182 terpecah-belah saat ditemukan.
"Proses itu, hantaman yang dari atas itu, yang membuat dia terlepas. 'Kan dia biasanya ada di ekor pesawat, jadi dia terlepas," kata Ruth.
"Mungkin black box-nya sudah keluar dari pesawat, ternyata belum. Begitu menghantam, baru dia terlepas. Kemungkinan begitu," tambah dia. (TribunWow.com/Brigitta)