Vaksin Covid
Pastikan Tak Berbahaya, Tim Uji Paparkan Efek Samping Vaksin Covid-19 Sinovac: Sembuh Sendiri
Prof Dr Kusnandi Rusmil menyebut hasil uji klinis vaksin Sinovac tidak memiliki efek samping yang berbahaya.
Editor: Ananda Putri Octaviani
"Sampai saat ini, data-data menunjukkan hasil yang baik sehingga ini terus meningkatkan rasa percaya diri kami sebagai evaluator sehingga hasilnya akan jadi baik," kata Penny usai penandatanganan peningkatan suplai komitmen letter vaksin dari perusahaan AstraZeneca dan Novavax pada Rabu (30/12/2020).
"Hasil-hasil data sementara uji klinis dari hasil pengamatan setelah penyuntikan kedua yang sudah selesai dan pengamatan selama 1, 3, dan 6 bulan, bertahap sudah diberikan," lanjut dia.
Vaksinasi Mulai Pekan Depan
Sementara itu Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Airlangga Hartarto mengatakan vaksinasi Covid-19 dijadwalkan berlangsung pekan depan.
Hal itu disampaikan Airlangga usai rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin, (4/1/2021).
"Tadi dilaporkan bahwa pemerintah akan segera memulai untuk melakukan vaksinasi yang dijadwalkan sekitar pertengahan bulan atau minggu depan," kata Airlangga.
Pemerintah menurut Menteri Koordinator bidang Perekonomian tersebut masih menunggu izin penggunaan darurat atau Emergency use Authorization (EuA) vaksin Sinovac dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan juga fatwa kehalalan vaksin dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Baca juga: Cerita Tenaga Kesehatan Indonesia setelah Disuntik Vaksin Covid-19 di Inggris: Cuma Pegal Linu
Dalam memproses izin penggunaan darurat vaksin Sinovac, BPOM kata Airlangga dibantu data-data dari uji klinik yang dilakukan di Bandung dan negara lain yang menggunakan vaksin serupa.
"Data-data (uji klinik) akan digunakan mulai dari data Turki, data Bandung dan juga data-data yang diberikan secara scientific dari Brazil dan juga dari Sinovac itu sendiri," pungkasnya.
Sebelumnya pemerintah menegaskan bahwa program vaksinasi Covid-19 di Indonesia akan dilakukan selama 15 bulan terhitung dari Januari 2021 hingga Maret 2022.
Juru Bicara Vaksin Covid-19 Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmidzi mengatakan bahwa vaksinasi Covid-19 kepada 181,5 juta masyarakat Indonesia akan dilakukan secara bertahap dan dibagi ke dalam dua periode.
"Pelaksanaan vaksinasi selama 15 bulan ini akan berlangsung dalam dua periode," kata dia dalam konferensi pers virtual, Minggu, (3/1/2021).
Periode pertama, vaksinasi akan dilakukan pada Januari hingga April 2021. Vaksinasi di periode pertama tersebut akan diprioritaskan bagi tenaga kesehatan dan petugas publik di 34 provinsi.
"Periode pertama itu berlangsung dari Januari hingga April 2021 dan akan memprioritaskan kepada 1,3 juta tenaga kesehatan dan 17,4 juta petugas publik yang ada di 34 provinsi," kata dia.
Setelah periode pertama selesai maka vaksinasi Covid-19 akan dilakukan kepada masyarakat lainnya. Vaksinasi Covid-19 periode kedua memakan waktu kurang lebih 11 bulan dari April 2021 hingga Maret 2022.