Pesawat Sriwijaya Air Jatuh
Sepasang Kekasih Asal NTT Tak Ada di Daftar Korban Sriwijaya Air, sang Paman: Pakai KTP Temannya
Dua orang korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Sir SJ 182 tidak terdaftar dalam manifest penumpang.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Rekarinta Vintoko
Junaenah bercerita, saat itu sebagian besar warga berada di dalam rumah karena cuaca yang buruk.

Namun, ada beberapa warga yang tetap melaut mencari rajungan.
"Pas dengar saya kaget 'Ya Allah, suara apa itu', karena besar sekali seperti bom. Tapi saya dan anak-anak tidak keluar karena saya kira hanya petir di tengah hujan," kata Junaenah yang jarak rumahnya dari bibir pantai hanya sekitar 200 meter.
Sementara itu, para nelayan yang sedang melaut mengaku melihat adanya pesawat yang jatuh.
"Nelayan yang baru pulang mengabari bahwa di sana (perairan Pulau Lancang-Pulau Laki) ada pesawat yang jatuh. Saya langsung ingat oh mungkin itu yang siang tadi (saat hujan) saya kira petir sangat besar," ucap Marsu, Ketua RT 001/RW 001 Pulau Lancang.
Marsu mengatakan, menyusul kejadian tersebut, sejumlah warga Pulau Lancang ikut melakukan pencarian dan evakuasi pesawat Sriwijaya Air SJ 182.
"Akhirnya pihak berwenang di sini berinisiatif untuk mengumpulkan warga dan melakukan pencarian sebisanya sampai dihentikan sekitar pukul 21.00 WIB," ucap Marsu.
Berdasarkan keterangan dari Flight Radar, dijelaskan bahwa pesawat hilang kontak setelah baru lepas landas selama 4 menit dari Bandara Soetta.
Kontak terakhir pesawat terbang dengan ketinggian 10.000 di atas permukaan laut.
Kabar tersebut dibenarkan oleh Juru Bicara Kementerian Perhubungan, Adita Irawati.
"Telah terjadi lost contact pesawat udara Sriwijaya rute Jakarta - Pontianak dengan call sign SJY 182. Terakhir terjadi kontak pada pukul 14.40 WIB,” ujarnya kepada Kompas.com. (TribunWow.com/Brigitta/Anung)