Terkini Daerah
Dua Anak Kandung Jadi Korban Rudapaksa Ayahnya hingga Korban Hamil, Cucunya juga Diperlakukan Sama
Perbuatan bejat dilakukan oleh seorang pria berinisial AR alias OP (60). Ia nekat merudapaksa anak kandungnya, bahkan juga cucunya.
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Mendengar itu, FR langsung memanggil AP dan menanyakan kebenaran persoalan itu.
Baca juga: Tokoh Agama Termasuk Kelompok Prioritas Penerima Vaksin Covid-19, Ini Penjelasan Wiku Adisasmito
Saat didesak FR, anak sulungnya pun mengaku bahwa ia telah disetubuhi kakeknya sendiri pada November 2020 di wilayah Kelurahan Mendoni, Kecamatan Kintom.
FR terkejut atas pengakuan AP, ia pun langsung curiga bahwa adik perempuannya juga menjadi korban sang ayah.
FR lantas bertanya hal yang sama kepada adik kandungnya berinisial FI (10).
Jawaban FI itu pun sama dengan yang diungkapkan oleh AP.
FI mengaku telah disetubuhi ayahnya sendiri saat berada di kebun Desa Ranga-ranga, Kecamatan Masama.
Kepada penyidik, FR kemudian mengaku bahwa kejadian yang sama pernah dialaminya, sehingga ia langsung curiga bahwa adik dan anaknya juga menjadi korban AR.
Ia mengungkapkan dirinya pernah jadi korban kebejatan AR, ayah kandungnya sendiri, sejak duduk di bangku kelas empat SD.
Perlakuan AR yang terus berlanjut dengan ancaman pembunuhan tak bisa dihindarinya.
"Saat itu, FR hanya bisa pasrah hingga ia melahirkan dua orang anak dari perbuatan ayahnya," beber Pino Ary.
Baca juga: Punya Jadwal Padat, Raffi Ahmad Dihubungi Langsung Pihak Istana Negara untuk Didaftarkan Vaksin
Lebih lanjut, Pino Ary menerangkan, FR dipaksa AR untuk mengaku bahwa anak itu lahir atas hubungan dengan orang lain kepada ibunya dan warga.
Istri AR dan warga sekitar percaya dan hanya menyalahkan FR saat peristiwa itu terjadi.
"Namun, saat anak dan adiknya kembali dicabuli oleh korban pada 31 Desember 2020 kemarin, FR tak bisa terima. Hingga akhirnya dirinya melaporkan kasus AR ke polisi pada tanggal 1 Januari 2021," ungkap Pino Ary.
Residivis kasus yang sama hingga ancaman hukuman kebiri
Saat ini AR telah mendekam di sel tahanan Polres Banggai dengan ancaman pasal 81 ayat 1 subs pasal 82 ayat 1 Undang-undang nomor 35 tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak.